TOP

Membiarkan Ubud Mengobati Jiwa & Raga (Bagian 2)

HOSHINOYA Bali adalah gerai Hoshino Resorts pertama di luar Jepang. Terinspirasi dari kerajaan Bali kuno dengan kuil yang dikelilingi air, konsep arsitektur hotel ini pun dirancang mengikuti filosofi masyarakat Bali yang selalu menjaga keseimbangan dengan alam. Itulah sebabnya setiap aspek resor ini pun dibuat sedemikian rupa agar para tamu dapat menikmati kemegahan alam. Hotel yang baru dibuka Januari 2017 ini terletak di lembah Sungai Pakerisan yang sakral.

Konon, Dewa Indra lah yang menciptakan Tirta Empul, sumber mata air di Tampaksiring yang tak jauh dari HOSHINOYA Bali, dengan menancapkan pedangnya ke tanah. Air yang muncul dari lubang bekas tancapan pedang tersebut kemudian dianggap suci dan mengalir ke Sungai Pakerisan. Karena legenda tersebut, maka di mana pun berada di HOSHINOYA Bali, para tamu pun diajak untuk merasakan suasana sungai melalui sejumlah 30 vilanya ditata apik dikelilingi taman tropis dan kolam renang berkonsep kanal sepanjang 70 meter yang dapat diakses dari setiap kamarnya yang dihiasi ukiran khas Bali yang indah.

Memasuki HOSHINOYA Bali, para tamu akan melewati gerbang mungil seperti tipikal gerbang rumah-rumah tradisional Bali. Dari lobi, untuk menuju ke vila-vila yang akan dihuni selama staycation, para tamu akan diajak menyusuri dek kayu yang dikelilingi taman tropis dan mengingatkan akan hutan hujan. Properti ini pun dilewati subak, sistem irigasi komunal warisan turun-temurun. Tersedia tiga jenis vila yang masing-masing dilengkapi gazebo untuk bersantai sambil menikmati alam sekitar, selain dihiasi ukiran yang menggambar cerita rakyat Bali karya seniman setempat.

Vila Jalak adalah vila yang dikelilingi taman dan kolam renang dengan teras yang menghadap hutan di sekitar lembah Sungai Pakerisan. Terletak paling dekat dengan restoran, spa, dan fasilitas umum lainnya, vila ini cocok untuk keluarga dengan anak-anak. Vila Soka menawarkan suasana yang lebih privat di kedua lantainya (bagian bawah ruang duduk dan atas ruang tidur) yang dapat menampung hingga empat orang dan cocok bagi yang ingin tinggal untuk waktu lama. Vila Bulan dirancang khusus bagi para pebulan madu atau mereka yang ingin menghabiskan waktu berkualitas bersama pasangan.

Untuk staycation, banyak yang dapat dilakukan di HOSHINOYA Bali yang memang dirancang untuk bermalas-malasan. Mulai dari mengenal lebih jauh budaya masyarakat Bali hingga menjaga kebugaran dengan beragam olahraga dan perawatan spa yang menyegarkan tubuh.

Bila Ingin Puas Bermain Air

HOSHINOYA Bali adalah akomodasi ramah keluarga karena ruangan vilanya yang luas selalu dapat dimodifikasi untuk tambahan ranjang. Villa Bulan dan Villa Jalak dapat ditempati hingga tiga orang dewasa atau dua dewasa dan dua anak-anak. Selain itu, menu di restoran pun menyediakan menu bagi anak-anak dan perpustakaan mungil tak jauh dari dek yoga pun dengan mudah para tamu menemukan buku bagi anak-anak.

Sejumlah 30 vilanya dibangun di sekitar kolam renang berkonsep laguna, di mana para tamu dapat langsung mengakses kolam renang yang tak terlalu dalam ini (setinggi dada orang dewasa atau sekitar 1,1 meter) dari bagian belakang vila. Selain itu, Floats dan pelampung lengan untuk anak-anak pun tersedia untuk disewa.  Memanfaatkan kolam lagunanya yang luas dan memanjang, setiap hari digelar Aquatic Yoga di kolam Selatan pukul 14:00. Reservasi dapat dilakukan selambatnya dua jam sebelum sesi dimulai. Gerakan-gerakan peregangan yang sederhana dengan teknik napas yoga ini juga dapat diikuti oleh anak-anak (di atas usia balita). Kalau pun tidak ingin mengikuti gerakan-gerakan yoga yang dicontohkan instruktur, mereka dapat menemani orangtua mereka melakukan Aquatic Yoga dengan berenang di sekitar tempat berjalannya sesi, asalkan tidak menggangu peserta lain.


