Bayangkan sosok Hanoman berwujud manusia kera yang biasanya tampil meramaikan pentas wayang orang atau wayang kulit tradisi dalam kesenian daerah kini hadir dalam panggung di tengah keramaian mall ibukota dengan panggung yang hingar-bingar oleh musik modern seperti rock dan pop, pentas drama dan efek sinema layaknya bioskop.

Setelah sukses menggelar Hanoman – The Ultimate Warrior pada 2013 lalu di Tennis Indoor Senayan, kini kisah pewayangan yang dikemas dengan sentuhan modern ini juga dipentaskan di auditorium Galeri Indonesia Kaya pada Minggu, 9 Februari 2014.

Menurut Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, MSP Entertainment telah sukses mengangkat kisah Hanoman ke panggung internasional dan mendapat sambutan yang antusias. Karena itu Galeri Indonesia Kaya juga mendukung kisah warisan budaya yang menjadi kebanggan masyarakat ini.

Dengan diisi 5 orang penari yang tampil menarik dan tata musik aransemen dari Aksan Sjuman, para pengunjung Galeri Indonesia Kaya dibawa hanyut dalam kisah Hanoman, sang ksatria para dewa yang berwujud kera putih yang ditampilkan dalam 3 buah layar. Adegan pertempuran tersaji apik dengan iringan lantunan lagu dari Aqi Singgih dan Audrey Meirina Singgih yang tampil full band.

“Mini konser Hanoman – The Musical ini dikemas dengan konsep pagelaran drama sinema. Sebuah kolaborasi kreatif untuk menyajikan kisah pewayangan kepada konsumen masa kini dengan ciri khas penggunaan 3 layar lebar, music dan aksi panggung yang dinamis. Kemasan dengan sentuhan kekinian ini bertujuan menarik minat masyarakat pada kisah tradisi Indonesia sehingga generasi muda dapat mengenal dan mencintai kebudayaannya,” jelas Mirwan Suwarso yang bertindak sebagai sutradara.

MSP Entertainment dikenal sukses dengan serangkaian drama sinema , mulai dari karya pertama Jabang Tetuko (2011) yang menggabungkan seni wayang orang dan wayang kulit tradisionla dengan elemen dunia hiburan masa kini diikuti dengan Gatotkaca jadi Raja, Arjuna Wiwaha dan Gatotkaca Kembar – The Evil Within.