TOP

5 Desa Tercantik di Inggris

Inggris tak hanya memukau melalui kota-kota besarnya yang modern, tapi juga cantik dengan desa-desa yang kecil yang fotogenik. Nikmati perjalanan santai mengitari lima desa tercantik di Inggris, untuk menemukan kedamaian dan liburan yang berkesan.

Inilah lima desa tercantik di Inggris yang layak dikunjungi.

Lacock Village, Wiltshire

Walau berstatus desa kecil yang permai, Lacock Village tampak familiar saat dikunjungi karena banyak produksi film dan serial televisi yang menjadikannya sebagai lokasi syuting. Sebut saja Downtown Abbey (2019), Pride and Prejudice (1995) versi BBC, tak ketinggalan series waralaba, Harry Potter and the Half-Blood Prince (2009), Harry Potter and the Chamber of Secrets (2002), Harry potter and the Philosopher’s Stone (2001), juga The Other Boleyn Girl (2008).

Jika mengunjungi Lacock Village menggunakan kendaraan pribadi/sewa, sekitaran desa tidak tersedia tempat parkir bagi pendatang, namun pengunjung dapat memarkirkan kendaraannya sekitar 200 meter di luar desa. Yang menyenangkan dari Lacock Village adalah atmosfer yang ditawarkan, juga panorama fotogenik yang pasti disukai para pemburu fotografi karena Lacock Village ikonik dengan bangunan hotel beserta pub dan kedai teh. Pendatang biasanya diarahkan untuk mengunjungi bangunan keagamaan dari era 1540-an dan Fox Talbot Museum dari abad 16.

Clovelly, Devon

Dengan bangunan bercat pastel dan putih, lengkap dengan lanskap alam pesisir North Devon, Desa Clovelly begitu tenang karena hanya dihuni sekitar 300 orang. Selama lebih dari 800 tahun, desa ini dimiliki oleh tiga keluarga. Kini, berada di otoritas keluarga Hamlyn yang sudah memiliki Clovelly sejak 1738. Desa ini hanya memiliki satu jalur bagi pejalan kaki yang berbatu dan berliku turun hingga menuju pelabuhan.

Begitu tiba di Clovelly, disarankan untuk menikmati jamuan teh atau makan di penginapan desa atau di kedai teh. Setelahnya, ambil waktu selama beberapa jam untuk mengitari desa yang minim kendaraan bermotor dikarenakan posisinya di tepian tebing, sehingga membatasi akses kendaraan.

Clovelly menawarkan dua museum yang dapat dikunjungi, yaitu Kingsley Museum yang menampilkan cerita dan hasil karya penulis era Victorian, Charles Kingsley juga Fisherman’s Cottage yang memberi gambaran kehidupan keluarga nelayan yang tinggal di Clovelly periode 1930-an, masa di mana Devon merupakan salah satu pelabuhan perikanan terpenting saat itu. Tersedia juga beberapa toko suvenir jika tertarik membawa pulang pernak-pernik dan barang kerajinan tangan khas Clovelly.

Shaftsbury, Dorset

Desa ini ditemukan sekitar 1.000 tahun lalu oleh King Alfred the Great, yang menciptakan Inggris dari kelompok Anglo Saxon, Celtic, dan kerajaan Denmark. Shaftsbury menjadi inspirasi bagi penulis asal Dorset, Thomas Hardy yang menyebutnya Blackmore Vale, termasuk memasukkannya sebagai latar dalam novel Wessex sebagai kota fiksi, Shaston.

Sebagai destinasi menyenangkan untuk kabur sejenak dari hiruk-pikuk kota, Shaftsbury fleksibel dimasukkan dalam rangkaian perjalanan ke Stonehenge, Bath, dan Bristol. Nikmati suasana pedesaan dengan berjalanan kaki sekitaran Shaftsbury atau singgah di Gold Hill Museum, yaitu museum yang berisi sejarah sebelum Alfred the Great hingga rangkuman kisah di masa kini.

Kersey, Suffolk

Desa kecil Suffolk di Kersey tidak lebih dari persimpangan jalan dan beberapa sisi jalan, tetapi tampak elok dengan rumah-rumah beratap ilalang berwarna merah muda. Beberapa bangunan di desa yang berpenghuni kurang dari 400 orang ini berasal dari awal abad 13.

Dulunya, Kersey adalah salah satu kota wol di Suffolk, juga terkaya di Inggris di Abad Pertengahan, hingga kain yang lebih murah dan lebih ringan dari Belanda memusnahkan industri mereka. Kersey sebenarnya adalah sejenis kain wol, tetapi hanya ada sedikit bukti bahwa kain itu dibuat di kota kecil ini.

Pelancong direkomendasikan untuk menikmati jamuan makan siang di Bell Inn Kersey, pub yang dibangun pada abad 14, sebelum berjalan kaki mengeksplor Kersey. Di jalanan yang berbukit, kiri-kanan diceriakan bangunan berarsitektur cantik dan jangan lewatkan untuk mengunjungi gereja di desa ini, di mana dari situ dapat terlihat panorama Kersey secara menyeluruh.

Chiddingstone, Kent

Desa yang penuh legenda ini tercatat pernah masuk layar lebar dalam film A Room With a View (1985), The Wicked Lady (1983), dan The Wind in the Willows (2006). Mengenai legenda, di desa ini terdapat batu besar dari batu pasir (chidding stone) yang menjaga pintu masuk Chiddingstone, beberapa menduga nama Chiddingstone berasal dari situ.

National Trust yang memiliki dan mengelola desa ini bahkan memberi daftar rumor mengenai batu tersebut, walaupun mereka tidak memberi klarifikasi terkait rumor yang beredar. Ada rumor yang mengatakan batu tersebut digunakan sebagai penanda batas dengan Saxon atau tempat para penyihir dihukum oleh penduduk desa di Abad Pertengahan.

Chiddingstone memiliki satu jalan sempit dengan trotoar berbatu, dengan jajaran bangunan berupa kedai teh, gereja, tempat tinggal, restoran, pub, termasuk kastel. Bagi penikmat bir, pastikan untuk singgah di Larkins untuk mencicipi bir lokal yang mendapat kredit memuaskan dari warga lokal maupun pendatang.