TOP

Galeri Indonesia Kaya Sambut Hari Film Nasional

Dalam rangka merayakan Hari Film Nasional, Galeri Indonesia Kaya pada hari Minggu, 29 Maret 2015, mengadakan pemutaran film dengan mengangkat tema “Film Anak Negeri”. Acara ini adalah sebuah apresiasi terhadap karya sineas perfilman anak bangsa. Tiga film yang ditayangkan antara lain Lima Elang oleh Rudi Soedjarwo, Biola Tak Berdawai oleh Sekar Ayu Asmara, dan Selamat Pagi, Malam oleh Lucky Kuswandi

“Dalam rangka menyambut Hari Film Nasional, Galeri Indonesia Kaya mengajak penonton kembali menyaksikan film berkualitas karya anak bangsa.Kegiatan ini diharapkan dapat membangkitkan apresiasi dan kebanggaan penonton terhadap film Indonesia. Karena film adalah seni yang juga produk kebudayaan sehingga patut bahkan wajib dipelihara dan diapresiasi keberadaaanya,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation.

Hari Film Nasional diperingati oleh insan perfilman Indonesia setiap tanggal 30 Maret karena tepat pada tanggal 30 Maret 1950 adalah hari pertama pengambilan gambar film Darah & Doa atau Long March of Siliwangi yang disutradarai oleh Usmar Ismail.

Hal ini juga dikarenakan film ini dinilai sebagai film lokal pertama yang bercirikan Indonesia. Selain  juga merupakan film pertama yang benar-benar disutradarai oleh orang Indonesia asli dan juga diproduksi oleh perusahaan film milik orang Indonesia asli yang bernama Perfini (Perusahaan Film Nasional Indonesia) di mana Usmar Ismail tercatat juga sebagai pendirinya.

FILM ANAK NEGERI (3)

 

“Hari Film Nasional merupakan hari yang besar bagi kami yang memang aktif dan terjun ke dalam dunia pefilman Indonesia. Bisa dibilang ini pestanya para insan perfilman Indonesia.Di peringatan yang ke 65 ini kami kembali menampilkan film Biola Tak Berdawai. Film yang tentunya memiliki pelajaran sangat dalam yaitu, dengan dasar cinta seseorang yang memiliki kekuranganpun dapat berkembang. Bayangkan saja, jika masyarakat Indonesia sungguh – sungguh mencintai tanah airnya, maka, akan timbul kesadaran kita sebagai masyarakat Indonesia untuk turut andil dalam mengembangkan Indonesia,” ujar Sekar Ayu Asmara sutradara film Biola Tak Berdawai.

Pemutaran film Biola Tak Berdawai yang berdurasi 90 menit ini menghipnotis penikmat seni dengan akting dari aktor dan aktris kawakan yaitu, Ria Irawan yang berperan sebagai Renjani, seorang mantan penari balet yang pernah menjadi korban pemerkosaan. Renjani bertemu dengan Wid yang diperankan Jajang C. Noer, seorang dokter dan putri dari seorang pelacur yang akhirnya menjadi dokter di sebuah panti asuhan bagi anak-anak yang cacat. Suatu ketika, Renjani mengajak Dewa, seorang anak cacat mental diperankan oleh Dicky Lebrianto datang ke suatu konser musik. Untuk pertama kalinya, Dewa berhasil merespon rangsangan yang dihasilkan dari gesekan biola Bhisma, yang diperankan oleh Nicholas Saputra. Renjani dan Bhisma pun akhirnya sepakat untuk membantu Dewa sembuh, dan mereka pun saling jatuh cinta. Namun, Renjani meninggal karena mengidap penyakit mematikan akibat aborsi yang dilakukannya dulu.