Berlindung di Dakhla Oasis yang Bernuansa Kuno
Dakhla Oasis merupakan salah satu dari tujuh oasis di Gurun Barat Mesir, yang memiliki 16 desa, dengan Mute sebagai yang terbesar dan terpenting. Pusat desa kuno ini berada di puncak bukit dan untuk menuju ke sini, harus melewati gang-gang sempit yang diapit dinding bata.
Di tenggara Mut terdapat bekas pemukiman Romawi dan sebuah sumur yang airnya kaya akan zat besi dan belerang untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Desa lain yang tak kalah menarik adalah Al Qasr yang memiliki sejumlah monumen, termasuk Masjid Sheikh NAsr El Din dari abad 11, yang kini hanya menyisakan menara setinggi 21 meter.
Desa Bashindi yang disesaki deretan rumah bata warna-warni pun merupakan tujuan wisata yang terkenal di kawasan ini. Tentu saja selain Desa Balat yang memiliki beberapa situs arkeologi, salah satunya kompleks makam para penguasa Oasis ribuan tahun lalu.
Kembali ke Abad 11
Jika ingin merasakan lebih dekat denyut Dakhla Oasis, tidak ada peraduan terbaik selain Al Tarfa Desert Sanctuary Lodge. Terhampar di antara pohon-pohon kurma kuni, petak pertanian, dan perbukitan batu yang menjadi habitat rubah, 20 kamar dan suite di Al Tarfa Desert Sanctuary Lodge dirancang sedemikian rupa untuk mengingatkan rumah-rumah dari abad 11, yang dinding batanya dibiarkan tanpa cat, sehingga warnanya menyatu dengan gurun di sekelilingnya.
Kamar-kamarnya yang memajang keindahan tekstil setempat ini dilengkapi teras, sedangkan di beberapa tipe tersedia perapian dan plunge pool privat. Jalan-jalan setapak yang menghubungkan antarbangunan menghembuskan nuansa romantis di malam hari.
Penerangan dari vas-vas tanah liat, sangkar burung dari jerami, dan benda-benda tradisional yang didaur ulang sebagai lampion membuat berjalan di sini bagai kembali ke masa lalu. Menjelang matahari terbenam, para tamu biasanya akan memenuhi area kolam renang untuk menikmati koktail, sementara Lounge Dar Al-Mona yang berada di titik tertinggi di properti ini nyaris tak pernah sepi tamu yang ingin menikmati panorama oasis.
Perpustakaan di resor ini menyimpan koleksi naskah, peta, dan CD bertema gurun, termasuk buku langka The Lost Oases (1925) karya Hassanein. Harga kamar pun telah termasuk naik unta di padang pasir atau naik kendaraan 4WD ke situs-situs Firaun, pemukiman setempat, dan titi-titik geologi yang menarik.