TOP

Tak Lagi Harus di Ruang Pertemuan

Dalam memasarkan negaranya sebagai destinasi terdepan untuk menggelar MICE (meeting, incentive, conference, exhibition) di Asia, Korea Selatan tak lagi hanya menjagokan berbagai gedung konvensi berkapasitas ribuan orang. Bekerja sama dengan badan-badan wisata setempat, Korea MICE Bureau yang merupakan divisi khusus MICE di bawah Korea Tourism Organization telah mengkurasi venue-venue unik di seluruh Korea Selatan untuk menunjukkan kepada internasional bahwa acara apapun yang ingin dibuat, dengan mengandalkan teknologi dan kekayaan budaya, semua dapat terwujud. Berikut beberapa venue yang tergolong baru dikembangkan untuk menjadi salah satu pilihan menggelar acara MICE yang tak terlupakan di Seoul dan Busan.

SEOUL & SEKITARNYA

  • Korea House

Sesuai namanya, rumah ini memang merupakan kompleks hanok (rumah tradisional Korea) yang dikelilingi taman tumbuhan herbal. Berada tak jauh dari Myeongdong, tepatnya di Sohwadang, rumah-rumah ini kemudian disewakan untuk menggelar berbagai event, terutama yang berhubungan dengan budaya Korea, terutama makanan dan kesenian. Pada 2015, Korea Tourism Organization menetapkan Korea House sebagai restoran yang menyajikan menu-menu kerajaan yang autentik, sebelum kemudian pada 2016, Korea House menghadirkan program mencicipi masakan kerajaan sebagai bukti keseriusannya untuk menghadirkan varian bisnis yang unik. Dengan keunikannya itu, setelah terkenal di kalangan warga setempat untuk menggelar resepsi pernikahan, Korea House pun kini semakin aktif memasarkan propertinya untuk keperluan bisnis internasional, di mana menu-menu kerajaan spesialisasinya dapat dihidangkan secara prasmanan maupun banquet tradisional. Bagi yang ingin menggelar konferensi internasional dan pertemuan korporat hingga 200 orang, tentu opsi ini menarik. Terlebih selagi bersantap, dapat dihadirkan pula pertunjukan seni. Korea House dapat direservasi untuk berbagai acara setiap hari, kecuali Tahun Baru, Chuseok (hari libur nasional selama tiga hari di Korea Selatan yang dirayakan besar-besaran pada hari ke-15 bulan ke-8 kalender lunar), dan Senin ketiga setiap bulan. (koreahouse.or.kr/en)

  • Gua Gwangmyeong

Merupakan theme park dalam gua terbesar sejak 2015 yang dikembangkan di bekas tambang timah yang terbengkalai, tak perlu waktu lama bagi Gwangmyeong untuk dinobatkan sebagai salah satu dari daftar 100 tempat yang harus dikunjungi di Korea Selatan. Tak hanya terdiri museum, ruang pamer karya seni (termasuk patung naga terbesar yang dibuat seniman yang terlibat dalam produksi film Lord of Rings), akuarium, wahana rumah hantu, dan toko suvenir, namun gua superluas ini juga memuat danau bawah tanah, restoran, gudang penyimpanan anggur dari 170 produsen anggur di seluruh Korea Selatan, dan ruang pertunjukan yang telah menggelar berbagai pertunjukan budaya. Tak hanya menyenangkan, namun gua ini juga memiliki banyak elemen untuk penyembuhan jiwa karena selain banyak terdapat elemen air dan gemericiknya, suhu di gua ini juga dingin, sehingga membuatnya populer terutama di musim panas. Namun, memasuki gua sepanjang 7,9 kilometer dan sedalam 275 meter di bawah permukaan tanah ini memang harus siap naik-turun tangga. Demi keamanan, gua ini tutup di musim dingin dan musim hujan, selain juga tutup setiap Senin. (gm.go.kr/cv/en)

