3 Atraksi Unik di Amsterdam
Menyandang predikat sebagai salah satu kota di dunia yang layak huni berkat suasana kota yang menyenangkan, bangunan-bangunan bersejarah yang megah, jembatan-jembatan yang melingkar di atas kanal, dan pilihan transportasi efisien yang beragam, Amsterdam adalah destinasi yang populer di kalangan pejalan Indonesia karena kedekatan historis. Berkunjung kemari, pastikan menuju tiga tempat unik berikut ini.
- Hash Marihuana & Hemp Museum
Museum unik ini selain di Amsterdam juga terdapat di Barcelona, Dunedin, Wina, dan California. Bertempat di Distrik De Wallen yang populer dengan julukan Red Light District karena di sinilah area prostitusi dilegalkan, museum ini dibuka pada 1985. Ketika itu namanya adalah Hash Info Museum dan nyaris ditutup sehari setelah pembukaannya. Namun berkat negoisasi sang pemilik, tempat ini dibuka kembali seminggu kemudian.
Museum ini memiliki misi mulia, yaitu ingin mengedukasi pengunjung tentang tumbuhan ganja. Bertempat di sebuah rumah kanal, di sini lengkap dipaparkan fungsi-fungsi ganja, salah satunya karena memiliki serat kuat, ganja sering dimanfaatkan sebagai tekstil, pembuatan tali-temali, dan kertas. Di samping itu, ganja pun besar manfaatnya dalam produksi obat-obatan, cat, sabun, dan bahkan bijinya dapat digunakan sebagai bahan bakar lampu minyak. Di area galeri, dipamerkan pengunaan ganja dalam masyarakat dari zaman ke zaman, termasuk dalam berbagai tradisi, ritual, dan seni.
Dengan segala kontroversinya, tak heran Hash Marihuana & Hemp Museum dapat menarik 100.000 pengunjung per tahunnya. Selebriti dunia, seperti Whoopie Goldberg dan politisi Belanda Dries van Agt, pun tercatat pernah singgah ke museum ini. Hanya lima menit berjalan kaki dari Dam Square, museum ini buka tiap hari (kecuali 27 April yang merupakan Hari Raja) pukul 10:00 hingga 22:00, dengan tiket seharga sembilan euro. Pengunjung di bawah umur – yang dapat masuk museum minimum 13 tahun – wajib ditemani orangtua atau wali.
- Electric Ladyland
Amsterdam tercatat memiliki 75 museum bertema unik, namun hanya satu museum yang didedikasikan bagi fluoresensi yang dikreasikan menjadi karya seni. Fluoresensi sendiri adalah pancaran sinar oleh suatu zat setelah melalui proses radiasi elektromagnet yang akhirnya menghasilkan pencahayaan yang unik. Dengan menyelipkan muatan ilmiah, museum ini menampilkan koleksi mineral fluoresensi warna-warni yang membuat keseluruhan ruangan bagai negeri khayalan.
Dari luar, bangunan museum ini tak mengesankan kemegahan. Pun begitu memasuki interiornya yang terdiri dari ruangan-ruangan tak begitu luas. Pengunjung harus terlebih dahulu melepas jaket dan sepatu mereka sebelum menuju area museum di lantai bawah. Bersama Nick Padalino, seniman sekaligus pemiliki museum ini, pengunjung akan mendengarkan penjelasan mengenai segala hal yang berkaitan dengan fluoresensi, seperti bagaimana jika sebuah batu berwarna abu-abu ditembakkan cahaya khusus akan berubah menjadi warna-warni tertentu. Ia pun kerap mengambil objek sederhana, seperti menyorotkan cahaya hitam ke uang, kartu pengenal, hingga sampul paspor untuk mengungkap pola-pola cahaya.
Lokasi Electric Ladyland adalah di Prinsengracht, tepatnya di antara Bloemgracht dan Egelantiersgracht, yang hanya lima menit berjalan kaki dari Anne Frank House dan Westerkerk. Pengunjung dapat menikmati museum mini ini setiap Selasa hingga Sabtu pukul 13:00 hingga 18:00 dengan tiket seharga lima euro.
- KattenKabinet (Cat Cabinet)
Museum ini menyuguhkan sederetan lukisan, gambar, patung, dan karya-karya seni lainnya bertema kucing buatan Pablo Picasso, Rembrandt, Henri de Toulouse-Lautrec, Corneille, Sal Meijet, Théophile Steinlen, dan Jože Ciuha.
KattenKabinet berdiri pada 1990. Bob Meijer, sang pemilik museum adalah pecintakucing dan pernah memelihara seekor kucing bernama John Pierpont (JP) Morgan. Kucing tersebut kerap diberi hadiah oleh teman maupun kerabat sang pemilik, seperti lukisan, patung kucing perunggu, bahkan replika dolar AS yang wajah George Washington-nya diganti dengan wajah sang kucing. Sepeninggal Morgan, Meijer mengumpulkan hadiah-hadiah tersebut dan membuka lantai bawah rumah kanal miliknya sebagai museum. Konon, rumah di Herengracht 497 ini juga sempat dijadikan lokasi syuting film Ocean’s Twelve (2004).
Area pameran tersebar di beberapa ruangan, seperti Ballroom dan Ruang Musik yang dinding dan langit-langitnya dihiasi lukisan City Virgin yang diperkirakan berasal dari abad 16 dan 17. Ruang Mechelen, perpustakaan, serta ruangan yang didedikasikan khusus bagi JP Morgan pun tak kalah menarik dan terutama bagi pecinta binatang, museum ini juga akan menimbulkan keharuan menyaksikan keistimewaan hubungan pemilik dan peliharaannya, di mana hubungan tersebut tak putus walau telah dipisahkan kematian. KattenKabinet buka Senin hingga Jumat pukul 10:00 hingga 17:00, Sabtu dan Minggu pukul 12:00-17:00, dengan tiket seharga tujuh euro (dewasa atau gratis untuk anak di bawah 12 tahun).