Foto oleh Hoshino Resorts

Perkenalkan Budaya Bali

Salah satu misi yang diusung HOSHINOYA Bali adalah memperkenalkan kepada para tamunya budaya Bali yang unik. Sebagai pulau yang mayoritas penduduknya penganut Hindu, Hoshinoya Bali ingin agar para tamunya mendapatkan pengalaman budaya tak terlupakan. Itulah sebabnya, dengan mengerahkan para stafnya yang asli Bali, setiap hari pukul 10:00 di area Reception digelar pelajaran membuat canang atau kwangen. Canang adalah sajen untuk doa sehari-hari, sedangkan kwangen adalah sajen untuk berdoa di pura. Bentuknya pun berbeda, yaitu canang berbentuk persegi dan kwangen berbentuk kerucut seperti cone es krim.

Yang tak kalah berkesan adalah pertunjukan tari Bali yang diiringi gamelan di Public Gazebo yang tak jauh dari restoran dan Reception setiap hari pukul 17:00 hingga 18:00. Di sela-sela pertunjukan, penonton juga berkesempatan mengikuti beberapa gerakan tarian yang sederhana. Namun sebelumnya, bersama keluarga dapat mampir di Café Gazebo antara pukul 14:00 hingga 17:00 untuk menikmati aneka minuman tradisional, seperti wedang jahe atau jamu kunyit asam. Para staf juga akan memberikan resepnya agar par tamu dapat membuatnya sendiri di rumah seusai liburan.

Bila ingin bersantap di hotel, HOSHINOYA Bali memiliki menu ayam betutu yang dapat dinikmati bersama oleh seluruh keluarga. Masakan yang kerap digunakan warga Bali untuk upacara-upacara adat ini, di mana ayam seringkali diganti bebek, diolah dengan aneka rempah dalam daun pisang dan dimasak di lubang dalam tanah dengan bara api selama enam hingga tujuh jam Yang tak kalah seru, di saat-saat tertentu para tamu dipersilakan menyantap sarapan di Café Gazebo dengan set menu yang tersaji dalam keranjang rotan tingkat tiga sehingga serasa piknik. Sambil mengudap aneka buah tropis, Terang Bulan, dan hidangan Jepang yang terinspirasi dari masakan Indonesia, menikmati sarapan ala piknik ini dapat berlangsung berjam-jam karena sesudah makan, rasanya sayang bila langsung kembali ke kamar dan tidak menikmati pemandangan lembah hijau yang tersaji di depan mata.


Foto oleh Hoshino Resorts

Bila Ingin Keluar Hotel

Dengan memanfaatkan sewa mobil yang dapat dipesan dari hotel, ajaklah anak-anak ke beberapa tempat berikut berada tak jauh dari hotel.

  • Bali Pulina

Bali Pulina mengemas kultur kedai kopi dengan agrowisata yang berbonus pemandangan indah kawasan Tegalalang. Setiap pengunjung akan disambut dan didampingi staf yang akan mengajak berkeliling kebun sambil menerangkan tentang berbagai tanaman rempah dan hasil perkebunan andalan Indonesia, sebelum disuguhi delapan jenis minuman dan kudapan.

  • Pura Tirta Empul

Pura Tirta Empul yang didedikasikan bagi Dewa Wisnu ini dibangun pada tahun 962 semasa pemerintahan Wangsa Warmadewa (abad ke-10 hingga ke-14) di sekililing sumber mata air besar yang berasal dari Sungai Pakerisan. Selain menjadi tempat sembahyang, Pura Tirta Empul juga memiliki kolam air suci yang digunakan untuk ritual Melukat atau menyucikan diri di kolam pemandian yang telah dilakukan sejak abad ke-10.

  • Sekitar Pusat Ubud

Dengan naik shuttle gratis dari hotel yang berhenti di Museum Puri Lukisan, dapat berjalan santai sambil melihat toko-toko yang berderet sepanjang jalan, atau mampir untuk mengudap gelato, menuju Monkey Forest, salah satu tempat ikonik di Ubud. Bisa juga membeli makanan di salah satu restoran yang berderet di Jalan Raya Ubud untuk dibawa piknik ke Bukit Campuhan yang dikelilingi rumput ilalang.

Untuk keterangan lebih lanjut, kunjungi https://hoshinoya.com/bali/en/.