Wajah Baru Bandara Ahmad Yani Semarang
Terhitung per 6 Juni 2018, Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang resmi pindah ke terminal baru dan diresmikan langsung oleh Presiden RI, Joko Widodo keesokkan harinya. Bandara seluas 58.000 meter persegi ini dibangun dengan estimasi biaya sekitar Rp 2,08 triliun, di mana langkah investasi ini dilakukan untuk mengatasi masalah daya tampung penumpang yang meningkat dari tahun ke tahun.
Terminal baru ini berperan efektif untuk melayani penumpang hingga 6,9 juta setiap tahunnya, dari semula yang hanya sanggup melayani sekitar 800 ribu penumpang setiap tahunnya. Hal ini juga dibarengi dengan peningkatan luas apron bandara yang kini bisa menampung hingga 12 pesawat, juga tambahan fasilitas lain, seperti 30 konter check-in, delapan eskalator, delapan elevator, dua travelator, tiga garbarata, serta areal parkir yang dapat memuat hingga 1.200 kendaraan.
Tak hanya menarik perhatian dengan perbaikan dan peningkatan fasilitas, sejumlah fakta menarik terungkap mengenai terminal baru ini. Pertama, terminal dibangun di atas kawasan rawa yang dikelilingi kolam, mulai dari gedung utama hingga areal parkir, tentunya fakta ini menjadikannya sebagai terminal penumpang bandara terapung pertama di Indonesia. Pemandangan sekitar terminal juga dilengkapi dengan 24.000 bibit mangrove yang ditanan di atas lahan seluas 4.478 meter persegi, yang bertujuan untuk mendukung kelestarian lingkungan. Konsep ramah lingkungan juga diusung terminal baru Bandara Internasional Ahmad Yani dalam hal pengadaan air, di mana tidak hanya menggunakan layanan dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) saja tapi juga diperoleh dari air payau dan air hujan yang diolah dengan sistem Reverse Osmosis (RO), proses penyaringan air.