8 Tempat Wisata Terpencil di Dunia
Tidak mudah untuk mencapai tempat-tempat wisata ini, ada yang jauh di Kutub Utara, ada yang berada di antah-berantah Samudra Hindia, ada pula yang mesti dicapai dengan jalan kaki sejauh 12 kilometer untuk mencapainya. Tapi itulah keunikan delapan lokasi wisata terpencil di dunia ini yang mencuri perhatian karena membutuhkan perjuangan untuk menjangkaunya. Apa sih yang membuat tempat-tempat ini menarik?
1. Pulau Paskah
Berada di tengah Samudra Pasifik, Pulau Paskah merupakan salah satu pulau terpencil di dunia yang menyimpan misteri melalui 900 patung Moai yang disebut patung kepala Pulau Paskah. Diukir dari batuan monolitik dan berukuran masif, patung-patung ini berdiri kokoh menghadap perairan dan sebagian lagi terbenam di dalam tanah hingga sebatas leher. Patung-patung yang dibuat orang Rapa Nui ini terdapat di Taman Nasional Rapa Nui, di mana wisatawan dapat mengikuti tur dengan pemandu lokal untuk mengunjungi situs Rano Kau (kawah vulkanik yang terbentuk dari abu yang mengeras, tempat patung-patung moai berdiri) dan Orongo (jurang sedalam 250 meter yang menyatu dengan dinding kawah Rano Kau) dengan tiket masuk 60 dolar untuk lima hari, dan dapat dibeli di bandara atau di kantor CONAF di Mataveri. Pulau Paskah tidak hanya menarik perhatian dengan patung batu yang terdapat di kawasan taman nasional, wisatawan dapat melakukan aktivitas lain, seperti mendaki Gunung Tereveka yang cukup mudah dilakoni sekitar 1,5-2 jam di atas trek tanah berumput, menikmati momen matahari terbit di Tongariki dengan pemandangan 15 patung Moai raksasa yang bisa disaksikan sekitar pukul 08:15 (waktu di pulau lebih lambat dua jam dari Chili). Sebelum kembali, pastikan untuk menyaksikan Kari-kari, grup seni yang menampilkan kesenian khas dengan kostum dan alat musik tradisional, dengan tiket masuk 15.000 peso Chili.
Tips: Berkunjung ke Pulau Easter membutuhkan bujet yang tidak sedikit. Sebagai gambaran, untuk tiket dua arah dari Santiago ke Pulau Easter (LATAM Airlines) mulai dari 500 dolar dan untuk mendapatkan harga murah, harus direservasi jauh-jauh hari karena harganya akan melonjak dua hingga tiga kali lipat satu atau dua minggu sebelum keberangkatan. Walau terbilang kecil, namun pulau ini memiliki ragam pilihan tempat menginap yang tersentralisasi di Hanga Roa. Untuk menghemat bujet, wisatawan bisa membeli bahan makanan dan memasak sendiri sarapan atau makan siang sederhana, walau tersedia juga beberapa kafe dengan biaya makan kurang dari 10 euro. Demi kenyamanan selama menjelajah pulau, sebaiknya menyewa kendaraan, bisa mobil, skuter, ataupun quad bike.
2. Svalbard, Norwegia
Jauh terisolasi di antara Laut Arktik, Laut Barents, Laut Greenland, dan Laut Norwegia, Pulau Svalbard pertama kali ditemukan oleh bangsa Viking di abad ke-12, walau catatan sejarah menunjukkan Belanda mendarat di daratan ini pertama kali pada 1596. Negeri kepulauan ini terdiri dari gletser salju, lembah es, serta habitat beruang kutub yang lebih banyak populasinya dibanding manusia. Untuk mengunjungi Svalbard, biasanya wisatawan memulainya dari Longyearbyen (satu-satunya kota di Svalbard) untuk kemudian menjelajah area sekitar menggunakan kapal, mendaki gletser, atau menggunakan kereta salju yang ditarik oleh kawanan anjing husky. Sebelum beraksi dengan alam liar yang rata-rata berkisar 3°-7° celsius di bulan Juli, sempatkan untuk mengunjungi beberapa museum di Longyearben, seperti Museum Svalbard yang menampilkan segala sejarah dan informasi mengenai pulau ini dan Museum Ekspedisi Kutub Utara yang menampilkan sejumlah koleksi mengenai perjalanan eksplorasi ke negeri paling utara. Cara terbaik untuk menikmati Svalbard dengan mengikuti tur kapal yang biasanya terdapat dari akhir November hingga akhir Desember, dengan berbagai tipe perjalanan yang dapat disesuaikan dengan keinginan.
