TOP

25 Ideas to Celebrate Love

Sejumlah destinasi berikut ini tak hanya menawarkan suasana unik (pemandangan indah sudah pasti), namun juga dapat mengubah pandangan seseorang akan sebuah tempat romantis.

1. Bhutan
Tak ada yang lebih pas untuk memulai awal pernikahan ke sebuah negara yang dinyatakan paling bahagia sedunia. Terletak di ujung selatan Pegunungan Himalaya, walau medannya menantang, namun di sini jugalah para pasangan yang menyukai kegiatan luar ruang dapat menikmati bersepeda gunung, mengarungi jeram di sungai, memanjat tebing, atau sekadar menikmati pemandangan sambil memancing. Yang pasti, jangan lewatkan perjalanan ke Paro Taktsang Monastery yang terletak persis di tepi tebing jurang, atau berkuda melalui Bumthang yang dijuluki Swiss-nya Bhutan dengan lembah-lembahnya yang cantik dan memiliki banyak kuil dan desa yang tersembunyi. Kalaupun ingin melewatkan waktu bersama dengan sekadar rileks dan menikmati pemandangan, Bhutan juga memiliki akomodasi yang bervariasi, mulai dari fasilitas camping mewah hingga hotel-hotel butik berlatar hutan dan pegunungan.

2. Bruges, Belgia
Dijuluki Venesia dari Utara karena kanal-kanal yang membelahnya, kota kecil di barat laut Belgia ini merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO sejak 2000 karena memiliki pemukiman yang keadaannya tak berubah sejak abad pertengahan. Menyesatkan diri di gang-gang berbatunya pun kerap menghadirkan kejutan yang menjanjikan pengalaman bulan madu tak terlupakan. Selain berkeliling kota naik kereta yang ditarik kuda, dapat juga melewatkan hari dengan menjelajahi kanal naik gondola yang melewati sejumlah gereja dan bangunan menawan. Penjelajahan dapat dimulai dari Quai of the Rosary yang disebut-sebut sebagai tempat paling fotogenik di Bruges berkat deretan rumah berarsitektur klasik, kemudian di sore hari, duduk-duduklah di Minnewater Lake yang berjuluk Danau Cinta karena tempat ini berhiaskan bunga warna-warni, terutama di musim semi dan panas, serta angsa-angsa liar yang membuat siapapun langsung ingin mengeratkan dekapan.

3. Istanbul, Turki
Berpesiar di Selat Bosphorus menjelang matahari terbenam untuk mengamati perubahan warna langit yang dihiasi julangan kubah dan minaret masjid dengan lampu-lampu kota yang mulai menyala merupakan kegiatan touristy yang seketika menjadi romantis ketika dilakukan bersama pasangan. Istiklal Street di Beyoglu yang dipenuhi bangunan neoklasik dan Art Noveau juga menebarkan suasana mirip Galleria Vittorio Emanuele II di Milan, sementara Galata Tower dan Maiden’s Tower memiliki restoran di puncak menara untuk bersantap dengan panorama kota dari ketinggian. Bila ingin menjauh dari keramaian, naiklah feri ke Prince Islands dan melewatkan seharian penuh dengan berjalan kaki sambil menikmati es krim khas Turki, bersepeda, lalu berkeliling pulau naik kereta kuda, dan berfoto di depan salah satu vila Art Nouveau dari abad 19 yang cantik. Di sore hari, dakilah Bukit Aya Yorgi untuk menikmati matahari terbenam sambil menyesap wine.

4. Danau Inle, Myanmar
Tak hanya merupakan danau kedua terbesar di Myanmar, kawasan di sekitar Inle yang dihuni suku mayoritas Inta, Pa’O, dan Palaung ini juga menawarkan panorama yang menawan. Di satu sisi, danau ini dihiasi deretan pagoda putih, sementara di sisi lain terdapat kampung terapung dengan kebun-kebun di permukaan air. Kampung nelayan inilah yang menjadi daya tarik utama, terutama ketika sedang banyak digelar festival setiap September hingga Januari. Jangan lewatkan sejumlah pagoda, seperti Kakku yang merupakan salah satu monumen kuno terbesar di Asia serta Phaung Daw Oo Pagoda yang merupakan bangunan paling suci di Inle. Wisatawan juga dapat mampir ke desa tenun Inn Paw Khon dan rumah-rumah para tukang kayu di Nam Pan Village untuk membeli suvenir, atau sekadar menikmati ketenangan danau sambil melihat aktivitas nelayan ketika matahari terbit.

5. Kyoto, Jepang
Kyoto meniupkan suasana santai dengan pemandangan yang seketika mengingatkan akan film-film Jepang klasik, berhubung warganya masih banyak yang tampak mengenakan kimono. Setiap sore pun di kawasan Gion masih tampak geisha dan maiko (geisha yang sedang magang) berjalan ke tea house tempat mereka bekerja. Untuk pengalaman unik, pilihlah jenis penginapan ryokan di mana para tamu harus tidur di atas futon, mengenakan yukata, dan menikmati kaiseki (hidangan lengkap menu tradisional Jepang) untuk makan malam, selain mendaftarkan diri untuk belajar membuat sushi dan tempura di WAK. Institusi ini juga menawarkan kursus kaligrafi, upacara teh, mencicipi sake, dan mengenakan kimono untuk kemudian berjalan melalui ribuan gerbang oranye di Fushimi Inari Shrine; mengeksplor Nishiki Market; melihat sunset di Kiyomizudera yang menyajikan pemandangan Kyoto dari ketinggian; menyusuri kanal Okazaki di musim semi untuk melihat sakura; serta menuju Arashiyama untuk berfoto dengan latar hutan bambu dan mencicipi es krim rasa bunga sakura di musimnya.

* Baca selengkapnya di majalah Panorama edisi Januari – Februari 2017.
Teks: Melinda Yuliani