TOP

Mengintip Atap Dunia

DSC07265 ruang pilot Budha AirGelap masih menyelimuti pagi di Kathmandu. Mobil yang saya kendarai melaju kencang menuju bandara Tribhuvan meninggalkan Thamel, kawasan turis di Nepal. Supir yang tak pandai berbahasa Inggris menurunkan saya di terminal domestik dan berjanji menjemput dua jam kemudian. Dalam temaram lampu halogen saya berjalan menuju pintu masuk , mengantri berbaur bersama calon penumpang.

Saya sedang mengikuti paket tur Mountain Flight Budha Air seharga 150  dolar AS untuk melihat pegunungan Himalaya yang tersohor. Petugas tur menginformasikan penerbangan hanya ada sampai pukul sembilan pagi. Dia juga menyarankan mengambil flight pertama pukul 06:30 agar dapat melihat puncak Everest tanpa kabut.

Loket untuk check-in kontras dengan status sebagai bandara internasional. Bangunan dua lantai ini diterangi lampu seadanya dan interiornya mengingatkan saya pada bangunan di Indonesia tahun 1980-an. Saya sempat mengambil gambarnya dengan kamera saku sebelum dilarang oleh petugas.

Melihat logo makspai di atas loket ternyata ada beberapa maskapai yang melayani Mountain Flight yaitu Agni Air, Budha Air, Simrik Airlines, dan Yeti Airlines. Perbedaan rate-nya tidak terlalu jauh hanya sekitar US$ 5-20. Yang termahal Budha Air karena memang merupakan maskapai tertua untuk jasa ini. Usai check-in dan membayar airport tax senilai NR 200 penumpang diperiksa melalui pintu khusus. Jalur antrian pria dan wanita dipisah .

Saya tidak menduga pemeriksaan akan sangat ketat mengingat ini bukan penerbangan lintas daerah apalagi lintas negara. Alas kaki dan ikat pinggang dilepas lalu tubuh dipindai dengan seksama. Saya berusaha menyembunyikan kamera saku, takut gambar ruang tunggu tadi dihapus oleh petugas. Setelah melewati pemeriksaan x-ray akhirnya saya memasuki ruang tunggu dengan suasannya lebih modern.

 

Negeri di Atas Awan.

DSC_0496 , puncak puncak tinggi himalaya terlihat, everest yang paling menonjolTepat pukul 06:30 waktu setempat penumpang diantar ke pesawat menggunakan bus. Satu per satu penumpang menaiki anak tangga sekaligus pintu depan Beechcraft 1900, pesawat bermesin ganda turboprop. Baling-baling empat bilah berputar mengawali penerbangan , tak lama melesat ke udara meninggalkan daratan menuju timur. Kota Kathmandu terlihat mengecil, bangunan kotak-kotak berganti pemandangan pegunungan hijau. Hawa panas menyeruak dari bawah jok tempat duduk tanda penghangat udara dinyalakan.

Pramugari menjelaskan bahwa tepat di sebelah jendela tempat duduk saya puncak Gosaithan berdiri megah di ketinggian 8.013 meter. Pesawat meninggalkan lembah Kathmandu, terlihat gundukan mirip angka delapan berbaring tertutup salju. Itulah Dorje Lakpa. Sejenak saya merasakan bagai melihat negeri di awan. Gundukan daratan menyembul di atas awan putih. Atraksi selanjutnya adalah satu per satu penumpang dipersilahkan masuk ke ruangan pilot untuk melihat pemandangan dengan sudut yang lebih luas.

“Namaste,” pilot di sebelah kanan tersenyum seraya memberikan salam dan yang satunya sibuk di depan panel pengendali.

Puncak-puncak tertinggai dunia mulai bermunculan. Makalu, Cho Oyu, Dhaulagiri dan Manaslu. Ada juga Gyanchungkang (7.952 meter) yang konon adalah pendakian tersulit di dunia. Tepat di kanannya terdapat Nuptse (7.855 meter) puncak terdekat Everest. Pesawat mendekati puncak tertinggi dunia, Everest (8.848 meter). Guratan tebing es terlihat makin jelas. Indahnya atap dunia! Mungkin kaki ini tak akan mampu mendaki ke sana.

Mengintip selama 45 menit sudah lebih dari cukup. Saya jadi teringat percakapan dengan petugas tur beberapa hari yang lalu. Bisa saja menjejakan kaki di puncak Everst tanpa mendaki. Caranya dengan menyewa helikopter , biaya per orang sekitar 5.000 dolar AS.

Pesawat mengitari Everest beberapa kali sebelum kembali ke lembah Kathmandu. Dalam perjalanan pulang pramugari menawarkan DVD dan kaos Mountain Flight seharga 10 dolar AS. Tapi saya memilih oleh-oleh gratis saja, sertifikat Mountain Flight untuk dipajang di kamar. Bukti besar bahwa saya pernah mengintip atap dunia , Mount Everest.

 

Tips Mountain Flight Tour:

DSC07267 setelah tour setiap penumpang mendapatkan sertifikat1. Tiket Mountain Flight dapat dibeli di agen perjalanan daerah Thamel.
2. Jangan memilih tempat duduk sebelah baling-baling pesawat yang akan mengganggu pandangan selama tur.
3. Pastikan tiket termasuk antar jemput dari hotel ke bandara.
4. Bawa makanan kecil karena tidak ada penjual makanan di bandara dan tidak ada snack selama pernerbangan.

 

TEKS & FOTO OLEH: DANAN WAHYU S