10 Destinasi Antimainstream di Asia
Sedang merancang liburan untuk 2019 dan berniat menjelajah Asia namun mencari tempat-tempat yang belum banyak dikunjungi pejalan Indonesia? Berikut 10 rekomendasi kami.
- Chandigarh, India
Chandigarh di utara India merupakan salah satu dari kota-kota pertama yang dibangun di India. Arsitek Swiss-Prancis Le Corbusier lah yang merancang rencana induk kota, dan hingga saat ini, desain dan arsitekturnya dianggap sebagai salah satu yang terbaik di India. Keunikan kota ini dapat dinikmati dari Capitol Complex, kompleks perkantoran pemerintah seluas 66 hektar yang terdiri tiga bangunan, tiga monumen, dan danau ini bahkan telah terdaftar dalam Situs Warisan Dunia UNESCO sejak 2006. Terletak di kaki Pegunungan Shivalik Hills, kota ini merupakan tempat populer untuk mengawali perjalanan ke Shimla, Manali, dan bahkan Leh di kawasan Jammu dan Kashmir. Rock Garden yang menampilkan berbagai patung dari keramik, botol, gelas, gelang, ubin, dan beragam material daur ulang lainnya pun menarik untuk dikunjungi selagi di sini, selain menyusuri Danau Sukhba naik perahu di sore hari sembari menikmati pemandangan pegunungan di kejauhan.
Waktu terbaik: Musim gugur antara pertengahan Agustus hingga November ketika cuacanya menyenangkan untuk berjalan kaki.
2. Ishigaki, Jepang
Dinobatkan sebagai salah satu tujuan wisata paling populer di 2018 oleh TripAdvisor, pulau di Prefektur Okinawa ini mengiming-imingi pengunjung dengan pantai-pantai indah yang dikelilingi hutan bakau yang rimbun dan mengingatkan akan pantai-pantai di Hawaii atau Fiji. Tak hanya hutan bakau, pantai-pantai di Ishigaki pun beragam. Ada pantai berpasir putih, berbatu karang, hingga yang berdasar pasir landai dan dangkal sehingga cocok untuk berenang, dengan Pantai Yonehara sebagai pantai terpopulernya. Opsi lainnya adalah ke Kabira Bay di mana pengunjung dapat melihat keindahan bawah laut dari perahu berdasar kaca. Sama halnya dengan setiap sudut lainnya di Jepang yang memiliki hidangan khasnya tersendiri, begitu pula Ishigaki yang terutama terkenal dengan yaeyama soba.
Waktu terbaik: Musim panas hingga awal musim gugur (Juni hingga Oktober), namun hindari libur nasional Jepang (seperti Golden Week).
3. Kepulauan Kei, Maluku
Kepulauan Kei mulai terdengar di kalangan pejalan Indonesia karena keindahan pantai-pantainya. Gugusan kepulauan di tenggara Maluku ini juga seringkali menjadi persinggahan kapal pesiar. Selain dua pulau utamanya, yakni Kei Besar dan Kei Kecil, di barat daya terdapat beberapa pulau kecil, seperti Tanimbar Kei, Pulau Utir, Pulau Ta, Pulau Ur, hingga beberapa pulau yang saking kecilnya belum tercatat di peta. Sejumlah penginapan tersebar di sisi barat laut Pulau Kei Kecil, tepatnya di area Pantai Pasir Panjang yang sesuai namanya, merupakan bentangan pasir putih sehalus bedak sepanjang tiga kilometer. Kawasan Pantai Pasir Panjang terhampar mulai dari Pantai Ngurbloat di Desa Ngilngof hingga Pantai Ngursamadan di Ohoililir. Karena Ngurbloat adalah salah satu pantai yang paling banyak dikunjungi wisatawan, banyak yang kemudian menyebut Pasir Panjang sebagai Ngurbloat. Dari Pelabuhan Debut di Pulau Kei Kecil tersedia kapal motor menuju Ngurtafur, salah satu pantai yang wajib dikunjungi di Kepulauan Kei karena tak hanya indah, namun juga merupakan persinggahan bagi kawanan burung pelikan dari Australia. Ngurtafur sendiri merupakan bentangan gosong yang menyatu dengan Pulau Warbal, sehingga ketika air surut seakan tampak akses berpasir menuju Pulau Warbal. Ketika air pasang, jalan ini akan menghilang.
