TOP

Cara Unik Aman Resorts Menyambut Tamunya

Sejak pertama kali beroperasi pada 1988 silam, Aman Resorts sudah menunjukkan karakter sebagai grup properti yang menawarkan keberagaman lanskap dan sejarah. Kedua elemen ini kemudian dipadukan dengan layanan terbaik dan fasilitas mewah untuk menjanjikan pengalaman menginap yang tak terlupakan. Jauh sebelum tamunya menjejakkan kaki di properti mereka, Aman memiliki cara terbaik, dan bahkan dramatis, untuk menyambut setiap tamunya.

Amanjiwo

Pengalaman menginap di properti Amanjiwo lebih kepada perjalanan spiritual, mengingat letak Amanjiwo yang dikelilingi Bukit Menoreh dengan latar Candi Borobudur yang megah yang selama ini sudah menjadi pusat spiritual di Pulau Jawa. Biasanya, tamu akan mendarat di Bandara Internasional Adisutjipto di Yogyakarta, kemudian melanjutkan perjalanan ke Magelang, tempat Amanjiwo berada, dengan berkendara selama satu jam. Sebaiknya pilih penerbangan pagi sehingga begitu tiba di Yogyakarta, supir yang menjemput dapat membawa Anda mengunjungi candi dan tempat-tempat suci lainnya. Sebut saja Candi Prambanan yang masih berada dekat pusat kota Yogyakarta.

Bila memilih langsung menghampiri Magelang, nikmati pemandangan khas pedesaan yang menenangkan dengan lahan hijau yang asri di sepanjang jalan. Puncak perjalanan adalah begitu mobil menuju tikungan di jalan raya Amanjiwo, karena dari sinilah Anda bisa menyaksikan keagungan Borobudur yang sudah diakui UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia.

 Aman Venice

Menempati palazzo megah dari abad 16 di Grand Canal, Aman Venice menawarkan liburan romantis bagi para tamunya. Berada di tepi kanal, tamu dapat bertolak dari Bandara Marco Polo menuju Aman Venice dengan menggunakan taksi air melewati lorong-lorong ikonik, tempat pembuatan kerajinan pecah belah yang legendaris di Pulau Murano, patung Georgy Frangulyan, Dante’s Bridge, hingga akhirnya tiba di Grand Canal. Perahu kemudian bakal meluncur di bawah terowongan berhiaskan lampu dan jendela yang berhiaskan Virginia Creeper, sebelum melewati Rialto Bridge dan tiba di Aman Venice.

Waktu terbaik untuk mengunjungi Venesia adalah mulai September hingga November, meski Anda mesti berhadapan dengan suhu sekitar 12 hingga 23 derajat Celsius di siang hari dan bisa mencapai angka empat hingga 14 derajat Celsius di malam hari. Karena itu, pastikan untuk membawa pakaian hangat dan selalu mengecek prakiraan cuaca sebelum mengeksplor kota. Hindari musim panas karena tak hanya cuacanya terik, namun juga ramai turis di tempat-tempat wisata. Sementara di musim dingin, tinggi air akan mengalami peningkatan, jadi sebaiknya siapkan sepatu tahan air atau boots ketika sedang mengelilingi kota.

Amankora

Tamu yang ke Amankora akan melakukan penerbangan ke Paro dengan pemandangan epik Himalaya. Bila beruntung, penampakan Gunung Everest akan terlihat di balik awan sebelum pilot menurunkan ketinggian pesawat untuk melewati lembah sungai antara Thimphu dan Paro. Selain menikmati pemandangan alam yang cantik, penumpang juga akan melintasi rumah-rumah pertanian dan kuil. Setelah mencapai landasan, bukan berarti keindahan Bhutan sirna. Begitu keluar dari pesawat, tamu dapat merasakan hawa khas pegunungan serta pemandangan Benteng Paro Dzong serta puncak salju yang tertutup di sekitarnya. Inilah yang menjadi kesan pertama yang ingin Amankora ciptakan bagi setiap tamunya. Pastikan selalu siaga dengan kamera untuk merekam momen seperti ini.

