Panorama Umumkan Travelers of the Year 2015
Setelah melalui berbagai proses seleksi, akhirnya pada Rabu (4/11/2015) majalah Panorama mengumumkan tiga pemenang kontes Travelers of the Year 2015. Untuk selanjutnya, ketiga pemenang akan akan mengikuti trip ke Bromo – Ijen bersama Nissan X-Trail pada 12-15 November 2015. Berikut adalah profil para pemenang:
Terinspirasi karya-karya fotografi Jimmy Chin, traveler yang akrab disapa Rama ini kemudian memberanikan diri untuk mencoba hal-hal menantang dalam perjalanannya. Salah satunya adalah mencoba merekam perjalanannya dalam karya fotografi dan tulisan di laman pribadinya etaporama.com. Profesinya sebagai seorang engineer di Jambi tak mengurangi passion-nya untuk terus melihat dunia. Pernah mengalami hal buruk, seperti menjadi korban pencopetan saat bertandang ke Barcelona juga bukan berarti pria penggemar makanan Thailand ini lantas kapok untuk melancong. Dengan bujet sendiri, penikmat lagu-lagu Lorde ini lantas menyambangi Tibet, Nepal, Islandia, Turki, Uni Emirat Arab hingga Kamboja dan Tiongkok. Ia juga tak bisa menahan kekagumannya saat mengunjungi tempat-tempat eksotis di Indonesia, seperti Lombok, Bali, Sabang, Bromo, Ijen dan kota-kota lainnya di Jawa. Saat berkomentar soal alasan traveling menjadi hobi utamanya, Rama menjawab singkat, “Pengalaman dan ilmu yang tidak didapat di kehidupan rutin bisa didapat saat kita traveling!”
Kisah perjalanan Rama juga bisa dilihat di akun instagramnya @etaporama
Tidak banyak pejalan yang sudah melangkahkan kakinya hampir mengitari bumi namun tetap sederhana dan Drazat adalah salah satunya. Siapa sangka pria pendiam yang murah senyum, gemar memasak dan jarang mengumbar dokumentasi perjalanannya ini ternyata sudah pernah mendatangi negeri-negeri yang tak lazim di mata turis Indonesia? Kosta Rika, Republik Dominika, Galapagos, Malta, Bahama dan Panama adalah beberapa di antaranya. “Sudah banyak yang saya kunjungi tapi saya tetap memimpikan Raja Ampat,” tegas pria penyuka foto-foto perjalanan karya Lisa Kristine ini. “Karya-karya Lisa selalu melibatkan penduduk lokal, di mana objek fotonya benar-benar memiliki jiwa seperti aslinya,” ungkapnya.
Perjalanan memang kadang tak mulus dan Drazat tak melupakan kejadian bagasinya hilang saat transit di bandara Miami sebelum melanjutkan perjalanan ke Panama. Ia harus rela menunggu tujuh hari untuk menjemput bagasinya di Ekuador. Meski sudah memenuhi paspornya dengan visa dan cap berbagai negara, namun Drazat terus menghidupi mimpi-mimpi besarnya menjelajah dunia. “Diving di Raja Ampat, naik kereta Trans Siberia dan makan malam dengan menu hasil buruan orang Eskimo!” tegas pria pengagum film 7 Years in Tibet, Into the Wild dan Everest ini soal traveling impiannya.
Dokumetasi perjalanan Drazat bisa dinikmati di akun instagram @kliqtravel
Jatuh cinta pada traveling awalnya hanya sekadar melepas penat dan ingin refreshing, Chrisdian kemudian melakukan traveling secara rutin tiap tahun dan destinasi-destinasi impian pun bermunculan. Perlahan, pria penggemar nasi goreng tanpa kecap ini mulai mewujudkan mimpinya. Tanjung Lesung, Bromo, Nusa Lembongan, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, hingga Ora di Ambon dan Derawan di Kalimantan pun disinggahinya.
Terinspirasi karya-karya Nataly dan Murad Osmann yang bertagar #followmeto di Instagram, Chrsidian pun melangkahkan kakinya ke beberapa negara di dunia. Tiongkok, Myanmar, Filipina, Jepang, Macau, Hong Kong, Nepal, Taiwan, Australia hingga negara-negara Eropa, seperti Italia, Jerman, Perancis, Belgia, Belanda dan Swiss pun mulai dirambahnya.
Pria penikmat lagu-lagu Lighthouse Family, Basia dan Incognito ini juga punya harapan besar pada pariwisata tanah air. “Indonesia punya banyak destinasi wisata yang luar biasa, sayangnya infrastrukturnya sangat kurang. Andai jadi menteri pariwisata, saya akan benahi semua infrastrukturnya dulu,” terang Chrisdian.
Perjalanan Chrisdian juga bisa dilihat di akun Instagram @chrisdian