TOP

Suku-Suku Asli di Sabah

Salah satu yang membuat Sabah unik adalah kehadiran suku-suku aslinya yang memberi warna berbeda dari wilayah Malaysia di Peninsula Malaya yang terdiri dari etnis Melayu, Tiongkok, dan India.

 

 

Kadazan

Terkenal dengan kemampuan membuat lihing atau arak tapai dari ketan dan ragi yang diperam dalam gentong tanah liat yang tertutup rapat selama sebulan. Setelah satu bulan, ketan yang sudah diperam itu diperas untuk didapat air tapai yang rasanya manis dengan kadar alkohol lima hingga tujuh persen.

Rungus

Dikenal dengan kepandaian membuat gong dan beternak lebah kelutut, jenis lebah kecil tanpa sengat untuk diambil madunya. Agar lebah membuat sarang dan menghasilkan madu, Suku Rungus menggunakan seruas bambu besar yang dilubangi dan bagian luarnya dilumuri madu. Bambu berlumur madu itu akan dibiarkan selama tiga bulan, sebelum madu siap dipanen. Ampas madu digunakan sebagai lilin dan lem alat musik sompotan, alat musik tiup tradisional dari bambu dan labu kering.

Lundayeh

Merupakan suku minoritas dan hanya ditemui di Sipitang dan Lawas (antara Sabah dan Sarawak), suku ini adalah salah satu subetnik Dayak yang tersebar di Kalimantan, Sabah, Sarawak, dan Brunei Darussalam. Dahulu mereka dikenal sebagai suku pemburu kepala (headhunter) yang hasil buruannya dipajang di depan rumah di atas pulung buaye (buaya tanah), bukit kecil dari tanah yang dibentuk seperti buaya.

Bajau

Di Mari-Mari Cultural Village hanya terdapat rumah tradisional Bajau Darat, karena Bajau Laut tinggal di atas perahu dan hidup nomaden. Suku Bajau berasal dari Filipina yang mendarat di Sabah 500 tahun lalu. Pekerjaan sebagai pedagang membuat Suku Bajau berkenalan lebih banyak dengan suku masyarakat lain. Karena itu rumahnya lebih berwarna, demikian pula barang-barang yang ada di dalam rumah. Kaum ini adalah kaum pertama yang memeluk Islam, itu sebabnya ada ruang shalat di rumah Bajau.

Murut

Suku Murut tinggal di rumah panjang yang dilengkapi belantaran, trampolin tradisional dari kayu pohon jambu yang elastis berlapis rotan, di mana biasanya di atas belantaran tergantung berbagai hadiah untuk diperebutkan. Cara memainkan belantaran ini adalah beberapa orang berdiri di tepi belantaran dan satu orang di tengah. Bersama, mereka melompat-lompat kecil yang makin lama makin cepat, sehingga dirasa tepat bagi orang yang di tengah untuk melontarkan tuubuhnya ke udara. Awalnya permainan ini untuk menyambut pahlawan yang pulang perang.