TOP

Delightful Istanbul

“Go for the history, but stay for the food,” begitu perkataan orang Turki yang koleksi kulinernya membelalakkan mata, berkat letaknya di persimpangan banyak budaya, selain hasil dari sejarah kolonialisasi yang terentang selama ribuan tahun.

Entah bagaimana pembicaraan kami sehingga sampai kepada topik tentang Turkish Viagra. “If you take, you can make love five times during the night!” begitu kata Mustafa sambil tak pernah membiarkan gelas teh di tangan saya kosong. Masyarakat Turki mengaitkan merek Viagra keluaran perusahaan Pfizer dengan buah ara yang berisi kacang walnut yang memang memiliki khasiat untuk membangkitkan gairah seksual pada pria. Harga Turkish Viagra ini sekitar 25-35 lira (150.000-200.000 rupiah) per kilogramnya. Iseng, saya membelinya dan ternyata Turkish Viagra ini tak hanya bertekstur renyah, namun rasanya juga manis. Bahkan anak-anak bisa ikut mencicipi karena rasanya yang lezat.

Ketika terbang dengan Turkish Airlines menuju Istanbul, penumpang dibagikan sekantong hazelnut bertuliskan “Mucize kuruyemi findik diyan Turkiye” yang dalam bahasa Inggris diartikan “The miracle hazelnut comes from Turkey”. Turki ternyata terkenal dengan produksi hazelnut-nya yang tumbuh di pesisir Laut Hitam selama lebih dari 2.000 tahun. Nilai ekspor Turki ke luar negeri bisa mencapai ratusan juta dolar AS berkat hazelnut ini. Saya terkesan bagaimana hal sederhana seperti kacang dapat bercerita banyak tentang sejarah Turki, sekaligus merepresentasikan keunikan negara ini.

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

Selengkapnya baca di Majalah Panorama edisi November-Desember 2013

Teks: Melinda Yuliani