TOP

7 Mitos Mengenai Wisata dengan Kapal Pesiar

Banyak yang menghindari bepergian dengan kapal pesiar karena apa enaknya terjebak di suatu tempat selama berhari-hari dan hanya melihat laut dan langit biru sepanjang perjalanan. Sebelum membentuk asumsi terlalu jauh, Anda mesti membuktikannya sendiri dengan bertualang di kapal pesiar. Terlalu dini untuk memercayai mitos-mitos tidak tepat mengenai kapal pesiar.

1. Kamar yang Sempit

Kabin kamar di kapal pesiar didesain sedemikian rupa agar setiap inci ruangan berfungsi dengan efisien. Misalnya, di kamar mandi mungkin terdapat ruang meja terbatas tetapi memiliki banyak rak vertikal dan bukan tidak mungkin jika lantainya terhubung dengan mesin pemanas. Televisi pun sering dipasang melekat pada dinding sehingga membebaskan permukaan, meja pun berfungsi ganda sebagai meja rias juga rak untuk menyimpan barang.

2. Serba Mahal

Berlayar bisa saja mahal, tapi jika melakoni perjalanan format lainnya, nominalnya tidak begitu signifikan. Semuanya tergantung rute perjalanan yang dipilih, tipe kamar yang ditempati, dan varian aktivitas yang ingin dilakoni sepanjang perjalanan. Yang menjadikan kegiatan berpesiar ini lebih praktis adalah ketersediaan paket all-inclusive sehingga Anda hanya tinggal menikmati perjalanan.

3. Disesaki Banyak Penumpang

Dengan ribuan penumpang yang berlayar dalam satu kesempatan, tidak terbayang berapa banyak waktu yang dibutuhkan untuk naik ke kapal, belum lagi jika Anda rentan klaustrofobia. Tenang, jangan panik! Semua alur naik dan menurunkan penumpang diatur sedemikian rupa sehingga tidak terjadi penumpukan penumpang di satu kesempatan.

Biasanya kapal memiliki masa berlabuh hingga beberapa jam sebelum bertolak, sehingga penumpang dapat memilih waktu naik kapal sesuai kebutuhannya. Di dalam kapal pun Anda tak perlu khawatir tidak menemukan privasi untuk menikmati suasana karena banyaknya penumpang. Dengan besar dan luasnya kapal, tersedia banyak ruang untuk bersantai selain di kamar.

4. Mudah Terkena Mabuk Laut

Dengan ukuran kapal yang masif, sedikit kemungkinan untuk merasakan mabuk laut di tengah pelayaran. Anda dapat memilih kabin kamar di dek atas yang minim getaran akibat ombak. Siapkan obat-obatan pribadi setiap saat, lakukan kegiatan menarik sebagai distraksi agar tidak terlalu memikirkan rasa mual.

5. Pilihan Makanan yang Terbatas

Paket all-inclusive biasa menyertakan jamuan makan ala prasmanan. Jika bosan, sebagian besar kapal pesiar menawarkan restoran varian menu, mulai dari menu internasional, Jepang, Tiongkok, Italia, Prancis hingga aneka kudapan manis. Konsep restorannya pun bervariasi, ada yang menawarkan restoran bergaya formal atau yang santai dan kasual. Beberapa jalur pelayaran bahkan memiliki kelas memasak bersama koki berpengalaman untuk menciptakan sensasi berbeda. Jika malas keluar kamar, beberapa kapal pesiar menyediakan layanan makan di kamar.

6. Tak Ada Kesempatan Mengunjungi Destinasi

Sebelum menentukan berwisata dengan kapal pesiar, cari tahu informasi aktivitas yang dilakukan saat kapal berlabuh di kota destinasi. Apakah ada banyak waktu yang diberikan untuk eksplor tempat-tempat wisata di sana atau tidak. Beberapa pelayaran hanya menawarkan kegiatan ekskursi selama beberapa jam hingga setengah hari perjalanan, namun sejumlah rute bisa menetap hingga beberapa hari. Tentukan preferensi Anda sedari awal, baru memutuskan jenis pelayaran yang ingin dilakoni.

7. Industri Pelayaran Tidak Ramah Lingkungan

Operasional kapal pesiar tentunya menyumbang efek negatif pada lingkungan, terutama dari penggunaan plastik. Asosiasi Internasional Cruise Lines pun menyadari hal ini dan berkomitmen untuk mengurangi tingkat emisi CO2 di seluruh armada sebesar 40 persen pada 2030.

Asosiasi juga berkomitmen untuk melindungi kesehatan laut dan melakukan program pembangunan terumbu karang, membantu kehidupan masyarakat pesisir, dan memulihkan sektor perikanan. Beberapa kapal pesiar juga melakukan program daur ulang dan tidak menggunakan material plastik dalam kegiatan operasionalnya.