Melancong ke Melaka
Bermain ke Malaysia, jangan lupa mampir ke kota kecil, Melaka. Kota pesisir ini dinobatkan sebagai World Heritage oleh UNESCO pada 2008. Tak heran banyak tempat menarik yang bisa kita kunjungi, mulai dari museum, bangunan peninggalan kolonial, hingga mencicipi kuliner.
Wilayah Melaka yang tak terlalu besar bisa kita jajal hanya dalam waktu sehari saja. Perjalanan bisa kita mulai dari Terminal Bersepadu Selatan di Kuala Lumpur. Di sana kita bisa menemukan beragam armada bus dengan tujuan Melaka Sentral. Tarifnya antara RM 10 hingga 12. Waktu keberangkatannya pun tersedia setiap setengah jam sekali.
Hal yang pertama bisa kita lakukan setiba di Melaka adalah mengunjungi Jonker Street Night Market. Pasar malam ini hanya ada saat akhir pekan, jadi memang sebaiknya mengunjungi Melaka di hari Jumat atau Sabtu. Di pasar malam yang kental dengan nuansa pecinan ini kita bisa menemukan beragam street food dalam satu ruas jalan panjang. Ada pula ragam pernak-pernik yang cocok dibeli untuk oleh-oleh.
Keesokan harinya kita bisa menikmati keindahan sisi sungai dengan naik Melaka River Cruise. Bak di Venice, di sini kita bisa menaiki perahu dan menyusuri keindahan sisi sungai Melaka. River Cruise tersedia setiap hari mulai pukul 09:00 hingga 23:00. Dengan cukup membayar RM 20 kita bisa melihat bangunan bergaya Eropa dan tentunya bangunan khas melayu yang berjajar di sepanjang Sungai Melaka.
Selanjutnya agenda yang tak boleh dilewatkan adalah jelajah old chruch. Melaka konon terkenal dengan bangunan peninggalan zaman Belanda dan Portugis. Bagungan paling terkenal dan menjadi landmark Melaka adalah Christ Chruch. Bangunan berwarna merah ini letaknya bersebelahan dengan Stadthuys Museum dan Kantor Pos Pusat di Dutch Square.
Selain itu ada pula St. Paul Chruch yang letaknya di bukit kawasan A Famosa. Gereja yang tinggal reruntuhan ini masih tampak cantik dan tentunya bisa menjadi spot foto menarik. Ada lagi St. Peter Chruch yang terletak di Jalan Bendahara. Konon katanya ini merupakan gereja Katolik tertua di Malaysia yang hingga kini masih digunakan. Kemudian gereja St.Francis Xavier yang dibangun pada 1856, letaknya tak jauh dari komplek Stadthuys.
Tak ketinggalan, museum pun menjadi daya tarik tersendiri di Melaka. Menjadi aset heritage dunia, Melaka pun memiliki ragam museum yang jaraknya tak begitu jauh dari pusat kota. Di dekat St. Paul Hill kita bisa berkunjung ke Museum Arsitektur Melayu. Di sini kita bisa lihat sejarah dan filosofi bangunan di Melaka dan juga Malaysia.
Tak jauh dari situ kita akan melihat kapal pinisi besar yang ternyata adalah Maritime Museum. Bagi kalian yang tertarik dengan sejarah kehidupan peranakan di tanah melayu, bisa datang ke Museum Baba and Nyonya Heritage di Jalan Tun Tan Cheng Lock. Ada pula Museum Cheng Ho, di mana kita bisa menyusuri jejak kehidupan Islam di tanah melayu.
Puas berkeliling, saatnya menjelajah kuliner Melaka. Kuliner Melaka didominasi oleh chinese food. Salah satu yang terkenal adalah Chicken Rice Ball di Nasi Ayam Hoe Kee yang ada di ujung Jonker Street. Kalau siang banyak orang rela antri untuk mencicipi rice ball di sini, ada baiknya datang pada jam sarapan. Untuk satu porsi ayam harganya sekitar RM 30 bisa untuk makan berlima. Jangan lupa juga cicipi cendol durian yang banyak dijual di sepanjang Jonker Street.
Selama di Melaka kita akan banyak berjalan kaki, pastikan untuk menggunakan alas kaki yang nyaman. Jika ingin berkeliling kota bisa juga kita naik bus nomor 17 seharga 1.2 RM atau dengan menyewa becak hias seharga 30-40 RM.
Teks oleh Lalitya Hayuningtyas