TOP

10 Tokoh Dunia yang Menginspirasi Perjalanan

Pernah mendapat tantangan untuk menjawab nama tokoh yang ingin Anda ajak makan malam sambil berbincang seru? Bila salah satu dari sepuluh tokoh terkenal berikut menginspirasi Anda, mungkin sudah saatnya merencanakan perjalanan ke tempat yang dekat dengan kehidupan mereka.

 

Salzburg, Austria

 

“Neither a lofty degree of intellegence nor imagination go to the making of genius. Love, that is a soul of genius.” (Wolfgang Amadeus Mozart)

 

Kota tua Salzburg di Austria didominasi bangunan-bangunan bergaya baroque dengan kastil-kastil besar dan gereja-gereja yang megah. Menyusuri jalan-jalan sempit di pinggiran Sungai Salzach,Wolgang Amadeus Mozart menghabiskan masa kecilnya dengan menulis konserto-konserto (komposisi musik yang terdiri tiga bagian, dengan permainan solo instrumen, biasanya piano, biola, cello, atau flute, dengan ditemani orkestra). Meski Mozart berulangkali menyatakan bahwa Salzburg terlalu kecil untuk menampung bakatnya, rumah kelahirannya (Mozart Geburtshaus) dan kediaman keluarganya (Mozart Wohnhaus) tetap merupakan saksi dimana Mozart mulai menunjukkan bakatnya. Terkenal dengan kepribadiannya yang ceria, Mozart tumbuh dikelilingi  kemegahan Festung Hohensalzburg,  benteng bertembok putih terbesar di Eropa, gereja ordo Fransiscan, dan St Peter’s Abby. Bagi yang ingin berkeliling ditemani guide bersertifikat dapat mengikuti Mozart City Tour dari Salzburg City Tour (salzburgcitytours.rezgo.com), yang akan mengunjungi Mirabell Palace, Mozarteum (University of Music), Marionette Theatre, Mozart Square, Mozart Wohnhaus, dan masih banyak lagi. Seharga 20 Euro untuk 6 – 14 tahun dan 25 Euro untuk dewasa, tiket ini sudah termasuk akses ke Festung Hohensalzburg. (Akses: Naik Lufthansa Air dari Jakarta menuju Salzburg dengan transit di Frankfurt dengan, tiket pp mulai 958 dolar AS. Dari Salzburg Airport ke pusat kota tersedia bus yang berangkat setiap 10-20 menit atau naik taksi)

 

Arles, Perancis

 

“I often think that the night is more alive and more richly colored than the day.” (Vincent van Gogh)

 

Vincent van Gogh melukis lebih dari 300 lukisan dalam satu tahun pertama ketika ia pindah ke Arles. Berjalan pada malam hari melewati Place du Forum, pandangan akan tertuju pada Terrace Cafe, yang kemudian diabadikannya dalam salah satu lukisan terkenalnya. Di lukisan itu ia mendeskripsikan Arles sebagai satu-satunya tempat ketika malam tidak perlu dilukis dengan warna hitam, melainkan dengan biru, violet, dan hijau yang dikelilingi iluminasi sulfur kuning pucat dan hijau limau. Sementara di pagi yang kelabu, ia duduk di salah satu kursi taman di depan jembatan Trinquetaille Bridge dan melukis Staircase of the Trinquetaille Bridge dengan mood yang sendu dan melibatkan banyak warna pucat. Di musim semi itu Vincent menyewa Place Lamartine untuk tempat berkarya bersama beberapa seniman lain, di mana kemudian Place Lamartine diabadikan dalam lukisan berjudul Yellow House. Di malam hari, van Gogh pergi ke Sungai Rhone yang hanya berjarak dua menit jalan kaki dari Place Lamartine untuk melukis pemandangan Starry Night Over the Rhone. Semasa hidupnya ia menderita epilepsi, selain mengalami halusinasi dan delusi, sehingga pada 1889, ia memotong sebagian telinga kirinya dan sejak itu ia bolak-balik menjadi pasien rumah sakit di Arles. (Akses: Naik Air France dari Bandara Soekarno Hatta – Marseille, tiket pp mulai $783. Dari Marseille naik kereta menuju Arles, booking tiket di www.raileurope.comseharga mulai 16 dolar AS. Kereta datang setiap satu jam sekali dengan durasi perjalanan 35-40 menit)

 

shutterstock_178994441

Birmingham, Inggris

 

“If more of us valued food and cheer and song above hoarded gold, it would be a merrier world.”  (John Ronald Reuel Tolkien)

 

