Mastercard dan PT MRT Jakarta (Perseroda) baru-baru ini mengumumkan kemitraan strategis mereka yang bertujuan untuk meningkatkan pengalaman bertransportasi nontunai di ibu kota Indonesia. Pengumuman ini menjadi sorotan dalam acara peresmian Stasiun Senayan Mastercard, yang sebelumnya dikenal sebagai Stasiun Senayan, menandai kerja sama pertama antara Mastercard dan PT MRT Jakarta.

Dalam kerja sama ini, Mastercard memberikan solusi yang inovatif untuk meningkatkan kemudahan akses dan penggunaan MRT Jakarta. Kini, pengguna dapat menggunakan kartu debit dan kredit Mastercard di seluruh layanan MRT Jakarta. Hal ini tidak hanya memberikan kenyamanan kepada pengguna, tetapi juga memperluas pilihan pembayaran mereka.

Selain itu, pengguna dapat mengisi (top-up) dan membeli kartu MRT secara nontunai di loket MRT, serta membeli tiket melalui aplikasi MyMRTJ dengan kartu kredit Mastercard. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan kecepatan dan efisiensi dalam proses pembelian tiket.

Pertumbuhan Signifikan

Sejak peluncurannya pada 2019, MRT Jakarta telah mencatat pertumbuhan signifikan dalam jumlah penumpang. Hingga November 2023, jumlah penumpang rata-rata harian mencapai 100.000, melebihi target awal sebesar 70.000 penumpang per hari. Dengan pembangunan fase 2 proyek konstruksi MRT Jakarta, jumlah penumpang tentunya akan terus meningkat, membawa ibu kota menuju masa depan yang lebih terkoneksi.

Kemitraan antara Mastercard dan PT MRT Jakarta sejalan dengan agenda Pemerintah Indonesia dalam mendorong transformasi digital di sektor transportasi. Terlebih, pembayaran nontunai di MRT Jakarta menjadi bagian integral dari rutinitas harian jutaan masyarakat Indonesia.

Mastercard, dengan pengalaman lebih dari satu dekade dalam berkolaborasi dengan operator transportasi umum di seluruh dunia, membawa kontribusi penting untuk meningkatkan efisiensi operasional dan pengalaman pengguna. Lebih dari 4 miliar transaksi mobilitas diproses setiap tahun melalui jaringan global Mastercard.

Kemitraan antara Mastercard dan MRT Jakarta juga membuka pintu bagi lebih banyak inovasi dalam sistem transportasi publik, membantu mewujudkan visi Jakarta sebagai episentrum ekonomi dan bisnis nasional.

Dengan demikian, Jakarta tidak hanya bergabung dengan kota-kota metropolitan utama di seluruh dunia yang telah berhasil menerapkan sistem transportasi nontunai, tetapi juga memberikan contoh bagi kota-kota lain dalam menghadapi tantangan mobilitas perkotaan modern.