Dari bandara, perjalanan dilanjutkan selama setengah jam melewati sawah dan dusun yang mengapit Sungai Paro Chhu. Melewati jalur sederhana yang membelah hutan pinus, para tamu akan dibawa menuju Pondok Paro Amankora dengan pemandangan Gunung Jomolhari. Meski perjalanan ke Pondok Paro sudah begitu menakjubkan, tamu bakal dibuat terkejut saat diajak menuju Pondok Punakha, di mana untuk mencapainya, mereka harus melewati jembatan gantung setinggi 60 meter di atas Sungai Mo Chhu yang hanya digunakan oleh tamu Amankora dan penduduk desa setempat. Dari situ, tamu akan dibawa menggunakan open-air buggy sambil menikmati hutan pohon pinus, pematang sawah, dan bebatuan suci yang diukir, sebelum menaiki tangga batu yang mengarah ke pondok, di mana di sana sudah tersaji minuman selamat datang.

Sebelum berkunjung ke Paro, sebaiknya perhatikan beberapa catatan berikut ini. Bulan Maret, April, September, dan Oktober adalah bulan tersibuk karena ini adalah waktu terbaik untuk trekking. Jika tetap memilih berkunjung di bulan-bulan tersebut, sebaiknya sudah melakukan reservasi pesawat minimal tiga bulan sebelum keberangkatan. Walaupun dingin, namun pada umumnya langit cerah dan berwarna biru. Catat juga pada bulan Juli dan Agustus hujan ringan cukup sering turun, terutama di pagi hari. Rata-rata temperatur di Paro sekitar 12 derajat Celsius. Pastikan untuk membawa baju hangat, syal, sarung tangan, dan topi untuk menghindari hipotermia.

Amangiri

Menempati lahan seluas 600 hektar di Canyon Point, Amangiri menawarkan penginapan mewah di tengah gurun tandus di Utah. Yang membuat properti ini semakin eksklusif adalah lokasinya yang terbilang tersembunyi, sehingga menjadikan perjalanan menuju Amangiri menjadi lebih berkesan.

Dari St. George, Flagstaff, Phoenix, atau Las Vegas, perjalanan akan melewati kawasan taman nasional. Di sini, pastikan untuk tidak sibuk memainkan ponsel atau malah tertidur. Siapkan kamera atau setidaknya rekam panorama sekitar dalam bentuk video karena perjalanan ini bakal melalui formasi bebatuan yang terkikis oleh erosi selama puluhan juta tahun lamanya dan menghasilkan bentuk yang spektakuler, termasuk Entrada Sandstone, formasi bebatuan yang diperkirakan terbentuk antara 180 hingga 140 juta tahun lalu.

Amanwana

Pulau Moyo mungkin tak seberapa besar di Sumbawa. Namun kecantikannya bisa membuat beberapa tokoh ternama, seperti Pangeran Charles, Putri Diana, David Bowie, Mick Jagger, dan Maria Saraphova, pernah mengunjunginya. Sebagai cagar alam, lokasi Pulau Moyo terkesan tersembunyi dari keramaian. Tak banyak pengunjung yang melenggang masuk di sekitaran pulau. Padahal kecantikannya tidak hanya di permukaannya saja, tapi juga di perairannya yang kaya akan biota laut.

Untuk mencapai Amanwana, tamu mesti naik pesawat amfibi dari Denpasar. Pesawat yang berkapasitas delapan penumpang ini memastikan penumpangnya dapat menikmati panorama cantik dari ketinggian selama sekitar satu jam sebelum akhirnya pesawat mendarat di Moyo. Dari dermaga, tamu sudah dapat melihat tenda-tenda mewah yang menjadi tempat mereka bermalam.