
Bagai Selebriti Dunia
Bodrum, sebuah kawasan Laut Aegea di barat daya Turki mungkin tak bermaksud menyaingi kepopuleran St Tropez. Namun berhubung Cristiano Ronaldo dan Catherine Zeta-Jones telah menobatkan Bodrum sebagai tempat berlibur favorit mereka, maka semakin ramai saja tempat ini dengan warga dunia yang rupawan. Bahkan, dulu ke sinilah juga Mark Antony pernah mengajak Cleopatra untuk bermesraan.
“Santa Lucia”, lagu rakyat Napoli, adalah lagu yang berkisah tentang keindahan kawasan Borgo Santa Lucia di Teluk Napoli dengan kapal-kapal yang merapat di pelabuhannya. Tiba di Bodrum siang itu dengan penerbangan domestik dari Istanbul, lagu “Santa Lucia” langsung terngiang di kepala. Saya belum pernah ke Napoli, namun kira-kira seperti Bodrum lah pemandangan yang disaksikan oleh penulis lirik “Santa Lucia”.
Tak hanya merupakan kota resor pantai yang menawan, namun Bodrum pun kaya sejarah yang menyisakan jejak dominasi peradaban Persia, Macedonia, Byzantium, dan Romawi. Dengan kontur kota yang berbukit-bukit, rumah-rumah bercat putih bergaya Ottoman yang berdesakan di gang-gang sempit di sini ditumbuhi bougainville warna-warni. Menyusuri jalan-jalan sempit berbatu itu, ke mana pun kaki melangkah, rutenya selalu berakhir di pantai, tempat warga setempat memarkir yacht-yacht milik mereka.
Ingin Melihat Selebriti
Pantai-pantai di Bodrum – atau yang di zaman kuno bernama Halicarnassus – memang tidak terlalu mengesankan, terutama bagi orang yang berasal dari Indonesia yang terkenal dengan pantai-pantai indahnya. Namun, karena dikelilingi oleh teluk-teluk sepi dan yacht tersedia di marinanya untuk disewa seharian. Dengan sailing, penyewa dapat bebas menunjuk tempat mana pun yang ingin disinggahi untuk berenang di airnya yang jernih atau sekadar menggelar keranjang piknik di pasirnya yang putih. Beberapa teluk mungil di sini menurut penduduk setempat keadaannya masih sama seperti 2.000 tahun yang lalu. “Jangan lupa pasang mata baik-baik karena bisa saja kapal yang sedang ditumpangi berpapasan dengan yacht yang sedang ditumpangi selebriti,” ujar awak yacht yang saya sewa, yang mengaku pernah berpapasan dengan yacht yang disewa Tom Cruise ketika berlibur di Bodrum.
Bila tak ingin menyewa yacht seharian pun dapat berangkat berlayar di sore hari untuk menikmati matahari terbenam dan ketika kapal merapat kembali ke marina, sebelum mengakhiri hari, saya masuk ke salah satu restoran tepi pantai untuk menikmati Bodrum yang seketika berubah menjadi gemerlap. Terngiang perkataan awal yacht yang tadi saya sewa, mata saya pun jelalatan di kursi-kursi yang berderet di teras restoran tepi pantai yang chic. Saya berharap dapat melihat sosok selebriti Hollywood, walau belum tentu juga saya berani mendekat untuk minta berfoto bersama.
Karena sendirian, di restoran itu saya sengaja mengambil tempat di bar. Dengan menikmati segelas mojito dan beberapa jenis meze, saya mengobrol dengan seorang bartender bernama Mustafa. Walau bukan asli Bodrum, namun karena mengaku senang sejarah, ia tahu banyak tentang Bodrum.
“Konon Iskandar Agung banyak menghabiskan waktu menatap dinding Halicarnassus ketika sedang memikirkan strategi untuk menakhlukkan kota ini pada tahun 334 sebelum Masehi. Kalau mau, Anda pun bisa menapak tilas jejaknya menyusuri dinding tersebut!” katanya sambil terus mengisi wadah keripik kentang saya.
“Kalau terus berjalan menyusuri dinding ke arah bukit, maka Anda dapat sampai ke gerbang kota kuno bernama Myndos di sisi barat Bodrum. Dari situ pemandangannya indah dan dari gerbang itulah Iskandar Agung dulu menyerang Bodrum untuk dikuasai. Desa Gumusluk yang ada di Myndos adalah desa paling tradisional di kawasan ini. Masyarakatnya pun ramah, walaupun dulu terkenal beringas dan gagah berani ketika berperang melawan pasukan Iskandar Agung yang ingin menginvasi mereka, ” lanjut sang barter. Saya hanya terpana mendengarkan ocehannya sambil meneguk mojito dingin yang asam-asam segar.
Masa Lalu dan Dunia Gemerlap
Ke mana pun melangkah di Bodrum, mata pasti akan bisa mendapati Kastil St Peter yang di malam hari juga tampak bersinar oleh lampu-lampu yang meneranginya. Kastil ini adalah bangunan penting di Bodrum karena di sinilah terdapat Museum of Underwater Archaeology yang menjadi salah satu atraksi wisata utama di Bodrum. Saya tidak sempat berkunjung ke museum tersebut, namun dari apa yang saya baca di brosur-brosur, yang menjadikan tempat ini istimewa adalah koleksi harta karun yang diambil dari kapal yang karam 3.000 tahun lalu di perairan tak jauh dari Kas, seperti perhiasan emas Ratu Nefertiti. Kapal cargo Uluburun dari abad ke-14 sebelum Masehi itu sendiri ditemukan pada 1982 di dekat Bodrum pada kedalaman 37 meter.
Bodrum adalah kota yang terkenal dengan kehidupan malamnya yang gemerlap. Bagi yang menyukai pesta sepanjang malam di club, kota ini siap untuk memanjakan para pengunjungnya. Salah satu night club yang direkomendasikan adalah Halikarnas yang telah dinobatkan sebagai night club terbaik di dunia. Tak heran, karena setting tempat pesta ini saja mengagumkan. Bertempat di sebuah tempat terbuka yang dirancang menyerupai amfiteater Romawi, Halikarnas dilengkapi dengan menara yang memuat layar video. Permainan laser dari night club ini menyinari seluruh teluk dan memantul ke Kastil Bodrum. Setiap malam, di sini terdapat pesta buih yang seru. Buka hingga menjelang pagi, tiket masuk untuk berpesta di sini adalah sekitar 170 lira.
Bodrum memang bukan tempat untuk tidur sore. Dentuman musik dari berbagai night club berkonsep unik di sini terlalu sayang untuk dilewatkan. Lelah berjoget, ketika ingin menghirup udara segar pun dapat tinggal mencari spot agak sepi dan ke mana pun mata memandang, selalu ada pemandangan pantai dan anginnya yang menyegarkan.
Teks: R. Kurniawan