Beach Club Ulu Cliffhouse di Uluwatu yang menyajikan latar pemandangan Samudra Hindia menawarkan masakan Peru modern bagi para pengunjungnya. Dikomandani Chef Diego Muñoz asal Peru, menu-menu yang diraciknya bagi Ulu Cliffhouse mencerminkan ketrampilannya menggabungkan unsur budaya Eropa, Amerika, Timur Tengah, dan Asia, berhubung Peru, terutama ibu kota Lima, merupakan tempat yang multikultur. Ia pun telah bertualang ke dapur-dapur di seluruh dunia, terutama kota-kota tepi pantai, seperti Lisbon, Copenhagen, dan Miami, sehingga pengunjung dapat mengharapkan sajian hasil laut setempat yang dimasak dengan terinspirasi dari masakan Amerika Latin dengan beragam minuman unik karya mixologist berbakat.

Chef Diego sendiri telah bekerja di Mugaritz dan El Bulli di Spanyol di bawah pimpinan tokoh gastronomi berpengaruh Andoni Luis Aduriz dan Ferrán Adriá. Ia juga pernah menjadi bagian dari transformasi restoran  Bilson’s di Sydney dan tim sukses yang membawa restoran ternama di Lima, Astrid & Gastón, menempati urutan pertama dalam daftar 50 Restoran Terbaik di Amerika Latin dan di urutan14 dalam daftar 50 Restoran Terbaik di Dunia.

Gunakan Produk-produk Setempat

Chef Diego berkomitmen hanya ingin menggunakan produk-produk setempat untuk menjamin kesegaran bahan makanan, seperti yang ia tampilkan dalam menu guacamole dengan totopos (tortillas) yang tersaji cantik dalam warna-warni cerah dari aneka buah dan sayuran segar. Dapur di bawah pengawasannya pun tidak main-main untuk urusan roti, mulai dari pita dari foccacia, yang setiap hari selalu menggunakan roti yang baru keluar dari oven. Hal ini karena roti-roti tersebut adalah persyaratan utama untuk menyajikan menu-menu pembuka, seperti pita dengan hummus, tomat ceri, dan bawang putih confit, atau foccacia yang disajikan bersama jamur cincang, tomat ceri panggang, dan parmesan yang lezat.

Chef Diego mengombinasikan menu tradisional Peru ceviche dengan kuliner Asia, sehingga dihasilkan ceviche tuna dengan kuah dari asam Jawa yang sedikit pedas, kemudian dihias dengan acar mentimun, wijen, jahe, nori, dan shiso merah. Variasi ceviche lainnya yang ia buat adalah yang mendekati kuliner Jepang, yaitu ceviche tuna yang kuahnya dari dashi, kemudian diberi potongan lobak, daun bawang, dan biji wijen. Di Peru, ceviche sendiri biasanya disantap sebagai hidangan pembuka.

Sedangkan untuk hidangan utama, bersiaplah untuk menikmati beragam menu yang menampilkan perpaduan rasa yang kuat dengan metode memasak tradisional. Ikan bakar, misalnya, Chef Diego meramunya dengan campuran saus jeruk, mentega, dan cabai, serta terhidang dengan adas rebus dan roti goreng. Karena Uluwatu berada di tepi pantai, maka ia pun meracik pasta jenis risoni (mirip bulir beras sehingga hidangan ini merupakan risotto) dengan tiram. Bulir risoni dimasak bersama tiram dengan api kecil, kemudian diberi topping kerang, zucchini, dan kacang mete panggang.

Sedangkan untuk hidangan penutup, Chef Diego akan memanjakan pengunjung dengan interpretasinya terhadap hidangan klasik Peru pina colada cachanga. Pastry kaya mentega ini digoreng hingga keemasan kemudian diberi butterscotch, krim markisa, kelapa, dan es krim vanila.

Aneka Cocktail Kreatif

Sambil bersantai menikmati matahari dan angin pantai, Ulu Cliffhouse menawarkan deretan minuman segar yang terinspirasi dari lokasi beach club ini yang berada di atas tebing, salah satunya Cliff Top Cobbler Fizz yang merupakan campuran vodka dengan crème de cassis, framboise, Prosecco, dan diberi aneka buah beri. Bila datang berdua atau lebih, disarankan  mencoba Twisting My Melon Man yang eksotis dan merupakan cocktail yang tersaji di satu buah semangka, serta merupakan campuran vodka dengan rum putih dan lemon yang menyegarkan. Yang berlidah petualang dapat mencicipi mojito kelapa yang terbuat dari rum putih, gula kelapa, soda, mint, dan potongan daging kelapa. Sedangkan Son of a Beach adalah interpretasi dari gin and tonic klasik, di mana gin dicampur dengan sirup tonic, jeruk Bali, dan rosemary, yang sesuai namanya, sangat pas untuk dinikmati di tepi pantai.