TOP

Jalanan Jakarta: Sumber Inspirasi

Di bawah cahaya panggung yang temaram, siluet dua model sedang dibubuhi cat semprot di punggung mereka. Ketika musik yang memenuhi ruangan perlahan lirih, yang terdengar jelas hanyalah suara semprotan cat. Tak kurang dari dua menit, aksi life graffiti yang berlangsung di tengah runway itu membuat sejumlah penonton serentak mengarahkan kamera ponsel, dan merekamnya. Ketika lampu kembali menyala, kedua model melangkah ke ujung runway, dan memperlihatkan hasil torehan cat di busana yang mereka kenakan.

Aksi life graffiti yang dilakukan seniman Muhammad Taufiq dan Tatiana Romaniva ini membuat peragaan busana karya desainer Patrick Owen terasa lebih teatrikal. Bertajuk Jalanan, koleksi ini tampil pada gellaran Plaza Indonesia Fashion Week (PIFW) 2016 pertengahan Maret lalu. Sebelumnya, di panggung yang sama telah tampil sejumlah koleksi desainer Indonesia, seperti Ardistia New York, Tri Handoko, Jeffry Tan, Mel Ahyar, Yosep Sinudarsono, dan Rama Dauhan.

 

Terinspirasi Jakarta

Koleksi  Jalanan ini sebelumnya juga pernah disuguhkan Patrick Owen dalam Jakarta Fashion Week (JFW) 2016 pada akhir November 2015 dan Indonesia Fashion Week (IFW) pada awal Maret 2016. Bedanya, kali ini Patrick membuat peragaan lebih teatrikal dan beberapa model busananya diganti serta dibongkar pasang, dengan tetap mempertahankan item yang menjadi ikon, seperti dress motif cetak berukuran maksi dan bergambar Museum Fatahillah, sosok Mbok Jamu dan berbagai ilustrasi lainnya, serta beberapa busana berbahan denim, polyester dan neoprene. Benang merah koleksinya masih sama, yakni Patrik ingin mengukuhkan karakter desainnya lewat potongan busana yang dekonstruktif dengan menambahkan unsur seni.

Tajuk koleksi ini terinspirasi dari Jakarta dan hiruk pikuknya, mulai dari orang-orangnya, ragam profesi yang mereka jalani, hingga gaya berpakaian masyarakatnya yang beragam. Semua jenis karakter manusia yang ada di Jakarta dicoba dihadirkan Patrick ke tengah runway, sehingga menyaksikan koleksi terbarunya di peragaan busana ini juga seolah menyaksikan wajah Jakarta yang riuh.

3

Patrick juga tak meninggalkan ciri desainnya sejak pertama kali mengawali karir pada 2012, yaitu mendedikasikan karya-karyanya bagi mereka yang berjiwa petualang, namun tetap ingin tampil anggun dan elegan dengan nuansa dark romanticism. Untuk menguatkan pesan yang ingin disampaikannya itu, Patrick mendandani model-modelnya dengan lipstik hitam, topeng penutup muka, serta aksesori yang bertabrakan dengan warna atau model busana. Ia tak hanya menekankan kesan yang kelam, tapi juga menampilkan sesuatu yang tidak seimbang dan menabrak keteraturan. Peragaan-peragaan busananya kemudian tak hanya menonjolkan hasil rancangan, tetapi juga pertujukan yang menghibur sehingga terus menempel di ingatan para penonton.

 

Fashion dan Seni Rupa  

Koleksi Jalanan juga menjadi kolaborasi antara fashion dan seni rupa, di mana Patrick bekerja sama dengan Emte (panggilan akrab untuk Muhammad Taufiq). Beberapa ilustrasi karya Emte digunakan pada sejumlah karya busana Patrick Owen yang playful dan mencolok. Emte sendiri merupakan ilustrator yang mendesain panggung PIFW tahun ini dengan menampilkan evolusi fashion dari gaun elegan era 1960-an hingga gaya jalanan yang modern.

Kolaborasi yang dilakukan Emte dan Patrick tentu saja bukan hal baru. Beberapa waktu lalu, karya seniman Eko Nugroho juga mencuri perhatian lewat kolaborasinya dengan Major Minor dalam koleksi Signature (baca: Mural dalam Lembaran Busana di edsii April-Mei 2016). Di peragaan kali ini, Patrick pun tak kalah menambahkan syal bermotif untuk busana maksi yang didominasi motif cetak ilustrasi.

 

Pencarian Patrick

Meski lulus dari studi Law & Commerce di salah satu perguruan tinggi di Australia, namun fashion adalah bidang yang ingin ia tekuni. Ia memulai debut dengan memperkenalkan rancangan-rancangannya ke sejumlah majalah mode Indonesia, sebelum kemudian mengikuti berbagai ajang kompetisi rancangan busana. Karakter desainnya saat itu lebih mengacu pada penempatan motif cetak digital di bahan dasar hitam yang mengesankan petualangan sekaligus kemewahan.

Busana yang ia tampilkan melalui koleksi Jalanan masih mengusung unsur glamor, yang walau menyematkan detail bertema Jakarta, namun benang merah rancangannya kali ini kurang kuat. Andai Patrick menghadirkan rancangan lebih banyak, tentu Jalanan akan lebih komprehensif dan mencuri perhatian.