Maskapai Qatar Airways, melalui CEO-nya, Akbar Al Baker, sedang melakukan pembicaraan dengan pabrikan pesawat Amerika Serikat, Boeing, tentang potensi pembelian pesawat Boeing 737 sebanyak 30 unit, sebagai alternatif dari kontrak Airbus A320neo yang terhenti.

Maskapai nasional Qatar ini menemui jalan buntu dengan Airbus dan Pratt & Whitney pada permasalahan mesin pesawat terbaru ini. Ini membuat Qatar Airways memutuskan untuk walk-out dari kontraknya untuk pesawat pertamanya pada awal tahun ini.

Pada ajang Farnborough Air Show 2016, Al Baker menyebutkan bahwa tidak ada kemajuan dalam disuksi dengan Airbus dan Pratt & Whitney dalam permasalahn A320neo. “Kami akan terus berjalan jauh sampai masalah teratasi,” ujar Al Baker.

Qatar sekarang sedang aktif berbicara dengan Boeing tentang kesepakatan untuk pembelian 25 hingga 30 unit Boeing 737, baik itu 737 Next Generation dan 737 MAX.

“Kami juga akan melihat 737 NG karena MAX masih belum disertifikasi,” tambah Al Baker.