A Piece of Heaven
Bukan retorika ketika Selandia Baru sering dielu-elukan sebagai sepenggal surga yang tertinggal di dunia. Kesempurnaan alam yang tak tersentuh tangan jahil manusia membuatnya bersahabat dengan penikmatnya. Demi menjaga kemurnian negeri ini, lupakan untuk membawa bahan makanan mentah dari luar atau tanah yang menempel pada sepatu jika tidak ingin dipermalukan oleh petugas bandara. Memiliki dua pulau besar utama yaitu Pulau Utara dan Pulau Selatan, masing-masing memiliki keunikan lansekap tersendiri yang dipengaruhi oleh letak geografisnya. Ketika Pulau Utara yang lebih banyak penduduknya terkenal akan wilayah geothermal yang atraktif dan pantainya yang dramatis, Pulau Selatan memiliki southern alps atau barisan pegunungan lengkap dengan fjord yang mistis.
Penerbangan selama kurang lebih 12 jam dari Indonesia akan mulai terbayar ketika sampai kaki menyentuh tanah negri ini. Terutama di bandar udara internasional Christchurch, jangan heran ketika masuk ke fasilitas garbarata anda akan disambut rekaman kicauan burung kiwi lengkap dengan aroma pinus buatan dan semilir udara segar. Meskipun peraturan terkenal sangat ketat, petugas bea cukai Selandia Baru merupakan yang paling ramah, murah senyum, suka berbincang dan beberapa bisa berbahasa Indonesia meskipun dasar.
Apa yang ada di benak wisatawan ketika ingin menikmati indahnya pedalaman Selandia Baru adalah moda transportasi dan akomodasinya. Dikaruniai kondisi jalan yang mulus dan nihil kemacetan, menyewa campervan merupakan pilihan terbaik. Dengan begitu kebutuhan akan mobilisasi, akomodasi hingga logistik dapat diakomodir dalam satu tempat layaknya rumah berjalan. Lalu apakah dengan menyewa campervan dapat bebas menginap di mana saja?
Terima kasih untuk Departemen Konservasi Selandia Baru, yang menyediakan berbagai macam tempat persinggahan mulai dari yang gratis hingga berbayar, mulai di pesisir hingga ke tengah hutan. Jika bosan selalu tidur di dalam campervan, bisa bermalam di holiday park atau farm stay dengan fasilitas bak hotel namun pada umumnya lokasinya lebih menyatu dengan alam.
North Island
Memiliki populasi lebih besar ketimbang Pulau Selatan, pulau ini mempunyai dua kota utama yakni Wellington (ibukota negara) dan Auckland (terbesar dan terpadat). Tak dipungkiri bahwa Auckland adalah jantung dari Selandia Baru. Selain pusat bisnis dan hiburan, kota ini diuntungkan oleh posisinya yang lebih dekat dengan pusat daya tarik wisata.
Rotorua, dengan berkendara kurang lebih tiga jam dari Auckland, wilayah ini akan menyajikan lanskap geothermal aktif yang begitu unik. Perjalanan singkat dapat dilanjutkan dengan mengunjungi Lake Taupo yang merupakan danau air tawar terbesar di Selandia Baru bentukan dari kaldera gunung vukanik Taupo. Ingin lebih memperpanjang perjalanan dapat mengunjungi Tongariro National Park yang merupakan warisan budaya lansekap UNESCO. Jangan lewatkan untuk trekking menyebrangi puncak Tongariro dan menyaksikan kawah berwarna yang spektakuler.
Meskipun berpredikat sebagai pusat pemerintahan dan penghubung pulau utara dan selatan, Wellington memiliki daya tarik tersendiri. Memiliki kontur geologi berbukit-bukit, banyak perumahan warga baik lokal maupun asing berada di atas bukit yang terjal. Pesisir pantai yang luas di Oriental Parade cocok dinikmati untuk berolahraga atau sekedar menikmati lembayung senja.
South Island
Puncak gunung es membentang layaknya piramida yang berbaris dari ujung selatan ke utara membelah pulau selatan ini menjadi dua pesisir panjang, timur dan barat. Mata air berwarna kehijauan bagai batu emerald membuat cahaya matahari menembus dengan mudah, menghidupi taman di bawahnya. Biri-biri hidup bahagia di hamparan bukit rerumputan sebagai tempat sejatinya. Merasa kecil berada dalam karya seni Tuhan semesta alam adalah kesan yang saya dapat ketika mengunjungi Selandia Baru khususnya Pulau Selatan.
Perjalanan mengelilingi Pulau Selatan dapat dilakukan baik searah atau berlawanan jarum jam, dengan Christchuch sebagai permulaan dan Queesntown sebagai mediannya. Queesntown yang dijuluki sebagai “Mekah” nya pemuja kegiatan adrenalin menjadi pusat daya tarik bagi wisatawan di Pulau Selatan ini. Berbagai aktivitas dapat dilakukan antara lain: skydiving, paragliding, shotover jet, bungee jumping, kayaking, helicopter tour dan masih banyak lagi.
Kali ini saya memilih untuk mengadu nyali dengan mengikuti skydiving. Terjun bebas selama 20 detik sebelum parasut terbuka dengan kecepatan 200 kilometer per jam pada ketinggian 12,000 kaki diatas permukaan laut itu bagai sensasi tiada akhir, seakan waktu bergerak sangat lambat menunggu waktu hingga mendarat. Pilihan aktivitas lain yang tidak begitu merogoh kocek terlalu dalam adalah menaiki jetboat di Shotover River. Dalam aktivitas ini penumpang akan dibawa menyusuri ngarai sempit di atas sungai dangkal menggunakan perahu super cepat dengan sesekali melakukan manuver 360 derajat.
Jika suatu saat Anda ingin merasakan indahnya alam yang fenomenal sekaligus menantang mental, Selandia Baru adalah destinasi yang sempurna.
Teks & foto: Jamal Ramadhan, peserta Top 6 Travelers of the Year 2015