Kota terbesar kedua di Inggris ini adalah tempat J.R.R Tolkien, penulis novel The Lord of the Rings tumbuh besar. Keluarganya tinggal di Gracewell Cotages, berdiri anggun di pinggiran wilayah Sarehole. Pada masa itu, Sarehole adalah sebuah desa hijau yang tenang, sehingga merupakan inspirasi J.R.R Tolkien untuk menggambarkan The Shire dalam novel-novelnya. Tolkien kecil banyak menjelajah kawasan hutan di sekitar Sarehole bersama adiknya, seperti Moseley Bog, Joy’s Wood Nature Reserve dan Shire Country Park & Cole Valley. Birmingham juga menjadi saksi ketika keluarga Tolkien menghadapi masa-masa sulit karena memilih menjadi pemeluk Katolik dan rutin beribadah di St. Anne’s Church and Oratory. Persahabatan ibu Tolkien dengan Father Frances Xavier Morgan terbukti memegang peranan penting dalam hidup Tolkien, karena sang biarawan kemudian menjadi wali resminya setelah sang ibu meninggal. Semasa Perang Dunia II, Tolkien melaksanakan wajib militer dan dikirim ke Perancis. Namun kemudian ia jatuh sakit dan dikirim kembali ke rumah sakit di Birmingham yang saat itu mengalihfungsikan Great Hall di Universitas Birmingham sebagai bangsal perawatan. Tolkien dirawat di bangsal ini selama enam minggu, dan di sinilah ia mendapatkan inspirasi untuk Sauron, tokoh antagonis utama dalam novelnya. (Akses: Naik Air France dari Bandara Soekarno Hatta – Birmingham, tiket pp mulai $740)

 

shutterstock_255467245

Kolkata, India

 

Not all of us can do great things. But we can do small things with great love.” (Mother Teresa)

 

Mother Teresa menghabiskan sebagian besar hidupnya melayani orang-orang miskin, anak-anak terlantar dan mereka yang sakit-sakitan di daerah-daerah kumuh di Kolkata, Bengal Barat, India. Merupakan seorang biarawati yang bernanung di bawah Biara Loretto, ia tinggal di Loretto Entally Convent sejak tahun 1931-1948 dan ditugaskan mengajar di St. Mary’s School, sebuah sekolah untuk anak-anak kaum elite India. Mengajar selama 18 tahun dan kemudian menjadi kepala sekolah pada 1944, ia merasa bahwa panggilan sesungguhnya adalah untuk melayani “yang termiskin dari yang miskin dan yang terlemah dari yang lemah”. Setiap tahun Kolkatta ramai didatangi peziarah yang ingin mengunjungi rumah Mother Teresa sekaligus makam dan museum kecil yang menyimpan barang-barang pribadinya, seperti sari, mangkuk makan, rosario dan sandal. Selain Mother Teresa, banyak alasan untuk mengunjungi Kolkata. Selain merupakan gerbang menuju Darjeeling yang penghasil teh dan dikelilingi pegunungan sejuk, kota ini pun memiliki Kalighat Kali Temple, temple Hindu tertua dan terpenting di India, selain Sir Stuart Hogg Market untuk berbelanja oleh-oleh, dan Victoria Memorial Hall, bangunan serba putih yang dijuluki Permaisuri India. (Akses: Naik Jet Airways dari Bandara Soekarno Hatta – Netaji Subash Chandra Bose, tiket pp mulai 544 dolar AS)

 

Buenos Aires, Argentina

My mother thinks I am the best. And I was raised to always believe what my mother tells me.” (Diego Maradona)

Diego Armando Maradona lahir di Villa Fiorito, sebuah daerah pinggiran kota yang miskin di Buenos Aires,  dan seringkali hal itu dikaitkan dengan perilakunya yang cenderung kasar. Ia memulai karirnya bersama Argentina Juniors dengan memainkan enam season pertandingan dan mencetak 112 gol. Argentina Juniors menganggap Maradona sebagai pemain terbaik di tim mereka, sehingga kemudian mengabadikan namanya menjadi home stadium, Estadio Diego Armando Maradona di Villa General Mitre. Namun hati Maradona terikat pada Boca Juniors, tim yang dibelanya selama dua musim sebelum ke Barcelona. Maradona selalu mengatakan bahwa Boca Juniors adalah timnya dan La Bombonera adalah stadiumnya serta La Boca Village adalah rumahnya. La Boca Village sendiri merupakan kawasan perumahan yang penuh warna, di mana setiap rumah dicat dengan empat atau lima warna berbeda, sementara para penghuninya memiliki ikatan yang kuat dengan musik dan tarian Tango. Bila berkunjung ke sini, bersiaplah untuk mendapati penari Tango di Caminito. Selain kental dengan unsur budaya, Buenos Aires juga menawarkan pemandangan indah di Paseo del Rosedal (Rose Garden Walk) yang menebarkan wangi dan warna-warni dari 1.000 jenis mawar, selain sering dibanding-bandingkan dengan taman Tuileries di Paris. (Akses: Naik KLM Royal Dutch Airline dari Bandara Soekarno Hatta – Buenos Aires (Jorge Newbery), tiket pp mulai $2.873)

