
Asia, Masa Depan Wisata Wellness Dunia
Perlahan tapi pasti, kini setidaknya 6,5 persen perjalanan yang dilakukan warga dunia adalah untuk mengembalikan kebugaran dan keseimbangan jiwa dan raga (wellness). Wisata wellness juga antara kurun 2015 hinga 2017 menunjukkan peningkatan sebanyak 15,3 persen dan setidaknya tercatat 830 juta perjalanan untuk wellness tiap tahunnya, dengan tujuan terbanyak adalah ke Eropa dan Asia-Pasifik.
Para pejalan untuk keperluan wellness ini memiliki serangkaian perilaku. Menurut laporan yang dikeluarkan World Tourism Organization (UNWTO), para pejalan dari Asia-Pasifik kini mencapai 37 persen dari total pejalan dunia dan pengeluaran mereka untuk melakukan perjalanan telah menjadi dua kali lipat dalam 10 tahun terakhir. Pejalan Cina, misalnya, jumlahnya telah meningkat 20 kali sejak tahun 2000 dan jumlahnya diprediksi akan mencapai 30 persen sendiri dari total jumlah pejalan di seluruh dunia pada 2030. Turis Cina pun dikenal sebagai turis dengan pengeluaran terbesar, yaitu 258 milyar dolar AS per tahun, jauh melebihi pengeluaran turis Amerika Serikat yang hanya 135 milyar dolar AS per tahun.

Warga Asia-Pasifik pun menjadi pasar paling cepat bertumbuh untuk segmen wisata wellness, di mana hal ini terlihat dari angka perjalanan wellness ke Cina, India, Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Indonesia meningkat 33 persen selama 2015 hingga 2017. Dari angka tersebut, diprediksi pasar akan meningkat dua kali lipat dari 2017 hingga 2022, dengan pengeluaran dari 137 milyar dolar AS ke 252 milyar dolar AS. Asia menjadi destinasi wellness yang populer karena banyak filosofi penyembuhan berasal dari sini. Sebut saja yoga, Ayurveda, hingga pengobatan asal Tiongkok yang mengedepankan konsep keseimbangan dan titik-titik energi. Buktinya, hampir semua tempat yang menawarkan layanan wellness, pasti memasukkan unsur pengobatan dari Asia.
Pejalan Wellness
Bila ditelaah lebih lanjut, ada dua jenis pejalan wellness, yaitu primer dan sekunder. Pejalan wellness primer adalah mereka yang menetapkan tujuan sesuai dengan tujuan wellness yang ingin dicapai. Misalnya memutuskan pergi ke suatu tempat karena ada resor yang menawarkan yoga retreat sekaligus program detoks. Sementara pejalan wellness sekunder adalah pejalan yang memang pergi ke suatu tempat untuk banyak hal lain selain wellness, namun mereka juga orang yang peduli dengan kebugaran tubuh . Setidaknya di sela-sela menjelajah suatu tempat, mereka tertarik mencicipi perawatan spa atau memesan aneka hidangan sehat yang ditawarkan hotel tempat menginap. Kedua jenis pejalan wellness ini bisa sekaligus terdapat pada diri satu orang yang dalam perjalanan-perjalanan yang ia lakukan, kadang ia merupakan tipe primer dan di lain waktu menjadi tipe sekunder. Di Asia sendiri, dari setiap satu perjalanan wellness primer, ada setidaknya 13 perjalanan wellness sekunder.

Industri pariwisata makin serius menggarap pangsa pasar wellness karena pejalan di kategori ini tak seperti pejalan pada umumnya. Di Asia-Pasifik, pejalan wellness mancanegara mengeluarkan uang 33 persen lebih banyak, sementara warga Asia-Pasifik yang melakukan perjalanan wellness mengeluarkan uang 120 persen lebih banyak daripada pejalan biasa.
Pejalan Wanita
Pejalan wanita adalah pasar khusus yang dilirik oleh para operator wisata wellness, berhubung maraknya grup tur khusus wanita selama 10 tahun terakhir. Data yang dikumpulkan dari perusahaan tur tercatat adanya pertumbuhan 200 persen untuk permintaan tur khusus wanita. Di Bali, tawaran yoga retreat khusus wanita makin banyak, sementara di Nepal, perjalanan trekking khusus wanita pun juga semakin diminati. Para wanita di Cina, Hong Kong, Singapura, Filipina, Korea, dan Jepang pun telah memiliki gaya hidup bepergian dengan teman dekat wanita, di mana salah satu aktivitas yang dilakukan adalah wellness.

Daya beli para wanita telah meningkat secara signifikan dari kurun 2013 sehingga pengeluaran mereka untuk melakukan perjalanan pun ikut meningkat dari 13 trilyun dolar AS menjadi 18 trilyun dolar AS. Gerakan pemberdayaan wanita di Asia telah membuat angka perkawinan dan pertumbuhan penduduk di negara-negara maju Asia merosot. Para wanita kini lebih banyak menginvestasikan waktu dan uang yang mereka miliki untuk pengembangan diri, salah satunya dengan melakukan perjalanan, terutama wellness.
Sebagai target pasar, pejalan wanita adalah pelanggan yang bernilai seumur hidup karena mereka selalu memiliki kebutuhan untuk melakukan aktivitas wellness. Biasanya, bila seseorang memiliki kebiasaan melakukan perjalanan dengan teman-teman wanita sejak awal 20-an, ia akan tetap melakukan hal ini secara berkala dengan teman-teman yang sama untuk merayakan sesuatu, menghadiahi diri, dan tentunya sekadar menghabiskan waktu berkualitas setelah sibuk masing-masing. Dari survei diketahui bahwa wanita lebih banyak yang menyukai perjalanan dengan sesama teman wanita (33 persen) dibandingkan melakukan perjalanan sendirian.
Walau yoga, meditasi, dan detoks tetap diminati pejalan wellness wanita, namun seiring waktu, operator wellness pun lebih kreatif menghadirkan paket-paket yang dibutuhkan para wanita. Misalnya saja, kini mulai bermunculan program-program untuk mengatasi masalah ketidakseimbangan hormon dan antipenuaan.
Sejauh ini, tempat-tempat Asia yang banyak dilirik sebagai destinasi wellness adalah Bali, Maldives, Thailand, Filipina, dan Sri Lanka.