TOP

Kyoto Ambil Langkah Tegas, Larang Wisatawan Masuk Gang-gang Privat di Distrik Gion

Pemerintah kota Kyoto, Jepang, mengambil tindakan tegas dalam menanggapi masalah kerumunan dan perilaku tidak pantas di salah satu tujuan wisata utamanya. Kota tersebut mengumumkan larangan bagi wisatawan untuk memasuki beberapa gang privat di distrik geisha Gion.

 

Keputusan ini diambil setelah adanya keluhan mengenai perilaku wisatawan yang mengganggu ketertiban di daerah tersebut. Pejabat setempat menyatakan bahwa wisatawan sering kali berkerumun di jalanan yang sempit, menyebabkan gangguan bagi penduduk lokal.

 

Dalam upaya menyelesaikan masalah ini, pemerintah kota akan memasang tanda peringatan di sekitar distrik Gion. Tanda tersebut akan berisi larangan bagi wisatawan untuk memasuki gang-gang privat dan menerapkan denda sebesar 10.000 yen (sekitar Rp1 juta) bagi siapa saja yang melanggarnya.

 

Distrik Gion merupakan salah satu destinasi paling terkenal di Kyoto, terkenal dengan rumah-rumah teh yang indah dan pertunjukan geisha yang memukau. Namun, peningkatan jumlah wisatawan telah menimbulkan kekhawatiran akan pelestarian budaya dan warisan sejarahnya.

 

 

Sebelumnya, Kyoto telah mengambil langkah-langkah lain untuk melindungi geisha dan menjaga keaslian distrik Gion. Pada 2015, pemerintah kota membagikan pamflet yang memberikan peringatan terhadap ‘kegiatan yang mengganggu’, termasuk pengambilan foto geisha. Pada 2019, tanda larangan fotografi juga dipasang di beberapa area.

 

Meskipun demikian, pejabat setempat mengakui bahwa menegakkan aturan ini tidaklah mudah. Banyak wisatawan, terutama yang berasal dari luar negeri, mungkin tidak menyadari atau memilih untuk mengabaikan larangan tersebut.

 

Langkah-langkah keras ini mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh banyak destinasi wisata di seluruh dunia dalam mengelola pariwisata yang berkelanjutan. Meskipun pariwisata memberikan manfaat ekonomi yang signifikan, penting bagi kota-kota seperti Kyoto untuk menemukan keseimbangan yang tepat antara menarik wisatawan dan melindungi warisan budaya serta kehidupan masyarakat lokal.