Waktu terbaik: April-Mei dan Oktober-Desember ketika laut tenang
4. Koh Mook, Thailand
Koh Mook (Koh Muk) di Provinsi Trang masih berada di bawah radar pariwisata massal (untuk saat ini) sehingga cocok untuk menghindari ledakan pariwisata yang melanda Koh Samui, Koh Phi Phi, dan Phuket. Koh Mook pun telah dilengkapi resor-resor pantai mewah dengan para pengelola yang berkomitmen untuk menjaga pulau ini tetap bersih dan alami. Pantai-pantai yang direkomendasikan untuk dikunjungi di sini adalah Haad Farang yang merupakan tempat terbaik untuk menikmati pemandangan matahari terbenam dan Mermaid Beach yang menawarkan hamparan pasir putih dengan banyak kaca laut (sea glass). Karena mungil, semua pantai di Koh Mook dapat diakses dengan berjalan kaki (dari ujung pulau ke ujung yang lain hanya setengah jam saja berjalan kaki!). Atraksi lain di sini adalah Emerald Cave (Tham Morakot), di mana pengunjung harus berenang melalui gua sepanjang 80 meter sebelum tiba di pantai mungil berpasir putih yang dikelilingi bukit kapur yang eksotis.
Waktu terbaik: Desember hingga Maret, karena curah hujan antara Mei hingga Oktober cukup tinggi, sehingga aktivitas pun terbatas dan kebanyakan resor tutup.
5. Lasem, Jawa Tengah
Banyak pejalan melewatkan Lasem, atau hanya menjadikannya sebagai tempat persinggahan sebelum melanjutkan perjalanan melalui Jalur Pantura. Kota terbesar kedua di Kabupaten Rembang ini sangatlah menarik, terutama bagi para pecinta sejarah, arsitektur, dan batik. Merupakan kota di Jawa Tengah dengan populasi keturunan Tionghoa terbanyak, kota ini memiliki sejumlah kelenteng, dengan yang paling indah adalah Cu An Kiong yang juga merupakan kelenteng tertua di Lasem. Konon, Laksamana Cheng Ho merapatkan kapalnya di Sungai Lasem, tepat di seberang kelenteng, karena rupanya sungai yang bermuara ke Laut Jawa tersebut dulunya merupakan jalur perdangan yang ramai. Atraksi utama lainnya yang tak pernah terlewat dalam daftar kunjungan pejalan saat ke Lasem adalah Kampung Karangturi. Rumah-rumah tua berarsitektur Tionghoa di kampung ini tak hanya sekadar tempat tinggal, melainkan juga difungsikan sebagai bengkel-bengkel penghasil batik pesisiran dengan warna khas, yakni merah darah ayam, hijau botol, dan biru tua. Berjuluk Batik Tiga Negeri berkat proses pewarnaan tiga kali, kekhasan batik Lasem terletak pada coraknya yang merupakan perpaduan pengaruh Tionghoa, pesisir utara Jawa Tengah, serta keraton Solo dan Yogyakarta. Karena proses yang rumit dan semuanya merupakan batik tulis (bukan batik cap), harga batik di Lasem relatif tinggi.
Waktu terbaik: Menjelang Tahun Baru Imlek dan saat cengbeng (April).
6. Lumbini, Nepal
Terletak di perbatasan Nepal dan India, Lumbini merupakan tempat kelahiran Siddhartha Gautama. Setelah kematiannya, kuil yang menjadi tempat lahirnya Sang Buddha ini sempat populer di kalangan peziarah, namun kemudian terlupakan. Kuil ini baru disebut-sebut lagi ketika ditemukan pilar batu yang diduga dibangun seorang raja Ashoka pada 249 SM untuk menandai tempat kelahiran Sang Buddha. Kuil sederhana bernama Maya Devi ini masih berdiri hingga kini dan berlokasi tak jauh dari kolam suci yang digunakan untuk pertama kali memandikan Pangeran Siddhartha. Selain reruntuhan bangunan kuno di sekitarnya yang diperkirakan berasal dari 2.200 tahun lalu, pemandangan lain yang menarik di sekitar kuil ini adalah pohon Bodhi yang terlilit kain-kain doa. Semua peristiwa penting dalam kehidupan Siddhartha Gautama, mulai dari kelahiran, pencerahan, ceramah pertama, hingga kematian, terjadi di bawah pohon jenis ini. Pejalan juga dapat menyewa rickshaw untuk keliling Taman Lumbini yang terdiri sejumlah kuil dan biara. Karena dibangun oleh pemerintah mancanegara, bentuknya menyesuaikan dengan budaya masing-masing negara penyumbang. Myanmar Temple, misalnya, hadir dalam kuil berwarna emas mirip Shwedagon Pagoda di Yangon, sedangkan International Gautami Nuns Temple merupakan replika dari Swayambhu Stupa di Kathmandu. Meski Lumbini lebih banyak dikunjungi peziarah ketimban turis, kehadiran bandara internasional baru yang rencananya beroperasi awal 2019 akan memudahkan untuk mengunjungi Lumbini dan berbagai situs menarik lainnya di kota ini yang berkaitan dengan kehidupan Sang Buddha, termasuk Tilaurakot yang menjadi tempat Pangeran Siddhartha menjalani kehidupan penuh kemewahan sebelum memulai jalan menuju pencerahan.
