Menanti Senja di Kuil Gunung Emas
Berburu sunset tidak harus di pantai, di tengah kota modern yang padat kendaraan pun masih dapat merasakan momen magis kembalinya mentari ke peraduannya. Saat bertualang di Bangkok, nikmati suasana sunset tidak dari tepi Sungai Chao Phraya atau seberang Wat Arun, tapi naiklah ke bukit dengan kuil bersepuh emas.
Wat Saket (Golden Mount) dalam bahasa setempat disebut Phu Khai Thong karena atap chedi-nya bersepuh emas. Di kuil setinggi 80 meter ini, tersimpan peninggalan Sang Buddha yang ditemukan di kota kuno Kapilavastu, sehingga sepanjang tahun tak henti-hentinya Wat Saket menerima kunjungan peziarah.
Di minggu menjelang Loi Krathong setiap November, kuil yang dibangun semasa berkuasanya Kerajaan Ayutthaya (1350-1767) kerap menggelar bazaar meriah. Baru pada pemerintahan Raja Rama I, Wat Saket mengalami renovasi besar-besaran.
Dibangun di puncak bukit buatan, pengunjung harus rela menaiki sekitar 320 anak tangga, yang sebenarnya tidak terlalu menguras tenaga, asalkan tidak berkunjung ke sini di tengah hari yang panas atau di puncak musim panas.
Sebelum mendaki anak-anak tangga, terdapat bekas krematorium yang dulunya digunakan untuk membakar sekitar 60.000 jenazah korban wabah penyakit yang melanda Thailand di akhir abad 18. Dekat situ terdapat gerbang, yang kemudian dijuluki warga lokal sebagai Gerbang Hantu.
Sesampainya di puncak anak tangga, mata akan dimanjakan dengan pemandangan kuil bersepuh emas dan pemandangan cantik sekitaran Bangkok hingga ke arah Pulau Rattanakosin. Sebelum menikmati senja tercantik di Bangkok, kitari kuil dan pengunjung dapat menemukan banyak patung Buddha, aula kuil, pagoda, aula kitab suci, dan pohon Sri Maha Bodhi.
Wat Saket berlokasi di 344 Chakkraphatdiphong Road Pom Prap Sattru Phai dan buka setiap hari mulai pukul 07:30 hingga 17:30, dengan tiket masuk 50 baht. Disarankan untuk datang menjelang senja, sebelum matahari terbenam karena pemandangan sunset di sini begitu indah.