Sokola Rimba Segera Tayang
Film Sokola Rimba yang terinspirasi dari kisah yang ditulis oleh Butet Manurung akan serentak tayang di selurun Indonesia pada 21 November 2013. Film kesembilan karya sutradara Riri Riza yang diproduseri Mira Lesmana ini mengambil setting di era tahun 2000-an dan menceritakan dedikasi Butet Manurung (diperankan Prisia Nasution) dalam mengajar baca-tulis-berhitung anak-anak rimba Hutan Bukit Duabelas, Jambi, di tengah kepungan kemajuan zaman. Pendiri Sokola Rimba yang bergerak di bidang pendidikan dasar bagi suku-suku marjinal di Indonesia ini ingin menyuarakan bahwa Indonesia dengan segala keragamannya sangatlah kompleks, sehingga sistim pendidikan tidak bisa disamaratakan.
Syuting sengaja dilakukan di hutan tempat Butet pernah mengajar dan syuting baru dimulai setelah tiga kali kunjungan pendekatan dengan masyarakat setempat. Orang Rimba sepakat untuk memerankan diri mereka sendiri dalam film ini, sehingga sejalan dengan misi sutradara agar Orang Rimba menceritakan kisah mereka sendiri. “Mereka sangat cerdas dan dapat spontan menghadapi apa pun yang ada di depan mata – memang seperti itulah akting, yaitu bereaksi atas lawan main kita. Lagipula setiap membuat film, saya ingin belajar sesuatu dari film tersebut, sehingga syuting memang harus benar-benar dilakukan di dalam hutan di Sumatera sana, tidak bisa di sembarang hutan di Depok atau Bogor,” ujar Riri Riza yang mengakui bahwa pengalaman menelusuri hutan menjadi pengalaman yang luar biasa. Begitu pun bagi para pemain. Karena sebagian besar dialog harus diucapkan dalam bahasa suku setempat, ia pun harus belajar fasih bahasa tersebut. Belajar langsung dengan berinteraksi dengan anak-anak rimba, dalam empat hari pun ia sanggup menguasai bahasa tersebut. “Belajar bahasanya tidak terlalu sulit, yang tersulit justru bagaimana kehadiran saya diterima oleh anak-anak rimba sehingga mereka merasa nyaman berada di dekat saya,” tutur Prisia.
Awalnya Butet Manurung sendiri sempat khawatir ketika kisah yang tertuang dalam buku memoarnya akan difilmkan. “Saya khawatir Riri dan Mira tidak bisa menangkap yang ingin saya sampaikan di buku. Namun karena kemudian mereka banyak meluangkan waktu untuk berdiskusi dengan saya, akhirnya saya yakin mereka satu visi dengan saya,” ujar wanita peraih Time Asia Hero tahun 2004 ini.
Film keluarga ini tak hanya menghibur, namun juga akan membuka mata penonton akan berbagai permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan. Dihiasi lagu berlirik indah yang dibawakan duo Bubugiri, adegan demi adegan dalam film ini akan semakin menambah kecintaan terhadap Indonesia yang kaya.