  • Gyeongwonjae Ambassador Incheon

Hotel butik yang dikelola oleh grup Accor ini berada di Songdo Central Park, Incheon, dan tak jauh dari Convensia Conference Center. Sejumlah 30 kamarnya yang tersebar di berbagai bangunan hanok ini juga menawarkan fitur selayaknya gaya hidup tradisional setempat, yaitu setiap kamar dilengkapi bathtub kayu dan beberapa kamar dilengkapi ruang duduk khas Korea dengan kasur-kasur tipis yang terhampar di lantai. Seperti rumah tradisional Korea, sistem pemanasnya pun menggunakan sistem pemanas lantai yang disebut ondol dalam bahasa setempat. Dilengkapi tiga ruang pertemuan berkapasitas 300 orang, berada di hotel ini memang merupakan atraksi tersendiri di Incheon, karena kontras yang ditawarkan, yaitu hamparan bangunan tradisional yang berpadu dengan gedung-gedung pencakar langit di sekelilingnya dan ruang hijau yang menyediakan tempat untuk kembali ke alam dengan jogging, hiking, kayaking, dan naik water taxi menyusuri kanal buatan. (accorhotels.com)

BUSAN

  • Nurimaru APEC House

Gedung bundar di tepi pantai ini merupakan gedung yang sengaja dibangun untuk APEC Summit pada 2005. Pada 2014, gedung ini kembali digunakan untuk pertemuan penting, yaitu pertemuan bilateral yang membicarakan hubungan Korea Selatan dengan Amerika Serikat. Kini, selain dibuka sebagai atraksi wisata, gedung pertemuan megah berdinding kaca yang menyajikan pemandangan perairan di sekitarnya dengan Diamond Bridge di kejauhan ini juga dipasarkan untuk berbagai konferensi, pertemuan petinggi korporat, pameran, dan bahkan pesta makan malam untuk maksimal 200 orang. Dilengkapi sistem konferensi berteknologi canggih, Nurimaru APEC House didukung layanan berkualitas yang dikemas dengan budaya Korea. Arsitektur unik tiga lantai yang memadukan gaya modern dan tradisional, serta lokasinya yang diapit laut dan hutan telah membuat tempat ini disebut-sebut sebagai gedung pertemuan paling indah se-Korea Selatan. Di lobi utamanya terpajang lukisan sepanjang enam meter dan selebar 2,2 meter karya seniman Korea Kim Gyu-Jang dari Mutiara tentang 12 simbol dalam budaya Korea melambangkan kelanggengan, yaitu matahari, awan, gunung, batu, air, burung bangau, rusa, penyu, pohon pinus, herba untuk awet muda, bambu, dan buah persik.  Berada di Pulau Dongbaek yang telah terhubung dengan jalan ke mainland Busan, jaraknya dari Bandara Gimhae adalah 28 kilometer dan dari Stasiun Busan 19 kilometer.

  • The Bay 101

Berada tak jauh dari Nurimaru APEC House, tepatnya di Dongbaekseom yang merupakan kompleks seni dan budaya di Haeundae. Kawasan kosmopolitan ini memang terkenal akan kehidupan malamnya karena berada di tepi Laut Timur dan dikelilingi gedung-gedung pencakar langit dan Diamond Bridge di kejauhan. Dongbaekseom sendiri sebenarnya merupakan sebuah pulau mungil yang paralel dengan Pulau Dongbaek, tempat Nurimaru APEC House berada.  The Bay 101 adalah pusat hiburan, di mana di satu atap tersedia restoran, kedai kopi, galeri, toko gaya hidup, dan rooftop bar semi terbuka yang kerap disewakan untuk berbagai keperluan. Rooftop berlantai kayu dan dilengkapi sofa-sofa nyaman untuk menikmati pemandangan pantai dan gedung-gedung yang terhampar ini dapat memuat hingga 700 orang. Serunya lagi, The Bay 101 juga menawarkan perjalanan naik yacht keliling perairan sekitar, yang selalu ramai diminati menjelang matahari terbenam, karena saat itulah lampu-lampu kota dan Diamond Bridge mulai menyala dan seketika pemandangan menjadi berkali lipat lebih dramatis.  (eng.thebay101.com)