 

 

Johannesburg, Afrika Selatan

 

“Education is the most powerful weapon which you can use to change the world.” (Nelson Mandela)

 

Soweto (South Western Township), daerah urban di barat daya Johannesburg, merupakan kawasan pemukiman kulit hitam terbesar di Afrika Selatan sekaligus lokasi yang menjadi simbol perlawanan terhadap rezim supremasi kulit putih. Di sinilah pemimpin revolusioner anti-apartheid dan presiden kulit hitam pertama Afrika Selatan Nelson Mandela pernah menetap mulai 1946 hingga 1962. Rumahnya yang bernama House 8115 di sudut jalan Vilakazi dan Ngakane adalah tempat tinggalnya bersama istri pertama, Evelyn Ntoko Mase, dan setelah perceraiannya, bersama istri kedua, Winnie Madikizela-Mandela. Mandela sendiri tidak banyak melewatkan waktu di rumah tersebut, terutama setelah perannya dalam perjuangan anti-apartheid membuatnya dipenjara pada 1962. Madikizela-Mandela tetap tinggal di rumah tersebut bersama kedua anaknya sampai ia diusir ke Brandfort pada 1977. Setelah menjalani 18 tahun penjara di Robben Island, Mandela kembali ke House 8115 selama 11 hari sebelum pindah ke Houghton. Beliau kemudian mendonasikan bangunan sederhana tersebut ke Soweto Heritage Trust pada 1997 untuk dikelola sebagai museum. (Akses: Tidak ada penerbangan langsung, Qatar Airways, Etihad Airways, Emirates, dan Singapore Airline dengan kisaran harga pesawat mulai Rp 11.000.000 hingga Rp 18.000.000. Pilihan lainnya adalah memadukan dua maskapai dalam sekali perjalanan, seperti Cathay Pacific dan South African Airways, dengan tarif mulai Rp 8.800.000. Durasi perjalanan tercepat dilayani Singapore Airlines, yaitu 14 jam 40 menit dengan transit di Singapura, seharga mulai Rp 16.400.000.)

 

Yangon, Myanmar

 

“You should never let your fears prevent you from doing what you know is right.” (Aung San Suu Kyi)

 

Sebelum Aung San Suu Kyi dibebaskan oleh junta militer Myanmar pada 2010 setelah menjalani masa  tahanan rumah selama 15 tahun, siapa pun yang ingin melihat rumahnya harus dari sisi lain Danau Inya, sekitar 300 meter jauhnya. Yang terlihat pun hanyalah bagian belakang mansion bergaya kolonial yang sudah tak terawat dengan naungan pepohonan besar itu. Sejak aktivis prodemokrasi Myanmar dan pemimpin National League for Democracy (NLD) ini mengirimkan undangan kepada pejalan dunia pada 2011 untuk berkunjung ke Myanmar, selain rekomendasi dari Lonely Planet, CNN, dan New York Times, nama negeri ini pun mencuat dalam sejumlah buku wisata dan rencana perjalanan para pejalan dunia sebagai destinasi baru di Asia dengan atraksi utama yang berhubungan dengan Aung San Suu Kyi: rumah dan kantor pusat NLD. Kini turis tak harus memotret markas besar NLD dari dalam mobil karena takut dengan aparat militer, namun justru bisa mengobrol dengan anggota partai, sebelum membeli suvenir, seperti T-shirt, gantungan kunci, dan mug. Berada di Yangon, alokasikan waktu setengah hari – saat terbainya adalah menjelang matahari terbenam – untuk mengeksplor kompleks Shwedagon Pagoda yang luas dan penuh julangan chedi emas dan biksu berbalut jubah kuning dan merah. (Akses: AirAsia, Tigerair, dan Jetstar Airways, Malaysia Airlines, Myanmar Airways International, dan Thai Airways memiliki rute ke Yangon)

New York, Amerika Serikat

 

However vast the darkness, we must supply our own light.” (Stanley Kubrick)

 

