TOP

Lupa Bosan di Jeeva Beloam

Ingatkah kapan terakhir kali Anda dapat menikmati liburan dalam damai, tanpa terganggu oleh e-mail, pesan Whatsapp, atau panggilan yang terus berdatangan ke ponsel? Bila ingin mewujudkan hal tersebut, beranjaklah ke Tanjung Ringgit, Lombok Timur, tempat Jeeva Beloam Beach Camp berada. Hanya memiliki 11 cottage yang diapit pantai dan perbukitan, akomodasi ini sengaja tidak menyediakan televisi dan akses Wi-Fi, walau para tamu dapat saja menuju tempat-tempat yang lebih tinggi untuk mendapatkan sinyal telepon. Namun, mengapa mesti repot-repot melakukan hal tersebut kalau Jeeva Beloam Beach Camp menyediakan beragam aktivitas dan fasilitas yang bakal menyita waktu selama menginap di sana?

Banyak Aktivitas

Area di sekitar Jeeva Beloam masih sepi dengan alam yang masih belum terjamah banyak orang, sehingga cocok untuk melakukan berbagai aktivitas luar ruang, termasuk trekking dengan tingkat kesulitan yang beragam. Penyuka sunrise dapat berjalan ke puncak bukit di sisi utara pantai Jeeva Beloam untuk menikmati matahari yang terbit di atas pegunungan dan Selat Alas. Sekitar pukul 06:00, awan yang mengelilingi Gunung Rinjani mulai tersibak, sehingga memungkinkan pengunjung untuk menikmati pemandangan spektakuler dari Jeeva Beloam ke dua kerucut Rinjani yang menjulang di atas lanskap. Resor ini juga meminjamkan sepeda bagi yang ingin menuju Gili Sunut di Teluk Temeak dan Pantai Segui. Gili Sunut adalah sebuah pulau kecil di lepas pantai utara Tanjung Ringgit yang menampilkan desa nelayan tradisional, serta dapat diakses melalui jalur darat saat air surut atau dengan perahu saat air pasang. Sebelum kembali ke resor, mampirlah di Pantai Segui untuk snorkeling di perairannya yang jernih.

Opsi tempat snorkeling lainnya adalah di Pantai Tangsi atau Pink Beach-nya Lombok, yang dapat diakses dengan berkendara maupun bersepeda sejauh 3,5 kilometer. Dari sini, pengunjung dapat menjelajahi area di sekitarnya, seperti menuju ke berbagai gua-gua di Tanjung Ringgit yang beberapa alami, sementara beberapa lainnya merupakan buatan manusia, yang dulunya berfungsi sebagai pos pertahanan Jepang selama Perang Dunia II.

 Usai beraktivitas, kembalilah ke resor untuk beristirahat, entah dengan bersantai di kamar maupun di dek depan Restoran Dermaga yang dilengkapi sofa-sofa panjang. Biasanya, sekitar pukul 17:00, tempat ini dipadati para tamu untuk menunggu matahari terbenam sambil mengudap penganan manis. Tamu juga dapat menuju perpustakaan untuk mengintip koleksi bukunya dan melewatkan waktu dengan membaca, atau menuju fasilitas spanya yang menyediakan berbagai pilihan pijat tradisional Indonesia.

 Karena jauh dari mana-mana, biaya menginap per malam di sini sudah termasuk makan pagi, siang, dan malam – selain bebas mengonsumi air mineral, kopi, teh, jus, lemonade, dan fruit punch sepuasnya. Lokasinya yang terpencil dan ketersediaan cottage yang terbatas juga membuat tamu dapat benar-benar menikmati suasana di sekitarnya tanpa polusi suara dan udara.