  • F1963

F dalam nama tempat ini merupakan singkatan dari kata “factory” karena memang lahannya merupakan bekas pabrik kabel bernama Kiswire, yang kini masih beroperasi namun pabriknya telah pindah ke tempat lain. Untuk memanfaatkan lahan kosong bekas pabrik tersebut, Kiswire kemudian membangun pusat kebudayaan yang terdiri dari galeri, restoran modern yang menyajikan menu Western namun memadukannya dengan rice wine Korea (makgeolli), kedai kopi, pub yang membuat sendiri bir dengan mempekerjakan brewmaster dari Ceko, toko buku bekas, dan bahkan hutan bambu serta toko tanaman. F1963 ingin hadir sebagai ruang publik ramah lingkungan (banyak ruang terbuka) bagi segala umur yang penuh dengan kegiatan seru sepanjang tahun. Berada di Distrik Suyeong, event pertama yang digelar F1963 adalah menjadi venue Busan Biennale 2016 yang bergengsi. Tempat ini masih tetap mempertahankan bentuk pabriknya dengan pipa-pipa pada langit-langit yang dibiarkan begitu saja dan lantai beton untuk menambah nuansa industrial.  Courtyard (taman dalam) yang dilengkapi panggung dan anak-anak tangga untuk duduk-duduk adalah alternatif ruang terbuka bagi warga Busan yang juga dapat disewa untuk menggelar aneka resepsi. (f1963.org)

  • Ananti Cove & Hilton Busan

Berada di ujung Teluk Busan, Ananti Cove yang dapat ditempuh selama 10 menit berkendara dari kawasan Haeundae menawarkan suasana resor tropis tepi pantai. Jauh dari perkotaan yang didominasi pencakar langit, namun sekaligus mudah bila ingin menikmati semua pesona kosmopolitan Busan. Ananti Cove adalah sebuah “kota kecil” yang terdiri Hotel Hilton Busan yang unik, pemandian air panas yang merupakan salah satu yang terbaik di Korea, sekitar 15 toko gaya hidup, dan hunian ekslusif Ananti Penthouse. Hotel Hilton Busan yang memiliki pemandangan spektakuler dari balkon setiap kamarnya tak hanya dilengkapi kolam infinity tepi pantai yang merupakan kolam renang hotel terbesar di Korea Selatan, namun juga berbagai fasilitas untuk menggelar MICE. Untuk mengantisipasi kedatangan grup pun hotel ini memiliki area penerimaan tamu yang terpisah dengan lobi untuk menerima tamu perorangan. Seluruh 310 kamar yang ditawarkan juga 1,5 lebih besar (atau 60 meter persegi) dari hotel lain yang biasa digunakan untuk menggelar MICE, sehingga kenyamanan menempati hotel cantik ini selama perjalanan bisnis tak diragukan lagi.  Keberadaan kapel yang terhampar di ketinggian dan menjorok ke air juga merupakan salah satu fasilitas kebanggaan hotel yang menawarkan bisnis dan leisure ini. (hilton.com)

  • Busan Cinema Center

Busan International Film Festival yang merupakan salah satu festival film bergengsi di dunia diselenggarakan di gedung yang oleh warga setempat disebut Dureraum ini. Kata “Dureraum” sendiri berarti menonton film bersama-sama dalam bahasa Korea. Busan Cinema Center (BCC) yang selesai dibangun pada September 2011 ini terdiri dari tiga bangunan, yaitu Cine Mountain, BIFF Hill, dan Double Cone. Merupakan surga film Korea, tempat yang dirancang oleh firma arsitek asal Austria Coop Himmelb(l)au pimpinan Wolf D. Prix ini juga menawarkan tur keliling properti dan kuliah bertema film. Pada 2013, Guinness World Record mencatat BCC memilik struktur atap terpanjang sedunia, yaitu 163 meter dengan lebar 85 meter dan seberat 6,376 ton. Atap raksasa tanpa pilar penyangga ini memang elemen penarik perhatian utama pada BCC yang menyediakan 58.000 meter persegi ruang terbuka maupun tertutup berupa bioskop, event space (termasuk amfiteater dan Zona Karpet Merah), workshop kreatif, restoran, dan perkantoran. Bila tak sedang menggelar acara, tempat ini terbuka untuk umum setiap hari kerja pukul 10:00 hingga 17:00, akhir pekan dan hari libur nasional tutup. (dureraum.org)