Waktu terbaik: Oktober hingga Desember ketika cuaca nyaman untuk menjelajah kota dan mengikuti berbagai festival.
7. Munnar, India
Dalam bahasa Malayalam, Munnar secara harfiah berarti tiga sungai karena memang lokasinya dilewati tiga sungai penting, yaitu Mudhirapuzha, Nallathanni, dan Kundaly. Nama ini telah disematkan untuk kawasan asri ini sejak zaman kolonial Inggris, di mana Munnar adalah pusat pemerintahan selama musim panas karena hawanya yang sejuk. Lanskap dengan deretan pengunungan, perkebunan teh, hutan, lembah memang menjadikan Munnar tempat pelarian yang sempurna. Pesona alam memang yang ditawarkan Munar, terutama melalui Blossom International Park (keralahydeltourism.com) yang berada dekat Pallivasal dan merupakan tempat ideal untuk bersantai bersama keluarga dengan bersepeda, piknik, naik perahu, bermain sepatu roda, atau mengunjungi gua untuk meditasi. Pothamedu View Point adalah tempat untuk menyaksikan wajah Munnar di antara kabut, yang jika tersingkap yang terhampar adalah hijau perkebunan teh. Air terjun Attukal yang tersembunyi di hutan di kawasan perbukitan juga menyumbang popularitas bagi pariwisata Munnar. Memang memerlukan usaha untuk mengaksesnya, namun bagi yang enggan bersusah payah, terdapat kedai teh sederhana yang menyajikan pemandangan Attukal dari kejauhan. India berada di posisi dua sebagai penghasil teh terbesar di dunia, setelah Tiongkok, dan di Munnar sendiri, wisatawan dapat mengunjungi Tata Tea Museum (kdhptea.com) yang menyajikan wawasan seputar sejarah teh dan perkembangannya di India, termasuk transformasi kawasan Munnar sebagai perkebunan teh. Jika berkunjung ke museum ini, pengunjung dapat menikmati sajian teh kapulaga sembari menikmati kisah-kisah menarik seputar teh yang dituturkan pemandu.
Waktu terbaik: Puncak kunjungan wisatawan terjadi sekitar Agustus hingga Maret, di mana April hingga Mei didominasi turis domestik India yang ingin menyingkir dari musim panas ekstrem yang sedang berlangsung. Penurunan jumlah pengunjung biasanya terjadi di musim penghujan atau sekitar Juni hingga Juli.
8. Nagasaki, Jepang
Kota pelabuhan di Pulau Kyushu ini akan selalu dikenang sebagai bagian dari sejarah kelam Perang Dunia II, di mana Nagasaki dijatuhi bom atom oleh Amerika Serikat pada 9 Agustus 1945 yang menghancurkan sebagian besar kota dan menewaskan 10 ribu penduduknya. Peristiwa tragis inilah yang menjadi alasan banyak warga Jepang dan wisatawan mancanegara melakukan kunjungan sakral ke Nagasaki. Mereka akan melakukan napak tilas dengan mengunjungi Nagasaki Peace Park (city.nagasaki.lg.jp), taman bertema perdamaian yang di tengahnya terdapat Taman Hypocenter berupa monolit hitam sederhana yang menandai episentrum ledakan bom. Pastikan juga mampir ke Nagasaki Atomic Bomb Museum (nagasakipeace.jp) yang menceritakan kengerian perang dan efek dari ledakan bom atom, serta ruang peringatan bagi para korban. Terletak di bawah tanah, rancangan ruangan ini melibatkan elemen air dan cahaya untuk menampilkan efek syahdu. Disarankan untuk menyisihkan setengah hari dan melakukan perjalanan ke Huis Ten Bosch (huistenbosch.co.jp), taman hiburan bertema Belanda sehingga namanya pun diambil dari salah satu tempat tinggal keluarga kerajaan Belanda. Membuat pengunjung serasa berada di Belanda lewat kanal, kincir angin, taman, bangunan bergaya Eropa, dan bahkan di musim semi digelar festival bunga tulip, jangan lewatkan pula aneka wahana permainan, replika Domtoren (Menara Dom di Utrecht), museum seni, dan Harbour Zone yang menghadirkan pertunjukan teater dan replika istana Huis Ten Bosch. Nagasaki memiliki festival populer, yaitu Nagasaki Kunchi, yang digelar di Suwa Shrine setiap 7-9 Oktober selama 400 tahun terakhir. Menggabungkan berbagai aspek budaya Tiongkok dan Belanda yang unik, festival ini menampilkan tarian dari berbagai kelompok yang mewakili distrik-distrik di Nagasaki.
