
Dunia Tara
Penolakan demi penolakan casting lima tahun lalu tak membuat Tara Basro menyerah. Keuletan dan kesabarannya itu kemudian membuahkan hasil berupa Piala Citra sebagai Pemeran Utama Wanita Terbaik dalam A Copy of Mind. Ditemui Rai Rahman Indra di sela-sela tugasnya sebagai Duta Festival Sinema Perancis 2015, aktris bernama asli Andi Mutiara Pertiwi Basro ini menuturkan kisah dan impiannya.
Memetik pengalaman sebagai Duta Festival Sinema Prancis, apa yang dapat sineas Indonesia dapat pelajari dari perfilman Prancis?
Mereka dapat mencoba untuk lebih bebas bercerita tanpa batasan, sehingga perfilman di Tanah Air akan dapat memiliki film dengan tema beragam. Penyampaian pesan pun dapat lebih dikemas sedemikian rupa, sehingga bisa saja tema yang disampaikan sama, namun pengemasan membuat film terasa lain.
Film dan aktor favorit Prancis?
The Diving Bell and the Butterfly, dan aktor yang jadi pemeran utamanya Mathieu Amalric. Untuk aktris, saya suka Adéle Exarchopoulos dan Léa Seydoux yang bermain di Blue is the Warmest Colours.
Tempat yang ingin dikunjungi di Prancis?
Berbagai museum dan teaternya. Setiap kali ke Eropa, dua hal itulah yang saya iri, karena di berbagai negara Eropa museum dan teater menyuguhkan berbagai program menarik hampir setiap hari, terutama di musim panas. Saya juga penasaran dengan musik Prancis, sehingga lain kali ke Prancis saya berniat untuk menghadiri konser salah satu musisi mereka.
Sudah berapa kali ke Paris dan rekomendasi bagi yang baru pertama kali ke Paris?
Saya baru sekali ke Paris, itu pun di musim dingin untuk waktu yang singkat, sehingga belum kompeten untuk menjawab rekomendasi tempat yang harus dikunjungi. Harus ke sana lagi agak lama, sepertinya.
Kapan mulai jatuh cinta dengan dunia akting dan terpikir untuk serius menjalaninya?
Lima tahun lalu. Ketika berperan di Catatan Harian si Boy, sebetulnya saya masih meraba-raba untuk menjadi aktris. Baru di film-film selanjutnya saya baru jatuh cinta pada dunia seni peran. Bergaul dengan orang-orang industri film juga membantu untuk semakin menyukai dunia ini.
Kalau dapat memilih dan berandai-andai, ingin mendapatkan peran seperti apa untuk proyek mendatang?
Untuk peran saya tidak memiliki spesifikasi khusus, namun untuk lawan main, saya ingin dapat beradu akting lagi dengan Nicholas Saputra karena di Pendekar Tongkat Emas tidak banyak scene kami berdua.
Apa proses tersulit dari seni peran? Ada tip bagi para pemain yang baru terjun di industri film?
Industri film di mana pun adalah dunia yang sangat kompetitif, sehingga siapa pun yang terjun ke dalamnyaharus terus mengasah kemampuan agar terus mendapatkan peran-peran menantang. Selain itu, untuk terjun ke industri ini, setiap orang harus tahan banting.
Jika diberi kesempatan libur satu bulan, akan ke mana dan melakukan apa?
Ke Antartika dengan liveaboard!