Dua Koki, Empat Menu di Kitchen 1933 Volume Dua
Bauhaus 1933 yang berlokasi di The East, Mega Kuningan Jakarta, kembali mengadakan kitchen pop up, sebuah acara makan malam yang menghadirkan kreasi koki tamu pada 19 Desember 2015. Program bertajuk Kitchen 1933 yang diadakan kedua kalinya ini menghadirkan dua koki muda berbakat, yaitu Ray Janson Tanudjaja dan Renatta Moeloek, yang memasak empat course makan malam dengan keahlian masing-masing. Ray dan Renatta sama-sama mengenyam pendidikan kuliner di Perancis, sehingga keduanya terbiasa menggunakan teknik memasak khas Perancis dalam aneka masakan yang mereka olah. Keduanya menyukai bereksperimen dengan sayur-mayur, namun bedanya, Ray lebih senang memasak ikan dan seafood, sementara Renatta lebih menyukai mengolah daging merah.
Karena paduan itulah, Kitchen 1993 volume dua ini menarik perhatian pecinta kuliner di Jakarta. Benar saja, malam itu Bauhaus 1933 penuh dengan pengunjung yang ingin mencicipi empat jenis hidangan, yang terdiri satu menu pembuka, dan dua menu utama, sebelum mengakhirinya dengan menu penutup.
Menggoda Indera Perasa
Mulai pukul 19:00 WIB, para pengunjung mulai berdatangan. Kapan pun mereka siap, para pelayan akan membawakan hidangan pembuka. Malam itu yang tersaji berupa potongan ikan barramundi, yang dimasak dengan sedikit minyak hingga kering di luar dan tetap lembab di dalam, serta disajikan dengan saus veloute dari green pea, zuchinni panggang , dan daun sage berlumur mentega. Ikan segar yang lembut dan berbumbu minimalis itu berpadu sempurna dengan saus yang juga berbumbu seadanya, sehingga kesegaran ikan tetap terasa tanpa dikuasai oleh saus.
Menu pembuka pertama adalah ayam. Untuk memberikan pilihan baru dalam menyantap ayam bagi masyarakat Indonesia, di mana masakan ayam di Indonesia rata-rata diolah terlalu matang, menu kedua ini menghadirkan fillet dada ayam yang direbus dengan teknik poaching, kemudian diberi topping daun bawang dan saus berupa kuning telor. Sentuhan pada penyajian cukup menggelitik dan terduga, yaitu diberikannya dua potong kulit ayam yang digoreng kering. Seperti hidangan pertama, bumbunya tetap minimalis, namun tak mengurangi kelezatan rasa. Tekstur pada menu kedua ini pun lebih kompleks, yaitu kelembutan dada ayam yang berpadu dengan garingnya kulit ayam serta harum yang ditebarkan daun bawang tumis.
Penuh Kejutan
Bagai sebuah kisah yang perlahan dibangun menuju klimaks, begitu pun ajang makan malam di Kitchen 1933 kali ini. Hidangan utama kedua adalah daging sapi, yang walau dibentuk seperti beef medallion, namun begitu disentuh garpu, ia akan runtuh perlahan karena ternyata merupakan suwiran daging dari bagian bawah kaki depan sapi (beef shin). Kejutan belum berhenti sampai di situ, karena daging ini memang terhidang dengan menebarkan aura misterius. Ia diberi topping, yang ternyata merupakan irisan jamur hitam yang digoreng kering. Paduan suwiran daging lembut dan jamur yang renyah dengan saus dari sari yang terkandung dalam daging, membuat siapa pun tak butuh waktu lama untuk membuat piring bersih.
Hidangan penutup pun tak kalah penuh kejutan. Pada menu hanya tertulis Citrus Pavlova, namun ketika terhidang ternyata yang muncul adalah hasil dekonstruksi dari berbagai elemen yang membentuk pavlova dan disajikan terpisah. Elemen-elemen itu adalah meringue dan kue sifon rasa jeruk dengan topping krim lemon.
Kitchen 1933 ini akan menjadi sebuah program rutin dua bulanan yang menampilkan juru masak yang berbeda-beda untuk meramaikan dunia kuliner di Jakarta. Hal ini seiring dengan keinginan Bauhaus 1933 untuk menjadi destinasi kuliner, tak hanya bagi para warga Jakarta, namun juga wisatawan dari luar kota maupun luar negeri yang berkunjung.
Bauhaus 1933
The East Plaza Lantai Basement, Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung,
Mega Kuningan KAV E3.2 No.1, Jakarta 12950
T :(021) 29527173