TOP

Sumba, Lokasi Sempurna Pendekar Tongkat Emas

OLYMPUS DIGITAL CAMERAKalau Peter Jackson meyakini New Zealand sebagai Middle Earth dalam Lord of The Rings, Mira Lesmana dan sutradara Ifa Isfansyah yang pernah dinobatkan sebagai Sutradara Terbaik di Festival Film Indonesia 2011 untuk film Sang Penari juga meyakini bahwa Desa Rambangaru di Sumba Timur sebagai lokasi sempurna untuk duel jurus silat antara Reza Rahardian dan Nicholas Saputra dalam film laga Pendekar Tongkat Emas.

“Kami memilih Sumba karena di sana masih banyak terdapat padang savana yang luas, area tersebut cocok untuk dijadikan lokasi pembuatan film silat. Selain itu, pemandangan alamnya sangat luar biasa indah, pantai yang masih alami dengan tebing-tebing karst, serta rumah adat yang mendukung suasana kolosal gaya persilatan,” ujar Riri Riza, co-produser Pendekar Tongkat Emas.

Sumba memang belum dikembangkan secara optimal untuk industri pariwisata, meski di antara padang rumputnya yang berbukit-bukit itu terdapat banyak objek menarik yang penuh gaya, seperti rumah-rumah adat dengan atap menjulang runcing yang eksotis. Masyarakat Sumba hidup secara komunal di sebuah rumah besar yang disebut uma kalada dan dihuni turun-temurun.

“Selama syuting film ini kami melibatkan 350 masyarakat asli Sumba yang semuanya sangat antusias, bahkan ada beberapa ahli bela diri juga yang kami libatkan. Hal ini terjadi berkat adanya kerja sama dari dinas terkait yang ingin sama-sama mengangkat Sumba sebagai destinasi wisata. Tak lupa, setiap kami masuk ke perkampungan, tim juga mempersiapkan pinang dan sirih sebagai hantaran yang menjadi adat masyarakat,” kata Mira Lesmana.

Film yang terinspirasi dari komik silat dan bercerita tentang dunia kependekaran ini juga menggaet beberapa artis kawakan tanah air seperti Eva Celia, Tara Basro, Prisia Nasution, Darius Sinatrya, artis senior seperti Christine Hakim, Slamet Rahardjo, Landung Simatupang, serta Whani Darmawan.

“Semua yang saya bayangkan tentang film ini telah terwujud, saya puas sekali dengan hasilnya. Dengan musik Erwin Gutawa yang menggabungkan live orkestra dengan musik tradisional Sumba, serta set yang natural dengan wardobe yang dikombinasikan kain tenun, film ini sangat Indonesia sekali. Jika penasaran, film ini akan tayang pada 18 Desember mendatang di bioskop,” ungkap Ifa.