Si Renta Praha
Di kota tua yang penuh kontras dan sempat penuh gejolak inilah Mozart pernah terinspirasi menuliskan beberapa simfoninya dan Kafka menuliskan novel-novel misterinya.
Setelah empat jam naik kereta dari Berlin, pukul 19:00 saya tiba di Stasiun Praha Hlavní Nádraží. Walau belum terlalu malam, suasana saat itu agak mencekam karena tampak beberapa orang mabuk dengan botol bir yang masih menempel di tangan. Sesekali supir taksi dengan agresif menawarkan jasanya, namun saya lebih memilih naik metro dan mengombinasikannya dengan berjalan kaki.
Tak sekadar menunjukkan arahnya, sang suami yang baik hati itu pun mengantar saya ke stasiun metro terdekat, lalu memberitahu cara naik metro dan membeli tiketnya (saya disarankan membeli Metro Tourist Pass). Tiba di hotel yang telah saya reservasi melalui Internet, ternyata kamar saya keburu diberikan kepada tamu lain. Untungnya pihak hotel mengakui kesalahan mereka dan mengantar saya ke hotel lain yang setaraf. Malam itu saya menginap di hotel dekat dengan stasiun, sehingga bila ada hikmah dari kejadian tidak mengenakkan tadi, saya dimudahkan untuk mengunjungi sejumlah destinasi wisata di Praha, termasuk Old Town (Staré Město) yang keesokan harinya saya susuri.
Setelah sarapan, saya naik metro dan berhenti di Stasiun Náměstí Republiky, akses terdekat ke kota tua. Keluar dari stasiun, saya disambut hamparan bangunan art nouveau yang megah. Yang paling menarik perhatian adalah Municipal House, salah satu bangunan bersejarah yang paling sering dipotret di Praha dengan kubah yang mengusam dimakan usia berhiaskan patung-patung perunggu dan kuningan karya seniman setempat. Sempat dihuni keluarga kerajaan Bohemia, bangunan ini kini beralih fungsi menjadi gedung konser, selain terdapat pub di ruang bawah tanah yang dindingnya berhiaskan lukisan menawan.
Setelah beberapa menit berjalan, Gereja Tyn Church yang bergaya gotik dan tampak sedikit angker mulai terlihat menyeruak dari antara rumah-rumah beratap merah bata. Saya mempercepat langkah hingga tiba di ujung jalan, dan napas pun seketika tertahan ketika melihat deretan bangunan menawan yang menghiasi Old Town Square. Berbeda dengan lorong-lorong sempit yang sebelumnya saya lewati, turis lebih padat di daerah ini dengan pusat kerumunan berada di depan Astronomical Clock.