Stanley Kubrick adalah sutradara dengan portfolio genre film beragam dan beberapa jauh melebihi zamannya ini mengawali karirnya sebagai fotografer otodidak. Tak terlalu gemilang sebagai siswa, Kubrick mempelajari secara otodidak berbagai hal yang berhubungan dengan produksi film hingga membuatnya dinobatkan sebagai salah satu sutradara film paling berpengaruh di abad 20 – dan bahkan sutradara setenar Martin Scorsese, Steven Spielberg, James Cameron, Woody Allen, Terry Gilliam, Coen Bersaudara, Christopher Nolan, Guillermo del Toro, David Lynch, dan Ridley Scott terinspirasi dengan pergerakan kameranya yang unik untuk menghasilkan framing yang inventif.  Lahir dan besar di kawasan Bronx yang miskin dari orangtua berdarah Yahudi, Kubrick menikah dengan pacarnya sejak SMA dan tinggal di Greenwich Village, kawasan New York yang bernafaskan Bohemia karena merupakan hunian para imigran yang mulai berdatangan ke New York pada abad ke-19, terutama dari Irlandia, Jerman, Italia, dan kemudian dari Karibia Afrika, dan Amerika Latin. Inilah sebabnya kemudian Bronx menjadi tempat lahirnya musik Latin dan hip hop. Nama Bronx sendiri diambil dari sungai yang membelah kawasan ini dan Jonas Bronck, orang pertama yang membuka hunian di kawasan ini sebagai koloni Belanda yang baru pada 1639. Terobsesi dengan pembuatan film, Kubrick banyak mendatangi pemutaran film di Museum of Modern Art dan berbagai bioskop di New York City. (Akses: Dari Jakarta, naik Japan Airlines dengan transit di Tokyo, Turkish Airlines dengan transit di Istanbul, atau Qatar Airways dengan transit di Doha).

 

Reykjavík, Islandia

 

“I’m a fountain of blood. In the shape of a girl.” (Bjork)

 

Terbentuk dari serangkaian letusan gunung berapi dan sejumlah aktivitas geologi, tempat kelahiran Björk ini memiliki gletser berkilauan, air terjun cantik, dan pemandian air panas. Selain terdapat arena konser terbuka superluas di Laugardalur Park tempat Björk pernah tampil di depan lebih dari 15.000 orang, biasanya Björk melewatkan malam di Boston, bar favoritnya yang terletak di kawasan perbelanjaan Laugarvegur, atau berendam di Vesturbæjarlaug, kolam air panas yang menjadi tempat kegemaran mantan vokalis The Sugarcubes ini untuk bersantai. Reykjavík juga memiliki Taman Nasional Thingvellir yang terkenal sebagai tempat untuk melihat Aurora Borealis mulai Oktober hingga Februari, selain Walk on the Ice Side, tur terpopuler di Islandia, yang mengajak peserta mengagumi keindahan gletser Eyjafjallajökull yang menutupi gunung berapi (masih aktif, terakhir meletus 2010) dan Sólheimajökull yang membentang dari gletser Mýrdalsjökull hingga menuruni dataran berpasir di pesisir selatan Islandia. (Akses: Dari Jakarta, Qatar melayani penerbangan ke Reykjavík dengan transit di Doha dan London)

 

Singapura

 

“If you can’t think because you can’t chew (gums), try a banana.” (Lee Kuan Yew)

 

Kemajuan Singapura tak bisa lepas dari peran besar Lee Kuan Yew, Perdana Menteri Singapura pertama yang menjabat pada 1959, yang menerapkan pemerintahan otoriter demi kestabilan sosial politik dan pembangunan negara untuk mewujudkan ketertiban, melaksanakan pasar ekonomi terbuka, dan pemerintahan yang bebas korupsi. Meski mungil dan minim sumber daya alam, kini negara dengan lima juta penduduk ini telah menjadi pusat perdangan internasional, selain juga tujuan wisata belanja dan hiburan kelas dunia. Mulai dari berbelanja di Chinatown, Kampong Glam, dan Orchard Road; berkunjung ke museum unik ArtScience; bermain di Universal Studios Singapore; bertemu hewan nokturnal di Night Safari; bersenang-senang di bar terpopuler di Singapura, Zouk; berjumpa idola dan musisi favorit yang menyelenggarakan konser di Esplanade Concert Hall, MasterCard Theatres, dan Fort Canning Green; hingga berpesiar dari Singapore Cruise Center ke berbagai destinasi di Asia – semua bisa dilakukan di Singapura. (Akses: Penerbangan langsung dari Jakarta ke Singapura tersedia setiap hari dilayani oleh Garuda Indonesia, Singapore Airlines, KLM, Lufthansa, Lion Air, Tigerair, Jetstar Airways, dan AirAsia)