Spain Tourism Board Kenalkan “Camino de Santiago”
Setiap perjalanan memiliki arti sendiri-sendiri untuk tiap individu. Spain Tourism Board pada Selasa (1/3/2016) memperkenalkan Walking the Camino, sebuah perjalanan unik menjelajah rute eksotis di Spanyol Utara. Sepintas, perjalanan ini tampak berat karena harus dilakukan dengan berjalan kaki sejauh 700 kilometer menuju ke Santiago di Galicia.
Perjalanan yang dikenal dengan nama Camino de Santiago ini merupakan rangkaian dari perjalanan ziarah yang sudah berlangsung sejak lama. Sejarah mencatat bahwa awalnya Camino de Santiago – yang dalam bahasa lokal berarti jalan kaki ke Camino – adalah untuk memperingati rute perjalanan jenazah Yakobus dari Yerusalem ke Santiago yang dibawa dengan jalan kaki. Kini rute yang dianggap sebagai rute ziarah ini banyak dilakoni wisatawan yang ingin mencari tantangan berbeda saat berwisata.
Ada beberapa jalur dalam ritual Camino de Santiago ini, di antaranya adalah Portugal Way, French Way, Via de La Plata, dan Northern Way. Dalam acara jumpa pers yang digelar Spain Tourism, dilakukan juga pemutaran film “Walking the Camino: Six Ways to Santiago” yang merupakan film dokumenter berdurasi sekitar 60 menit. Film ini menceritakan ritual Camino de Santiago melalui jalur French Way.
Beberapa tokoh yang hadir di film ini adalah wisatawan yang datang dari berbagai negara dengan karakter dan latar belakang berbeda. Tomas (Portugal), Annie (Amerika Serikat), Tatiana dan puteranya yang masih usia balita, Cyrian (Prancis), Wayne dan Jack (Kanada), Misa (Denmark), Sam (Brasil), Martha (Korea Selatan) dan Paul (Jerman) saling mengisahkan suka duka perjalanan ini mulai dari awal hingga berakhir di Camino.
Marc Grossman, peneliti dari Australia pengelola situs Caminodownunder.com menjelaskan bahwa perjalanan Camino de Santiago bukanlah sebuah lomba atau adu ketahanan fisik, tapi lebih kepada perjalanan spiritual yang memberikan efek pada jiwa, bukan sekadar fisik. Ia membagi karakter pejalan menjadi dua bagian, yaitu metafisik yang berfokus pada hubungan (emosi, spiritual, eksplorasi, dan menemukan sesuatu) dan personal yang berfokus pada individu sebagai “mesin” berjalan.
“Kategori kedua ini lebih membuat Anda seperti mesin yang sibuk memikirkan teknik berjalan, kekuatan fisik, kesalahan yang terjadi, peralatan perjalanan, smartphone dan asuransikecelakaan,” tegas Grossman.
Menurutnya dalam Camino de Santiago ini peserta bebas memilih rute mana saja yang dikehendaki dan bisa bebas memilih mulai dari mana dan berakhir tak harus di Santiago.
“Perjalanannya yang penting, bukan tujuannya,” tambahnya.
Saat ini Spanyol adalah negara kedua di dunia yang paling banyak dikunjungi wisatawan. Dengan gerbang utama di Barcelona dan Madrid, pejalan Indonesia hingga kini masih sering menjadikan perjalanan ke Spanyol ini satu paket dengan Portugal, padahal Spanyol sendiri menawarkan begitu banyak objek wisata menarik. Saat ini tercatat ada 25 situs warisan dunia UNESCO yang berlokasi di Spanyol.
Untuk perjalanan nyaman ke Spanyol dari Jakarta, saat ini bisa menggunakan Turkish Airlines.
Untuk informasi Camino de Santiago, bisa mengakses laman spain.info dan tourspain.es