Yudofu, Kesederhaan Sebuah Tradisi
Letaknya yang dikelilingi pegunungan membuat kualitas air di wilayah Kyoto sangatlah baik, sehingga selain terkenal sebagai tempat pembuatan sake nomor satu di Jepang, tempat ini juga terkenal sebagai penghasil tahu (tofu atau dofu) dengan kualitas nomor satu. Tahu sendiri merupakan bahan makanan yang awalnya dibuat oleh para biksu, yang sebagai penganut Buddha tidak boleh mengonsumsi produk-produk dari hewan.
Tak Perlu Banyak Bumbu
Bila berada di Kyoto, terutama bagi mereka yang mencari makanan halal, sempatkanlah untuk mencicipi yudofu. Secara harafiah, yu berarti air panas, sehingga hidangan yudofu ini merupakan potongan tahu yang dimasak di air panas. Itulah sebabnya di restoran yudofu, di setiap meja akan diletakkan sebuah kompor untuk memanaskan mangkuk tembikar tahan panas untuk memasak tahu yang teksturnya sehalus sutra.
Menu sederhana yang menyehatkan ini memang tidak dibumbui macam-macam. Potongan tahu yang sudah matang tinggal dicelupkan ke mangkuk berisi kuah berbahan dasar nori (rumput laut kering) dan dashi (tulang ikan kering yang gurih) yang dicampur soy sauce dan irisan daun bawang. Menyantap tofu memang sama seperti menyantap steik, yaitu bumbu harus seminim mungkin agar kualitas tofu (atau dagingnya) benar-benar terasa di lidah. Yudofu paling nikmat disantap bersama nasi hangat khas Jepang yang lengket dan aneka tempura, seperti udang, lobak, labu, okra, atau terung.
Hidangan Zen di Kuil
Salah satu restoran yudofu terbaik di Kyoto adalah di Kiyomizu Junsei Okabeya. Hidangan yudofu di sini disajikan dengan pilihan set menu mulai dari 2.100 yen (sekitar Rp 250.000) hingga 3.150 yen (sekitar Rp 380.000) per orang. Selain semangkuk besar potongan tofu, setiap tamu juga akan mendapatkan aneka tempura dan hidangan pembuka berupa goma dofu (tahu yang direndam di saus minyak wijen dan di atasnya diolesi wasabi), dengaku (tahu panggang dengan olesan miso atau fermentasi kedelai yang rasanya mirip selai kacang), serta aneka acar.
**********
Selengkapnya baca di Majalah Panorama edisi Januari-Februari 2014.