TOP

Dari Bung Hatta Hingga Marilyn Monroe Ada di ErasmusDocFest

Memasuki gelarannya yang ke-empat tahun ini, festival film dokumenter bertajuk Erasmus Documentary Film Festival (ErasmusDocFest) bakal menayangkan 39 film dokumenter terpilih dari berbagai negara seluruh dunia. Festival film internasional ini berlangsung dari tanggal 6 hingga 13 September 2015 di tiga tempat di Jakarta yakni Pusat Kebudayaan Belanda Erasmus Huis Kuningan, Gedung Art Sinema IKJ, dan Paviliun 28.

 
“Tahun ini, kami membagi festival ke dalam enam sesi utama dengan tema yang berbeda, dan satu sesi khusus untuk kelas film bersama sutradara ternama dunia,” ujar Orlow Seunke, Direktur Festival saat ditemui di Erasmus Huis, Kuningan, Jakarta, Selasa (25/08/2015).

 
Dari enam kategori tersebut, satu di antaranya mengusung tema Focus on Indonesia yang menayangkan film-film tentang Indonesia. Salah satunya berjudul “Indonesia Merdeka” yang dibuat tahun 1976 dan memuat kutipan wawancara dengan Mohammad Hatta yang diambil dua tahun sebelum Wakil Presiden I Indonesia itu wafat.
Dalam pemutaran cuplikannya, tampak Hatta menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan sutradara dalam bahasa Belanda yang fasih seputar pengalamannya saat menghadapi masa penjajahan, masa kecilnya di Bukittinggi dan bagaimana ia bersikap terhadap Belanda. Selain Mohammad Hatta, film berdurasi tiga jam tersebut juga memuat wawancara Jenderal A.H Nasution, Roeslan Abdulgani, dan koresponden BBC Johan Fabricius..

 
Film “Indonesia Merdeka” dijadwalkan tayang pada 12 September 2015 pukul 13.30 di Erasmus Huis Cinema Tent dan 13 September 2015 pukul 13.30 di Erasmus Huis Library.

 
Masuk dalam kategori Focus on Indonesia, juga tayang film Garuda Power: The Spirit Within, Mahamoelia, Sang Pembakar, dan empat film dari empat sutradara Asia yakni Pen-Ek Ratanaruang, Erik Khoo, Garin Nugroho dan Brillante Mendoza dalam South East Asian Cinema: When The Rooster Crows.


Lebih Beragam
Disampaikan Seunke, Erasmus Doc Fest tahun ini mencakupi bidang yang lebih luas dan menayangkan film dokumenter yang lebih beragam. Dengan catatan, semua film tidak hanya memuat informasi penting, tapi juga mampu menghibur dan tidak membosankan.

 
“Karena, kesalahan terbesar dalam pembuatan film adalah membuat penonton bosan, dan film-film dokumenter yang tayang kali ini jauh dari itu,” ujarnya lugas.
Selain tema mengenai Indonesia, Festival Film Dokumenter Erasmus membagi pemutaran film dalam beberapa kategori yakni Musik, Xtra, Discovery dan Film.

 
Dalam kategori Musik, terdapat 10 film dokumenter yang memotret kehidupan sehari-hari musisi dan selebritis serta aksi mereka dari belakang panggung. Di antaranya film yang mengupas kisah perjalanan musisi B.B King, Bjork, The Scorpions, John Lennon, Marvin Hamlisch, Metallica, James Brown, Springsteen, dan The Rolling Stones.
Festival film ini juga memberi ruang untuk film dokumenter yang berhasil meraih beberapa penghargaan dan punya satu nilai tambah dalam kategori Xtra. Salah satu film andalan di kategori ini adalah Of Men and War yang pernah meraih penghargaan festival film dokumenter terbesar dunia IDFA tahun 2014. Di samping itu, juga diputar film lainnya yang tak kalah menarik seperti Hip-Hop Eration, Dirty Wars, Before the Last Curtain Falls, Road dan The Queen of Versailles.

 
Hampir sama dengan kategori Xtra, hanya saja mengupas materi yang lebih spesifik, kategori Discovery tidak hanya akan menghibur tapi juga menyentuh. Seperti investigasi menelusuri penyebab di balik kecelakaan kereta api yang menabrak apartemen dan menewaskan 107 orang dalam film Brakeless. Atau dokumenter bersifat riset yang mempertanyakan, jika penduduk bumi mencapai 10 miliar, apa yang akan kita makan? dalam film 10 Billion, What’s On Your Plate?

 
Di luar dua film tersebut, Discovery juga menayangkan film lainnya berjudul Between the Devil and the Deep, Don’t Think I’ve Forgotten: Cambodia’s Lost Rock and Roll, Drone, I Will Be Murdered, Journey to the Safest Place on Earth, Naziha’s Spring, Sand Wars, Sang Pembakar, Solar Mamas, Twilight of a Life dan Twin Sisters.

 
Untuk kategori terakhir, yakni Focus on Film, terdapat 10 film yang memotret kehidupan di balik para pembuat film itu sendiri, dari mulai penulis naskah dan sutradara, seperti Woody Allen dan Roman Polanski, aktor Marilyn Monroe dan Marlon Brando, casting director Marion Dougherty hingga di balik suksesnya film James Bond.

 
Di luar penayangan film, Festival Film Dokumenter Erasmus 2015 juga mengusung kelas film bersama lima sutradara ternama dunia, antara lain Leonard Retel Helmrich (Sang Pembakar), Laurent Becue-Renard (Of Men and War), Valentin Thurn (10 Billion, What’s on Your Plate?), Don Edkins (Solar Mamas), dan Iikka Vehkalahti (Voices of El Alto).

 
Semua pemutaran film gratis tanpa dipungut biaya, dan penonton dapat memperoleh tiket satu jam sebelum penayangan. Untuk info dan jadwal pemutaran film dari 6 hingga 13 September 2015 bisa dilihat di situs resmi Erasmus Documentary Film Festival di erasmusdocfest.com.