
Memperingati Santo Pelindung Irlandia
Pada 16 hingga 19 Maret tiap tahunnya, masyarakat Dublin merayakan Saint Patrick’s Day dengan berparade di jalan-jalan kota, menggelar pertunjukan musik, tarian, pawai mobil hias, dan berpesta. Siapa pun yang ingin mengikuti perayaan diwajibkan memakai baju serta atribut berwarna hijau sebagai lambang Irlandia. Perayaan ini diperingati khususnya oleh bangsa Irlandia dan keturunannya hingga diselenggarakan juga di Newfoundland dan Labrador, provinsi kecil di Pesisir Timur Kanada, di mana banyak terdapat orang Irlandia tinggal.
Penuh Pesta
Merupakan warga negara Inggris, Saint Patrick memiliki nama asli Maewyn Succa. Pada usia 16 tahun ia diculik oleh perompak dan dibawa ke Irlandia untuk dijadikan budak. Dalam masa kelamnya, ia mendapatkan wahyu dan mulai menyebarkan agama Kristen setelah bebas. Ia mengenalkan ajaran Kristen dengan daun shamrock, tumbuhan dengan tiga daun untuk menjelaskan konsep Tritunggal. Wafat pada 17 Maret 493, Saint Patrick’s Day kemudian digelar untuk memperingati Saint Patrick sebagai santo pelindung Irlandia.
Selain mengenakan baju serta atribut berwarna hijau, dalam parade merayakan Saint Patrick’s Day masyarakat juga melengkapinya dengan atribut daun shamrock. Pada pagi hari orang-orang Irlandia akan pergi ke gereja dan berdoa, kemudian mengikuti atau menonton parade di siang hari, dan berpesta di malam hari. Pestanya dipenuhi dengan acara makan, minum, hingga berdansa diiringi musik khas Irlandia. Menu khasnya adalah Irish Corned Beef, Irish Soda Bread beef, bir berwarna hijau, dan Guiness Beer sebagai bir kebanggaan masyarakat Irlandia.
Dirayakan di Indonesia
Saint Patrick’s Day pun turut dirayakan di Indonesia, meski bukan dalam skala besar dengan menggelar parade. Tiap tahunnya pada 17 Maret, Murphy’s Irish Pub & Restaurant yang berlokasi di Kemang, Jakarta menghadirkan nuansa Saint Patrick’s Day dengan menutup interiornya yang bergaya vintage menggunakan warna hijau dan ornamen daun shamrock. Tak hanya itu, pub Irlandia autentik pertama dan satu-satunya di Indonesia ini juga mengganti menu-menunya dengan hidangan khas perayaan Saint Patrick’s Day, termasuk bir berwarna hijau, serta mewajibkan pengunjungnya mengenakan pakaian serta atribut berwarna hijau.