Museum Seni Modern MACAN Segera Dibuka di Jakarta
Masyarakat dan pencinta seni Indonesia kini akan dapat menikmati sajian karya seni modern dan kontemporer dari dalam dan luar negeri di Jakarta, tepatnya di Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara (Museum MACAN) yang akan dibuka pada tahun depan. Saat ini museum tersebut masih dalam tahap pembangunan di Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Pendirian museum ini atas inisiatif kolektor seni Haryanto Adikoesoemo, Presiden Direktur PT AKR Corporindo Tbk. Museum. Luas museum mencapai 4.000 meter persegi dan tak tanggung-tanggung, untuk mengelola museum seni ini, Haryanto pun merekrut Dr. Thomas J. Berghuis, sebagai direktur museum. Berghuis merupakan mantan kurator ahli seni Tiongkok di Museum Guggenheim, New York.
Museum ini didirikan untuk memberikan warna baru, wawasan seni modern dan kontemporer bagi masyarakat Indonesia. Haryanto menegaskan bahwa Jakarta merupakan salah satu pusat budaya yang paling dinamis dan Indonesia mempunyai banyak seniman berbakat.
“Indonesia sudah lama menjadi rumah bagi seniman berbakat dan eksperimental yang tak terhitung jumlahnya di semua genre,” ujar Haryanto dalam siaran pers, Selasa (26/1/2016).
Haryanto berharap museum yang didirikan ini bisa mendukung dan memperluas industry kreatif dan ragam komunitas seni serta memperkuat lembaga budaya di wilayah ini.
Museum ini juga akan menampilkan karya-karya maestro seni Indonesia dan seniman mancanegara seperti dari Eropa, Amerika Utara, Cina dan wilayah Asia lainnya.
Setidaknya 800 koleksi akan dipamerkan di museum ini, seperti karya dari Raden Saleh, S. Sudjojono, Affandi, Lee Man Fong, Heri Dono, FX Harsono, Agus Suwage, Christine Ay Tjoe, dan Handiwirman Saputra; seniman regional, seperti Fernando Cueto Amorsolo, Sanyu, Yang Maolin, dan Wu Guanzhong; serta seniman internasional seperti Ai Wei Wei, Robert Rauschenberg, Anish Kapoor, Gerhard Richter, Banksy, Andy Warhol, Jean Michel Basquiat, Jeff Koons, Ed Ruscha, Keith Haring, David Hockney, Frank Stella, dan Antoni Tapies.
“Saya sangat antusias menjadi ujung tombak Museum MACAN,” tegs Dr. Berghuis.
“Ini akan memberikan kontribusi penting bagi ekosistem budaya Nusantara dan akan memperluas perspektif dunia seni dengan menyertakan wilayah yang sering terlewatkan,” lanjutnya.
Museum ini juga menyelenggarakan program pendidikan dan pelibatan masyarakat, penelitian seni modern dan kontemporer Indonesia dan dunia. Ada pula kesempatan untuk pengembangan profesional bagi seniman kurator dan profesi seni rupa lainnya. Haryanto merencanakan soft launch pada triwulan akhir 2016, dan peresmian awal 2017.
Sumber: bisnis.com
Foto: artnews.com