Paduan Sejarah dan Budaya Kontemporer di Christchurch
Saat ini Selandia Baru masih menutup perbatasannya dari kunjungan turis asing. Walau begitu, mimpi ke Negeri Kiwi tak boleh padam. Anda masih bisa merancangkan perjalanan, mencari mana saja destinasi terbaik yang akan dikunjungi jika negara ini menyambut kembali wisatawan.
Salah satu destinasi menarik yang selalu disinggahi pejalan adalah Christchurch, kota terbesar di Pulau Selatan yang menawarkan paduan sejarah dengan budaya kontemporer unik. Kota yang berdiri pada 31 Juli 1856 ini, sempat mengalami gempa dahsyat pada 2011 silam. Namun seiring renovasi di sana-sini, Christchurch kembali memancarkan pesonanya. Inilah sederet pesona wisatanya yang dapat Anda masukkan dalam daftar perjalanan.
- Cardboard Cathedral
Katedral Christchurch yang bergaya Gotik dan dibangun pada 1864 mengalami kerusakan parah saat gempa terjadi. Sebagai gantinya, pada 2013 dibangun gereja sementara di Latimer Square, yang hanya beberapa blok dari lokasi asli katedral.
Uniknya, gereja yang dirancang arsitek Jepang, Shigeru Ban terbuat dari kardus, karena ia adalah spesialis membangun berbagai bangunan darurat menggunakan bahan-bahan daur ulang. Berkapasitas 700 orang, gereja ini diprediksi dapat bertahan 50 tahun dan bila terjadi gempa lagi, tak akan hancur berkeping-keping seperti batu.
- Port Hills
Merupakan perbukitan di antara Christchurch dan Pelabuhan Lyttelton yang terbentuk akibat longsoran erupsi dari Gunung Lyttelton jutaan tahun lalu. Dari sini, tersaji pemandangan menakjubkan Christchurch dari ketinggian.
Bagi warga setempat, Port Hills merupakan tempat untuk berekreasi karena di sini terdapat beberapa taman dan trek untuk bersepeda gunung dan jalan kaki. Bagi wisatawan, Port Hills menawarkan kemudahan untuk menghampiri puncak Gunung Cavendish menggunakan gondola yang beroperasi setiap hari. Di atas bukit, tersaji pemandangan kawasan Canterbury yang memukau.
- Christchurch Botanic Garden
Christchurch Botanic Garden yang dibangun pada 1863, merupakan museum hidup yang memamerkan koleksi flora yang terbagi dalam tujuh musim. Jangan lewatkan Rose Garden yang memiliki koleksi sekitar 250 jenis mawar.
Di sini juga memuat koleksi flora asli Selandia Baru. Terhampar di atas lahan seluas 30 hektar di tepi Sungai Avon, Christchurch Botanic Garden buka setiap hari tanpa dipungut biaya. Kebun botani ini dapat diakses dengan jalan kaki sekitar 10 menit dari Re: Start Mal atau Victoria Street.
- Canterbury Museum
Bila ingin mengetahui sejarah, budaya, dan seni Selandia Baru, berkunjunglah ke Canterbury Museum. Koleksi yang ditampilkan meliputi artefak-artefak langka dari suku Maori berikut latar kisahnya.
Di sini juga terdapat Antartic Gallery yang memamerkan penemuan-penemuan dan kisah eksplorasi di Benua Antartika. Museum di Rolleston Avenue ini beroperasi pukul 09.00 hingga 17.00 sepanjang April-September dan pukul 09.00 hingga 17.30 pada Oktober-Maret.
- Hanmer Springs
Beberapa lokasi di Selandia Baru adalah surganya pemandian air panas. Berendam di kolam air panas penuh mineral dapat meremajakan kulit, meningkatkan aliran darah yang kaya oksigen ke seluruh tubuh, serta membantu menstimulasi sistem kekebalan tubuh.
Salah satu pemandian populer di Christchurch adalah Hanmer Springs yang dapat diakses dengan berkendara sekitar 90 menit dari pusat kota. Bisa juga menggunakan layanan antar jemput dengan reservasi terlebih dulu. Tersedia juga Hanmer Connection yang menyediakan jasa antar jemput dari Christchurch atau Bandara Christchurch.