Menikmati Laguna Surga
“Apakah kamu membawa mangga di tas?,” kata seorang Petugas. Saya hanya menggeleng dan suami saya menjawab dengan ramah menjawab “No, Sir.” Buah mangga tampaknya seperti barang berbahaya di sini. Di sebuah papan pengumuman bahkan tertulis “Plant Quarantine Service Check Point”. Saya tak habis pikir, ada apa dengan buah mangga di sini?
Minivan yang kami tumpangi sejak tiga jam lalu kembali bergerak menembus jalanan dengan aspal yang tidak sempurna. Perjalanan minivan ini di mulai dari Kota Puerto Princesa, ibu kota Provinsi Palawan, Filipina. Kota ini bisa ditempuh dengan pesawat selama satu jam dari Kota Manila. Begitu mendarat di Bandara Internasional Puerto Princesa, beberapa travel agent berbaris menyambut kami dengan kertas berisi paket perjalanan serta tiket minivan menuju El Nido, tujuan kami.
Hari sudah mulai senja dan Akhirnya minivan berhenti di sebuah pasar kecil yang ternyata merupakan akhir perjalanan. Begitu turun, beberapa tukang becak langsung menawarkan jasa mereka untuk mengantarkan kami ke kawasan pantai yang banyak dibangun penginapan. Kami hanya melihat ada kios-kios yang menjual sayur, buah, dan ikan. Tak ada pantai ataupun penginapan. Akhirnya kami mengiyakan tawaran mereka dengan ongkos PHP 50. Kami beranjak dengan becak El Nido yang mirip bemo.
Kami memasuki kawasan pemukiman yang padat. Rumah penduduk, penginapan, restoran, toko, dan beberapa agen perjalanan menyatu di kawasan ini. El Nido terletak di wilayah paling utara Provinsi Palawan dan merupakan kota kecil yang diapit oleh tebing dan laut. Untuk menyusuri kota, kita hanya perlu berjalan sekitar 20-30 menit dari ujung ke ujung. Selain turis, El Nido juga menjadi daya tarik produser perfilman di dunia. Film Bourne Legacy adalah adalah salah satu film yang mengambil El Nido sebagai latar cerita.
Dari Pulau ke Pulau
Esoknya kami melakukan island hopping yang merupakan alasan utama para turis datang ke El Nido. Kami memilih paket seharga PHP 900 per orang. Tour ini meliputi wisata laguna dan pantai yang berada di sekitar Pulau Miniloc. Selain harga paket, kita juga harus membayar tiket masuk kawasan pulau sebesar PHP 200 yang berlaku untuk 10 Hari.
Kapal bercadik sebagai transportasi kami mulai meninggalkan pantai El Nido. Di Kapal kami bersama enam turis lain. Dua turis pertama adalah suami istri asal Manila yang sedang bulan madu, suami istri lainnya berasal dari San Fransisco namun berperawakan Asia dan dua turis wanita lainnya berasal dari Korea.
Pertama kapal berhenti di Pantai Seven Comandos. Pasir putih, laut hijau bening dan langit yang biru langsung menyambut. Tidak ada hotel atau keramaian menambah pesona pantai ini. Selanjutnya adalah Secret Lagoon. Sesuai namanya, laguna ini harus dicapai melalui lubang kecil yang tersembunyi. Tentu saja kapal kami tidak bisa masuk dan kami harus berenang menuju lubang tersebut.
Rahasia Buah Mangga
Secret Lagoon merupakan kawah kecil yang dikelilingi tebing raksasa. Tidak bisa berenang di laguna ini karena sangat dangkal. Kami memilih untuk cepat keluar dari Secreet Lagoon dan menikmati keindahan pantai di sekitarnya. Kami tidak heran mengapa produser film jatuh cinta pada El Nido, pantainya memang benar-benar cantik dan alami.
Tengah hari, kami menuju ke sebuah pulau kecil yang penuh batu bernama Shimizu. Seperti di pantai Seven Comandos, pasir di pulau ini begitu lembut dan putih. Hanya saja pulau ini dikelilingi batu kapur karst yang menjulang tinggi. Kru kapal memberitahu bahwa di pulau ini kami akan makan siang.
Sambil menanti makan siang terhidang, kami berjalan-jalan keliling pulau. Pasangan suami istri Filipina menjelaskan pada kami soal “rahasia mangga” saat kami tiba kemarin. Menurut mereka beberapa wilayah di Filipina memiliki pohon mangga yang buahnya selalu dipenuhi dengan serangga. Pemerintah El Nido tidak ingin hal tersebut merambat ke daerah mereka sehingga mereka melarang para turis membawa mangga.
Laguna Surga
Setelah menyantap makan siang yang terdiri dari nasi, ikan dan babi (sebagai Muslim, tentu kami hanya menyantap nasi dan ikan), perjalanan berlanjut ke Big Lagoon dan Small Lagoon. Untuk menikmati laguna ini, kita bisa berenang atau menggunakan kayak. Jalan menuju Big Lagoon membuat kita seperti memasuki dunia baru. Kita akan melihat laut hijau tenang selutut yang diapit dua tebing tinggi seperti berada di dalam Ngarai. Ngarai tersebut akan membawa kita pada sebuah lokasi menyerupai danau berwarna dark turquoise yang juga dikelilingi oleh batu kapur karst. Small Lagoon tidak mau kalah. Walau jalan masuknya hanya berupa lorong sempit namun keindahan lagunanya juga menghipnotis kita.
Big Lagoon adalah akhir dari perjalanan tur kami. Setelah semua berkumpul di Kapal, akhirnya kami kembali menuju pantai El Nido dan berpisah dengan kru kapal dan juga peserta tur.
TEKS OLEH: ARIZONA MAHA