Tips: Svalbard berada di luar kawasan Schengen, untuk pemeriksaan imigrasi, pengunjung wajib menunjukkan paspor atau kartu identitas negara asalnya. Walau terpencil, Svalbard menawarkan sejumlah penginapan, mulai dari hotel, apartemen, guest house, hingga area berkemah. Di Longyearbyen terdapat pusat informasi turis yang akan menyediakan informasi yang dibutuhkan pendatang.
3. Ittoqqortoormiit, Greenland
Kondisi alam di Ittoqqortoormiit termasuk ekstrem, dengan musim dingin yang bisa berkepanjangan hingga sembilan bulan, dan akses masuk yang membutuhkan perjuangan. Namun, dengan segala tantangan yang ditawarkan, Ittoqqortoormiit hadir dalam wujud sempurna melalui fjord (laut sempit yang diapit tebing-tebing tinggi) terpanjang, serta berada di antara dua taman nasional. Ittoqqortoormiit dikenal dengan nama Scoresbysund, merupakan kota terpencil di Greenland yang hanya dihuni kurang dari 500 jiwa. Ittoqqortoormiit hanya memiliki satu wisma penginapan di tengah kota, sebuah pub yang hanya buka sekali dalam seminggu, serta sebuah toko kelontong yang menjual barang-barang kebutuhan dasar.
Walau memiliki keterbatasan sarana, wisatawan yang bertandang ke sini bisa menggunakan jasa Nanu Travel untuk menikmati kota sunyi ini. Operator perjalanan ini menawarkan aktivitas luar ruangan, mulai dari menaiki kereta salju yang ditarik kawanan anjing, kayaking, ekspedisi Arktik, pendakian bukit-bukit bersalju, hingga menelusuri kehidupan liar Arktik yang bertemperatur ekstrem. Selama tur berlangsung, peserta akan didampingi pemandu lokal yang merupakan penduduk asli yang tahu betul mengenai kondisi alam dan kisah tempat-tempat yang akan dikunjungi. Partisipan akan diperlengkapi berbagai peralatan untuk membantu pergerakan selama di ruang terbuka, terutama ekstra pakaian hangat untuk mencegah kedinginan.
Tips: Hanya terdapat dua penerbangan dalam seminggu menuju Ittoqqortoormiit, yaitu pada Rabu di Bandara Constable Point, walau demikian, terdapat layanan helikopter untuk memenuhi keperluan transfer ke kota.
4. Desa Supai, Amerika Serikat
Di saat banyak wisatawan berbondong-bondong mengunjungi Grand Canyon, namun hanya segelintir yang menyadari bahwa ada kawasan tersembunyi di lokasi wisata itu. Reservasi Havasupai terletak di salah satu daerah terindah namun juga terpencil di sisi barat Grand Canyon, Amerika Serikat. Desai Supai sendiri berada di Havasu Canyon, yang merupakan cabang dari Grand Canyon, di mana wisatawan yang datang hanya bisa mengakses dengan berjalan kaki sekitar delapan mil, menunggang kuda, atau naik helikopter. Desa Supai merupakan pusat dari suku Havasupai, suku asli Amerika, di mana kawasan sekitar desa dihiasi dengan empat air terjun cantik serta fasilitas berkemah. Dengan perjuangan yang cukup besar, wisatawan akan dihibur dengan Air Terjun Havasupai Arizona yang menjadi daya tarik Desa Supai. Air terjun berwarna hijau-kebiruan ini menjadi sumber penghidupan bagi orang Havasupai yang tinggal di dekatnya, di mana mereka dipercaya sebagai penjaga Grand Canyon.
