TOP

Festival Kreatif 2014 Hadirkan Inovasi Kerajinan Indonesia

Banyaknya budaya yang dimiliki Indonesia tentu saja berdampak pada perkembangan industri kreatif. Oleh sebab itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia menyelenggarakan FESRA atau Festival Kreatif 2014. “Ini bukan sekedar pameran, tapi ada ikon budaya yang bisa diapresiasi dan diangkat,” kata Mari Elka Pangestu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, dalam jumpa pers di Gedung Sapta Pesona, Senin (7/7).

Berlangsung pada 11-14 Juli 2014 di empat tempat di Jakarta Convention Center (JCC), yaitu di Cendrawasih Hall, Assembly Hall, Main Lobby, dan Plenary Hall, FESRA menampilkan hasil karya 225 pelaku industri kreatif di Indonesia. Di antara pengisi pameran terdapat produk kerajinan, aksesoris, desain, mode, dan kuliner, seperti Sleman Mikro Kreatif yang menjual berbagai jenis batik, Wisanka dengan properti-properti uniknya, Norma Makarim yang menghadirkan tenun khas Timur, dan masih banyak lagi.

Festival yang berlangsung selama empat hari ini dibuka oleh Ibu Negara Ani Yudhoyono, pada Jumat (11/7). “Kami berharap masyarakat bisa terinspirasi untuk membuat inovasi baru dari acara ini,” ujar Evi Syamsuddin, Ketua Panitia Festival Kreatif 2014.

FESRA memberikan kesempatan untuk pengusaha-pengusaha kreatif yang memproduksi produk-produk dalam negeri, seperti perhiasan khas Papua, kerajinan tangan khas Jawa Barat, batik khas Solo, kain tenun khas Timur, dan ikon-ikon budaya lain yang turut menghiasi acara ini.

Acara ini disambut positif oleh peserta pameran, salah satunya adalah peserta pameran dari Binaan Trans Art. “Kami menjual batik dan kerajinan asli Indonesia. Batik diambil langsung dari Solo, kerajinannya dari Tasikmalaya,” tuturnya ketika ditemui di booth Binaan Trans Art. Ia menambahkan bahwa pameran ini menjadi salah satu media untuk mengenalkan budaya Indonesia.

Selama acara berlangsung, hari kedua lebih ramai dibandingkan dengan hari sebelum. Hal ini terlihat dari jumlah pengunjung yang memadati dan lalu-lalang di Cendrawasih Hall, Assembly Hall, Main Lobby, maupun di Plenary Hall. Acara seperti ini diharapkan dapat mempublikasikan hasil karya pengrajin dan produk asli Indonesia sehingga menyediakan pangsa pasar bagi para pengrajin agar terus menghasilkan karya-karya yang bermutu tinggi, sehingga kemudian dapat mendorong kemajuan perekonomian  Indonesia.