Waktu terbaik: Musim semi merupakan waktu terbaik mengunjungi Nagasaki. Secara umum, Nagasaki memiliki suhu yang lebih hangat karena letaknya di selatan Jepang.
9. Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur
Di kalangan pejalan Indonesia, nama pulau paling selatan di Indonesia nyaris tak pernah terdengar. Namun di kalangan peselancar internasional, ombak di pantai-pantai indah di sini kerap dijadikan bucket list. Walau memiliki tradisi membuat tenun ikat seperti pulau-pulau lain di Nusa Tenggara Timur, namun alat musik sasando – atau sasandu masyarakat setempat menyebutnya – memang berasal dan hanya ada di Rote.Pada peta di awal abad 17, nama Rote tercantum sebagai Noesa Dahena. Namanya yang sekarang adalah pemberian rombongan armada Magelhains dengan kapal Victoria dalam perjalanannya keliling dunia dan singgah di Pulau Timor dan Rote pada 1522. Di pelabuhan, rombongan bertemu warga setempat bernama Rote dan karena kendala bahasa, ketika menanyakan nama pulau, yang ditanya mengira ia sedang ditanya nama. Sejak itu pulau ini dicatat bernama Rote. Di peta-peta buatan Belanda, Rote tertulis sebagi Rotthe dan kadang Rotto. Sedangkan dokumen-dokumen VOC pada pertengahan abad ke-17, Rote tercatat sebagai Rotti yang dieja kadang Rotti, Rotty, dan Rotij. Bila tidak sedang digelar kompetisi surfinginternasional (biasanya September atau Oktober yang merupakan saat terbaik untuk surfing di Rote karena ombak sedang tinggi-tingginya), sangatlah menyenangkan duduk-duduk di pasir putih Nemberala, pantai yang paling terkenal di Rote. Karena matahari terbenam di sini dinobatkan sebagai salah satu yang terindah di Indonesia, pantai di selatan Pulau Rote ini memang lebih ramai menjelang senja. Pada 2016, Pantai Nemberala dinobatkan sebagai Pantai Surfing Terpopuler dalam ajang Anugerah Pesona Indonesia karena memang gulungan ombaknya nyaris tidak pernah berhenti. Di sepanjang pantai ini telah banyak terdapat resor pantai berkonsep ramah lingkungan yang menyasar para peselancar.
Waktu Terbaik: Juni dan September merupakan puncak kunjungan wisatawan karena bertepatan dengan liburan musim panas. Walau begitu, terkadang angin cukup kencang sekitar Juli dan Agustus. Hindari Januari yang memiliki curah hujan tinggi.
10. Tashkent, Uzbekistan
Kiprah Uzbekistan sebagai destinasi wisata di Asia Tengah mulai diperhitungkan. Hal ini tak mengherankan karena ibu kota Tashkent menawarkan kontras yang unik, yaitu metropolitan dengan sejumlah museum, restoran, dan kehidupan malam yang gemerlap di satu sisi, dan aktivitas menantang, seperti arung jeram dan ski di sisi lain. Tashkent adalah kota kuno yang merupakan bagian dari Jalur Sutera yang kini di seantero kotanya dihiasi bangunan-bangunan peninggalan era Soviet. Sejumlah titik menarik di kota ini, antara lain Distrik Oq-Tepa, Mausoleum Abubakr Mukhammed Kaffal Chachi yang menawarkan arsitektur indah. Daya tarik Tashkent dapat semakin diresapi dengan mengunjungi Moyie Mubarek Library Museum, sebuah museum perpustakaan yang menyimpan Osman Quran, yang dipercaya sebagai Al Quran tertua di dunia dari abad ke-7. Kitab suci yang dilapisi kulit rusa ini dibawa ke Samarkand oleh Timue, kemudian dipindahkan ke Moskow oleh Rusia pada 1868, hingga akhirnya dikembalikan ke Tashkent oleh Lenin pada 1924 sebagai langkah untuk berdamai dengan warga Muslim Tashkent. Museum ini juga berisi puluhan buku langka dari abad 14 hingga 17, selain koran berukuran ibu jari. Untuk berinteraksi dengan warga setempat yang ramah, Chorsu Bazaar lah tempatnya.
Waktu terbaik: Musim semi dan musim gugur ketika udara hangat dan minim hujan. Wisatawan juga dapat menikmati kawasan gurun dengan nyaman. November hingga Maret langit bisa sangat cerah, sehingga akan dapat memiliki foto lanskap yang menakjubkan, selain di bulan-bulan tersebut bukanlah puncak kunjungan turis.