Tips: Walau terpencil, Desa Supai sudah difasilitasi dengan toko, kafe, pondok, serta museum untuk wisatawan. Demi kemudahan, kini Suku Havasupai sudah membuka reservasi tempat berkemah via telepon di 928-448-2121, 928-448-2141, 928-448-2180, yang dapat dihubungi dari pukul 09:00-15:00, dari Senin hingga Jumat.
5. Pulau Macquarie, Australia
UNESCO mencatatnya sebagai Situs Warisan Dunia, pulau yang berada di tenggara negara bagian Tasmania, Australia ini merupakan satu-satunya tempat di dunia, di mana mantel bumi (berada enam kilometer di dasar lautan) aktif terpapar di atas permukaan laut. Paparan unik ini terlihat dari batuan ekstrusif dan basal bantal. Pulau Macquarie menjadi rumah berbagai satwa liar, termasuk ribuan anjing laut dan jutaan penguin, di mana pulau ini dikelola oleh Tasmanian Parks and Wildlife Service. Penelitian ilmiah kerap dilakukan di pulau yang temperatur rata-rata di musim panas saja hanya berada di angka 7° celsius. Wisata ke Pulau Macquarie didedikasikan bagi mereka yang ingin berada lebih dekat dengan satwa liar yang jarang ditemukan di tempat lain, seperti sejumlah spesies anjing laut, termasuk anjing laut gajah selatan, termasuk empat jenis penguin, yaitu king, royal, Gentoo, dan rockhopper.
Tips: Beberapa perusahaan, seperti Quark Expedition, Aurora Expeditions, dan Heritage Expeditions menyediakan jasa perjalanan ke Pulau Macquarie, dengan rute perjalanan dari Australia atau Selandia Baru ke Antartika. Mengingat perjalanan akan melewati perairan di Samudra Selatan yang terkenal dengan gelombang yang dahsyat, pengunjung yang rentan mabuk laut dianjurkan untuk mempertimbangkan kembali kunjungan ke sini.
6. Pulau Cocos, Guam
Bisa dipastikan tak banyak yang mengetahui keberadaan Pulau Cocos yang berada di antah-berantah Samudra Hindia, dengan Pulau Christmas sebagai tetangga terdekat, walaupun jarak keduanya sekitar 900 kilometer. Pulau Cocos dikenal dengan nama Keeling, yang berasal dari nama Kapten William Keeling, sosok yang menemukan pulau ini pada 1609. Bertandang ke Pulau Cocos, jangan lewatkan Pulu Kelapa Festival (Festival Pulau Pohon Kelapa) yang berisi aktivitas santai untuk mengenal aneka flora dan fauna yang berada di pulau ini dalam sebuah demonstrasi interaktif.
Mengunggulkan wisata bahari, tentu saja sebagian besar kegiatan di pulau ini berkisar aktivitas air, seperti snorkeling di situs The Rip yang berada di sisi selatan pulau, yang dapat diakses menggunakan feri yang tersedia pada Kamis dan Sabtu, kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 10 menit menuju pantai berpasir putih. Memancing dan selancar berada di opsi berikutnya, selain pengunjung pulau bisa disarankan untuk menikmati permainan golf bersama orang lokal melalui Scroungers, yang diadakan setiap Kamis, pukul 15:30.
Tips: Cuaca di Pulau Cocos cukup bersahabat sepanjang tahun. Untuk tetap terhubung dengan keluarga dan kolega, tersedia layanan penyewaan telepon genggam dengan koneksi internet.
