TOP

Temuan Arkeologi di Bawah Laut Albania

Albania mempromosikan penemuan arkeologi di perairan lepas pantai barat daya untuk meningkatkan kesadaran publik akan kekayaan bawah lautnya sekaligus menarik perhatian sekelompok orang yang berniat bersama-sama melestarikan penemuan tersebut.

Pada 21 Februari 2017 lalu, Badan Garis Pantai Nasional Albania (Albanian National Coastline Agency) memamerkan 30 foto yang menunjukkan penemuan bawah air tersebut selama satu dekade terakhir.

Badan usaha nirlaba RPM Nautical Foundation sejauh ini telah memetakan sekitar sepertiga perairan Albania, yaitu dari Saranda, dekat Pulau Corfu, Yunani, hingga Vlora.

Auron Tare, General Director Albanian National Coastline Agency, mengatakan bahwa dari hasil pemetaan tersebut, terdapat 38 kapal karam di Laut Ionia dengan enam di antaranya berusia lebih dari 2.000 tahun.

Selain itu, dari hasil temuan kapal dan objek lainnya di bawah laut tersebut, diyakini bahwa wilayah Illyria (sebuah daerah kuno di sepanjang pantai timur Laut Adriatik yang sekarang menjadi Montenegro dan utara Albania) dulunya merupakan tempat kapal-kapal dagang berlabuh, bukannya kawasan bajak laut.

Menurut Tare, kekayaan arkeologi dari garis pantai Albania yang sepanjang 220 mil membutuhkan perlindungan secara hukum dan perawatan yang lebih baik untuk menjadikannya sebagai tujuan wisata populer.

Negara ini tidak memiliki industri scuba diving, tapi itu bisa berubah jika temuan ini dipromosikan dengan baik. “Kami memiliki banyak temuan arkeologi di bawah laut, namun selama ini kami belum tahu cara untuk menjaga, melestarikan, dan menggunakannya,” tambahnya.

Pameran ini sendiri juga menampilkan foto-foto amphorae (kendi kuno) yang digunakan untuk menyimpan anggur atau minyak pada zaman Yunani kuno – serta objek lainnya yang telah tertutup oleh kerang-kerang mungil.

Puing-puing kapalnya sendiri diperkirakan dari berbagai era, mulai dari sekitar abad enam atau lima sebelum Masehi, Kekaisaran Austria-Hungaria selama Perang Dunia I, hingga kapal angkatan laut Inggris atau Italia saat Perang Dunia II.

Selama rezim komunis yang memerintah Albania sampai tahun 1990, tentara yang menjaga garis pantai berusaha mencegah penyelundup yang tergoda untuk mencuri artefak tersebut. Sejak saat itu pula lah banyak objek yang telah dicuri.

Departemen arkeologi laut di Albanian Institute of Archaeology telah bekerja sama sejak 10 tahun yang lalu dengan RPM Nautical Foundation, yang berbasis di Key West, Florida, untuk memindai dasar laut dan peninggalan yang tersisa.

Neritan Ceka, seorang arkeolog veteran yang terlibat dalam proyek tersebut, mengatakan bahwa masih banyak objek yang hingga saat ini masih berserakan di dasar laut. “Kekayaan arkeologi ini seharusnya ditunjukkan kepada penduduk setempat untuk kemudian dilestarikan dan kepada seluruh dunia karena pentingnya penelitian ini,” katanya.