Pariwisata, Kunci Pertumbuhan Ekonomi Indonesia-Australia
Duta Besar Australia untuk Indonesia, Paul Grigson, pada Selasa (2/2/2016) mengadakan pertemuan dengan para pelaku usaha pariwisata, media, dan badan usaha terkait pariwisata. Pertemuan yang berlangsung akrab ini menegaskan kembali pentingnya kerjasama ekonomi antara Indonesia dan Australia, khususnya di bidang pariwisata.
“Bali masih menjadi destinasi favorit wisatawan Australia. Pada 2014, 26 persen wisatawan asing yang datang ke Indonesia adalah wisatawan Australia,” tegas Paul Grigson dalam presentasinya.
Pasang surutnya hubungan politik kedua negara, menurut Grigson juga tak memberi pengaruh. Dua kali terjadi pengeboman di Bali, wisatawan asing masih tetap datang untuk berlibur dan menikmati Bali.
“Saya ingin semua warga Australia menyaksikan Indonesia yang telah saya temukan selama satu tahun terakhir ini. Indonesia yang kaya budaya, indah dan ramah,” ungkap Grigson.
Dari data resmi yang dikeluarkan Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia, rata-rata wisatawan Australia di Indonesia juga menghabiskan lebih banyak uang setiap harinya dan tinggal lebih lama dibanding wisatawan negara lain.
Kebijakan membebaskan visa masuk yang mulai diterapkan pada 2015 juga memberi keuntungan bagi pariwisata Indonesia. tercatat bahwa Indonesia mengalami peningkatan 19 persen sejak diberlakukannya bebas visa.
Menyinggung soal target kunjungan 20 juta wisatawan pada, Dr. Steven Barraclough, Minister Konselor Kepala Bagian Ekonomi, Investasi, dan Infrastruktur, menegaskan keyakinannya bahwa dari 20 juta wisatawan tersebut Australia akan berada di posisi atas.
“Jarak kita sangat dekat dan orang Australia selalu haus mencari sesuatu yang baru tentang Indonesia. Turis kami akan terus berdatangan dan semakin banyak,” tegas Barraclough.
Australia sendiri juga telah mematangkan strategi pariwisatanya dalam bagian dari Pariwisata Australia 2020 dengan membangun 20.000 kamar hotel tambahan. Investasi besar dari negara-negara Asia, seperti Singapura dan Tiongkok.
Barraclough juga mengingatkan pentingnya kerjasama di bidang pariwisata akan menjadi pembuka dalam kerjasama sektor lainnya.
“Pariwisata adalah kuncinya. Jika kita sudah saling mengenal maka kita akan saling sayang. Dari situ terjalin kerjasama ekonomi dan lainnya,” tegasnya.
Grigson juga mencontohkan hal ini saat membantah pandangan bahwa orang Australia lebih kenal Bali daripada Indonesia.
“Itu survey yang tidak valid. Yang terbukti justru sebaliknya karena orang Australia selalu mencari yang baru dan kami sudah mendatangi tempat-tempat lain di Indonesia,” tegas Grigson.