Qantas Cetak Rekor Perolehan Laba Tertinggi
Qantas Group telah mencetak laba dasar sebelum pajak tertinggi sepanjang sejarah perusahaan, yaitu sebesar 976 juta dolar Australia dalam periode enam bulan yang berakhir pada 31 Desember 2017.
Meski ada peningkatan harga bahan bakar dan pertumbuhan kapasitas internasional, angka tersebut berhasil dicapai, dan bahkan melampaui rekor paruh pertama tahun keuangan 2016 yang berjumlah 921 juta dolar Australia. Selain itu, bila dibandingkan dengan paruh pertama tahun keuangan 2017, tercatat peningkatan 15 persen laba dasar sebelum pajak dan 20 persen laba berdasarkan undang-undang sebelum pajak.
”Kami berhasil mencatatkan hasil ini berkat investasi pada area yang berkontribusi pada pertumbuhan margin, serta implementasi strategi terkait jaringan yang memastikan bahwa kami menyediakan pesawat yang pas untuk rute yang tepat,” kata Alan Joyce selaku CEO Qantas Group. Ia menambahkan bahwa Qantas berhasil mencapai seluruh target keuangan Qantas Group, sehingga memungkinkan maskapai asal Australia tersebut untuk terus memberikan hasil positif bagi para pemegang saham, menginvestasikan dana lebih untuk kepuasan konsumen, dan memposisikan diri untuk masa depan.
Tingkat utang bersih terus menurun dan berada pada kisaran bawah, yaitu pada 5,1 miliar dolar Australia. Ini berarti 60 persen dari armada Qantas, termasuk dua pesawat 787-9 yang dibeli secara tunai, tidak terbebani oleh utang. Periode jatuh tempo pelunasan utang juga membaik hingga delapan tahun, dengan program utang perusahaan di angka 350 juta dolar Australia dan likuiditas jangka pendek terjaga kuat di angka 2,8 miliar dolar Australia.
“Hasil ini mencakup pula keuntungan senilai 181 juta dolar Australia yang didapat dari transformasi yang sedang berjalan, dan merupakan bagian dari target tahunan rata-rata sebesar 400 juta dolar Australia. Pada akhirnya, disiplin adalah kunci di balik keberhasilan kami untuk terus memberikan hasil terbaik bagi para konsumen, pemegang saham, dan masyarakat di sekitar kami,” kata Joyce.
Qantas terus berupaya menjaga momentumnya setelah berhasil mempertahankan konsistensi performa selama beberapa tahun terakhir. Qantas juga akan terus melakukan investasi untuk masa depan, termasuk dengan menerima pesawat A320 baru untuk Jetstar, mendirikan akademi pelatihan pilot baru, dan berinvestasi lebih untuk meningkatkan kepuasan konsumen.
A320 untuk Jetstar
Jetstar telah memesan 99 pesawat A320 dan, mulai pertengahan 2020, akan mulai menerima 18 pesawat A321LR NEO baru dari pesanan tersebut.Armada generasi terbaru dengan jarak tempuh yang lebih jauh ini dapat melayani rute-rute seperti dari Melbourne dan Sydney ke Bali, yang saat ini dilayani oleh 787-8 Dreamliner. Kehadiran empat pesawat jenis NEO jarak-jauh yang pertama juga akan meningkatkan kapasitas Qantas di rute-rute tersebut, sehingga berpotensi meluangkan sebagian waktu terbang 787-8 untuk kemudian melayani rute-rute wisata seperti Vietnam, Tiongkok, Thailand, dan Hawaii.
Kedelapan belas pesawat A321LR NEO tersebut rencananya akan diterima pada akhir 2022. Pesawat-pesawat tersebut akan menggantikan armada A320 lama Jetstar, yang sebelumnya digunakan pada sejumlah rute domestik dan internasional.
Qantas Group Pilot Academy
Sebagai bagian dari upayanya untuk menciptakan jaringan tenaga kerja yang berkelanjutan, maskapai nasional Australia ini akan mendirikan Qantas Group Pilot Academy pada tahun 2019. Pada awal berdirinya, akademi tersebut akan berfokus melatih hingga 100 pilot baru setiap tahunnya untuk langsung bergabung dengan Qantas Group. Tergantung pada permintaan dari sektor-sektor lainnya di industri penerbangan, angka ini dapat tumbuh hingga 500 pilot per tahun dengan skema fee-for-service.
Investasi Qantas
Qantas juga telah mengumumkan beberapa investasi tambahan untuk meningkatkan kepuasan konsumen, termasuk:
- Renovasi Sydney International Business Lounge secara menyeluruh, termasuk peningkatan kapasitas sebesar 30 persen.
- Terus meluncurkan layanan Wi-Fi untuk rute domestik, kira-kira pada satu pesawat setiap minggunya; dengan saat ini 22 pesawat Boeing 737 telah dilengkapi dengan jaringan Internet.
- Project Sunrise terus berjalan, agar Qantas bisa mulai mengoperasikan penerbangan tanpa transit dari pantai timur Australia ke London dan New York pada tahun 2022.
“Tahun ini merupakan tahun transisi bagi Qantas International dan landasan untuk masa depan yang lebih cerah,” kata Joyce. “Kami telah menambahkan Dreamliner dalam armada Qantas, serta melakukan sejumlah perubahan penting pada rute penerbangan ke Eropa dan di jaringan Australia-New Zealand, yang akan membawa keuntungan signifikan untuk laporan keuangan di tahun 2019.”