- Kepulauan Faroe, Norwegia
Tak banyak yang mengetahui pasti letak Kepulauan Faroe yang sesungguhnya berada di antara Norwegia dan Eslandia, yang terdiri dari 18 pulau baru dan vulkanis di Atlantik Utara. Kepulauan Faore menawarkan atraksi wisata alam yang meliputi kegiatan mendaki, mengamati burung, menyelam, memancing, berlayar, dan olahraga ekstrem. Tidak diragukan lagi bahwa alam Kepulauan Faroe-lah akan memikat hati tiap pengunjung, di mana paparan alamnya tersaji melalui pegunungan hijau, padang rumput yang luas, air terjun yang cantik, juga desa-desa kecil dengan rumah-rumah penduduk yang berwarna-warni. Itulah sederet alasan kepulauan ini masuk dalam ulasan kami di Majalah Panorama terbaru yang membahas destinasi-destinasi pilihan yang akan mencuri perhatian di 2018.
Salah satu atraksi utama yang menjadi alasan wisatawan berkunjung ke kepulauan ini untuk melihat ribuan burung puffin, jenis burung laut pelagis yang memiliki pola bulu hitam-putih, yang biasa bersarang di tebing tinggi. Biasanya, para pengamat burung mendatangi Vestmanna atau ke Pulau Mykines di sisi barat, yang dikenal sebagai tempat terbaik untuk mengamati kawanan burung cantik ini. Jika ingin lebih santai menghayati alam Faroe, wisatawan yang pernah mengunjungi kepulauan ini mengaku terbuai saat melakukan perjalanan dengan kendaraan menyusuri area yang menyuguhkan fjord (laut sempit yang berada di antara tebing), rumah-rumah penduduk dengan atap bangunan yang ditanami rumput, serta hamparan padang rumput yang membentang luas.
Tips: Visa berkunjung ke Kepulauan Faroe tidak termasuk dengan visa Schengen maupun visa Denmark. Jika ingin mengajukan visa di Kedutaan Besar Denmark, pastikan untuk mengajukan visa spesifik untuk berkunjung ke Kepulauan Faroe
8. Naryn, Kirgizstan
Secara geografis, Kirgiztan berbatasan dengan Kazakhstan dan Uzbekistan. Negara ini mengandalkan wisata alam berupa jajaran pegunungan dan daerah pedesaannya. Bagi pendatang, kota Bishkek menjadi pintu masuk untuk menjelajah Kirgiztan, sebuah kota yang memiliki reputasi baik karena menawarkan suasana santai dan cukup ramah menyambut wisatawan yang datang. Namun bukan Bishkek yang menjadi sentra kisah, ada Naryn yang berada di tepian Sungai Naryn, yang membetuk gambaran alam melalui ngarai yang mengalir menuju sungai, didukung pengunungan merah yang mengelilinginya.
Di Naryn, wisatawan bisa mendatangi Tash Rabat, merupakan pintu gerbang untuk mengunjungi salah satu perhentian dari Jalur Sutera yang berusian lebih dari 500 tahun ini. Sewalah taksi untuk mengeksplor lokasi wisata ini atau bisa berbagi dengan wisatawan lain untuk menekan biaya yang berkisar 2.000 soms untuk perjalanan dua arah. Koshoi Korgon adalah destinasi selanjutnya, sebuah reruntuhan kastil yang berasal dari abad ke-10, di mana saat ini hanya menyisakan bagian dindingnya saja. Dibutuhkan satu jam perjalanan dari Naryn menuju Koshoi Korgin. Selagi di sini, beritahu supir taksi untuk singgah di museum kecil di dekatnya. Berikutnya ada Danau Song Kul yang berada di pegunungan, di mana area sekitarnya kerap menjadi padang rumput tempat gembala membawa hewan piaraannya saat musim panas. Di sini wisatawan dapat merasakan pengalaman menginap di yurt (tenda tradisional khas orang Kirgizstan) yang beroperasi dari Mei hingga September. Jika ingin mengetahui lebih lanjut mengenai destinasi di Kirgizstan, bisa membaca ulasannya di Majalah Panorama edisi terbaru.
Tips: Untuk mengunjungi Naryn, wisatawan naik menaiki taksi dari Bishkek atau Balykchy dengan tarif sekitar 500 soms. Pilihan lain, bisa menggunakan minibus dengan tarif sekitar 350 soms, dengan waktu perjalanan sekitar 4,5 jam.