Dari Hokkaido ke Jakarta
Berasal dari Asahikawa di Pulau Hokkaido, Ramen Santouka yang berkuah gurih, kental, dan dibuat dengan berbagai bahan pilihan kini hadir di Jakarta. Setelah memiliki lebih dari 50 outlet di Jepang, Amerika Serikat, Kanada, Hong Kong, Taiwan, Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, outlet Hokkaido Ramen Santouka tetap mempertahankan suasana warung ramen kaki lima.
Adalah Hatanaka, pencetus dan pemilik merek internasional Hokkaido Ramen Santouka, yang pada Maret 1988 memutuskan untuk membuka warung ramen kecil-kecilan. Menu yang ditawarkan pun hanya shio ramen (salt). Jepang memiliki empat jenis kuah ramen, yaitu shio (salt) yang klasik, shoyu (soy sauce), miso (pasta fermentasi bean), dan tonkotsu (rebusan tulang babi). Ramen shio sendiri adalah jenis kuah ramen tertua di Jepang karena mengadaptasi mi kuah dari China. Ramen jenis ini memang terkenal berasal dari Hokodate di selatan Hokkaido, yang secara geografis memiliki pengaruh kuliner China yang kuat.
Bisa jadi shio ramen yang tersaji di Hokkaido Ramen Santouka terasa kurang asin bagi lidah orang Indonesia, karena di tempat asalnya penggunaan garam disesuaikan dengan selera pemesan. Restoran ini menyajikan menu nonhalal, selain menu ramen vegetarian, onigiri, inari sushi (sushi sederhana yang nasinya dimasukkan ke dalam tahu goreng kering), dan Mixed Seafood Furai atau salmon dan udang goreng. (Hokkaido Ramen Santouka Plaza Indonesia Lt. 5 & Mall Kelapa Gading 3 Lt. Dasar, T. (021) 2992 3832)