TOP

Meracik Jamu Mocktail

Menurut penelitian, alam Indonesia memiliki sekitar 6.000 tanaman herbal yang menjadi bahan dasar jamu – minuman tradisional dari bahan alami yang memiliki khasiat bagi kesehatan dan kesegaran tubuh. Sayangnya, banyak dari kita terutama generasi muda kurang tertarik untuk mengonsumsi jamu, alasan utama karena rasanya yang pahit atau terlalu asam. Berangkat dari fakta ini, Suwe Ora Jamu, kedai jamu yang sudah berdiri sejak 2013 silam, mengadakan kelas pelatihan jamu mocktail, minuman jamu yang dikreasikan sedemikian rupa sehingga menghasilkan cita rasa baru, berbeda dari rasa jamu yang biasa kita konsumsi.

Kelas pelatihan jamu mocktail diawali dengan pengenalan bahan-bahan yang digunakan untuk keperluan membuat jamu tradisional, yakni bumbu-bumbu dapur seperti jahe, kunyit, temu lawak, biji pala, sereh, daun jeruk, jeruk nipis, kayu manis, rosela, kencur, dan lain sebagainya. Sebagai penambah rasa, disertakan bahan-bahan segar, seperti daun basil, daun mint, daun thyme, daun rosemary, dan stroberi. Untuk bahan dasar campuran jamu, kita hanya perlu menyiapkan air rebusan rosela atau kayu manis.

Dalam satu sesi pelatihan, peserta akan diajarkan sekitar lima resep jamu mocktail, yang kesemuanya mudah dan cepat pembuatannya. Salah satu resep yang dibuat adalah Energizing Antioxidant Potion, yang mengunakan rosela, stroberi (1 mangkuk), dan basil (10 daun) sebagai bahan utama. Ketiga bahan dipotong halus, kemudian dicampur dengan air rebusan rosela (300 cc) dan es batu menggunakan blender atau botol shaker. Masing-masing teknik memberi rasa berbeda, jika menggunakan blender, seluruh bahan akan tercampur sempurna, sedangkan jika menggunakan botol shaker, Anda bisa menikmati rasa otentik jamu mocktail tersebut. Jika berminat untuk berpartisipasi dalam kelas pelatihan jamu mocktail, kunjungi situs Suwe Ora Jamu untuk informasi selengkapnya.

Istilah jamu sudah muncul sejak zaman Jawa Baru di abad ke-15 dan 16, yang berasal dari kata djampi (bahasa Jawa Kromo Inggil) yang berarti penyembuhan menggunakan ramuan obat-obatan dan ajian, dan kata oesodo yang berarti kesehatan. Pada masa itu, seorang peracik jamu, yang disebut acaraki, mesti melakukan ritual khusus, yaitu dengan berdoa dan berpuasa sebelum membuat jamu.