Thus Spoke Sang Dokter Bir
Brewmaster Paulaner Brauhaus Arie Susanto dijuluki dokter bir, sebutan yang mengacu pada dua kisah, yaitu tentang bagaimana Arie berangkat ke Jerman dengan niat mempelajari ilmu kedokteran, namun berakhir dengan mempelajari Beer Engineering selama hampir delapan tahun di Technische Universitat Munchen. Ditemani weissbier racikannya di Paulaner Brauhaus pada siang hari yang terik, Arie membagikan pemikiran-pemikirannya pada Panorama.
Sebagai brewmaster di Paulaner Brauhaus, inovasi apa yang akan diterapkan untuk Paulaner selain memperkenalkan bir putih asli Jerman kepada warga Jakarta?
Saya hendak menyajikan bir yang memiliki konsistensi tinggi dalam rasanya. Ketika seseorang datang dan mencoba bir, kemudian merasa bahwa bir itu enak dan bulan depannya dia datang lagi, rasanya harus tepat sama. Ini yang ingin kami hadirkan melalui Paulaner Brauhaus. Selain itu, Paulaner merupakan brauhaus – brewery house, sebuah rumah tempat bir dibuat. Secara tradisional, bir yang dibuat di rumah-rumah kecil adalah bir paling lezat karena terjamin kesegarannya. Bir di Paulaner Brauhaus hanya bisa dinikmati di tempat ini, tidak akan ditemukan di tempat lain. Karenanya, tamu bisa merasakan betul-betul bagaimana menikmati bir rumahan di tempat bir itu diracik.
Respon masyarakat Jakarta terhadap weissbier racikan Anda?
Respon masyarakat Jakarta ternyata lebih dari yang saya harapkan. Weissbier kan tidak biasa rasanya, tapi ternyata justru semakin banyak yang datang ke Paulaner dan mencoba Weissbier.
Bagaimana Anda melihat beer culture di Jakarta?
Menurut saya semakin banyak orang yang dapat menikmati bir bukan hanya sekedar sebagai minuman beralkohol untuk mabuk. Banyak tempat-tempat minum bir yang kini bermunculan di Jakarta. Hal itu baik, namun saya rasa bir yang ditemukan disana hanya bir yang itu-itu saja, karena tidak banyak brewery house yang meracik bir sendiri. Kalau bir botolan yang bermerek, Anda minum dimana saja pun rasanya sama, kan? Kalau saja orang-orang lebih bertanggungjawab dan menampilkan image bir sebagai minuman untuk membantu supaya lebih rileks dan bukan sebagai ajang maksiat, saya rasa perijinan akan dipermudah bagi pengusaha yang ingin mencoba membuat brewery house sendiri. Jika itu terjadi, Jakarta akan memiliki varian bir yang berbeda-beda untuk dinikmati.
Setelah belajar Beer Engineering, ilmu apa yang paling berguna dalam pekerjaan yang sekarang?
Semuanya terpakai. Terutama biokimia. Disana belajar bagaimana menjaga mesin yang menggunakan sistem termo dinamik agar tetap stabil, supaya racikan tidak terlalu berbuih, ini penting supaya bisa menstabilkan rasa bir. Pelajaran lainnya yang juga berguna misalnya Matematika dan Statistik.
Terpikir untuk mendirikan sekolah bir sendiri di Indonesia?
Terpikir, tapi saya bertanya-tanya untuk apa mendirikan sekolah bir di Indonesia? Perizinannya terlalu sulit, tidak banyak yang berminat dan untuk belajar sebaiknya langsung dilakukan di Jerman, karena toh bahan-bahannya sebagian besar harus diimpor.
Hal terbaik dari pekerjaan sebagai brewmaster?
Hal terbaik adalah ketika orang-orang menyesap bir dan mengatakan bahwa bir racikan saya enak, lalu mereka menikmati waktu mereka di Paulaner dan kembali lagi di lain hari, mungkin bersama dengan orang-orang baru. Bagi saya, itu pencapaian terbesar.
Hal tersulit?
Memuaskan semua orang. Dari 10 orang yang datang dan mencoba Weissbier, jika ada delapan yang mengatakan enak, tentu saya senang. Tapi bagi dua orang lainnya mungkin tidak seenak itu. Yang tersulit adalah karena sedapat mungkin saya ingin semuanya dapat menikmati bir yang saya racik.
Sebutkan satu tokoh terkenal yang ingin Anda ajak minum bir bersama!
Mohammad Hatta. Karena pemikiran-pemikiran beliau yang luar biasa, saya betul-betul ingin mengajaknya minum bir bersama. Saya percaya bahwa dengan minum bir, orang dapat lebih santai, rileks dan lebih leluasa mengekspresikan diri. Bedakan dengan mabuk, ya. Nah, saya ingin menciptakan suasana santai itu dan berdiskusi dengan Mohammad Hatta tentang berbagai hal.
Bir favorit? Mengapa menyukai bir-bir tersebut?
Menurut saya, tidak ada bir yang bisa disebut sebagai bir terbaik. Coba bayangkan, kalau Anda diminta untuk menyebutkan wine terbaik di dunia. Saya rasa masing-masing orang akan muncul dengan jawaban yang berbeda-beda.
Jelaskan signature beer Anda
Jika ditanya demikian, saya tidak bisa mengatakan ada racikan bir yang bisa saya tempeli nama “Arie Beer”. Tapi setiap kali meracik bir, saya mencoba memikirkan orang-orang yang akan meminumnya, dengan demikian perasaan itu juga tersalurkan pada bir yang saya racik.
Brewery terbaik di dunia? Pernah ke sana?
Brewery yang ada di Jerman, sebagian besar brewery rumahan yang usianya sudah sangat tua dan diwarisi dari generasi ke generasi adalah brewery terbaik menurut saya.
Tempat-tempat apa yang ada dalam travel bucketlist untuk satu-dua tahun ke depan?
Saya sangat menyukai diving. Tempat-tempat yang pasti ada di bucket list saya adalah Manado, Maumere, Alor dan Kakaban. Saya suka mengunjungi daerah-daerah pedalaman yang belum ramai wisatawan.
Bagi yang ingin ke Munich, tolong rekomendasikan beberapa tempat terbaik untuk dikunjungi!
Munich dipenuhi dengan gedung-gedung tua dengan gaya gothic, khas ibukota kerajaan Bavaria. BErjalan-jalan menyusuri kota akan menjadi kegiatan yang sangat menyenangkan! Saya merekomendasikan pembaca Panorama untuk mengunjungi Marion Plaza, Frauenkirche Church yang cantik, juga brauhausnya tetu saja untuk mencoba bir paling enak di Jerman. Maximillian Street dan Olympia Stadion juga layak untuk dikunjungi.
Paulaner Brauhaus
Floor 2, Grand Indonesia, East Mall
Jl. M. H. Thamrin No. 1, Jakarta Pusat
+6221 2358 3871