Tip Memotret Situs Bersejarah
Mengunjungi peninggalan bersejarah Indonesia adalah kesempatan yang membanggakan. Untungnya kata-kata dapat digantikan dengan bahasa gambar, sehingga sebelum mengabadikan bangunan bersejarah, silakan simak tip berikut ini.
1. Bangun lebih pagi. Memotret arsitektur tidak cukup satu hari karena tergantung cuaca, selain foto terbaik biasanya didapat di pagi hari ketika cahaya matahari tepat mengenai bangunan dengan latar langit biru.
2. Gunakan lensa wide untuk mendapatkan keseluruhan bangunan, terutama yang memiliki range 12 mm hingga 18 mm. Jika menggunakan kamera pocket atau smartphone, gunakan fitur Panorama.
3. Gunakan f/14 untuk mendapatkan detail yang tajam.
4. Foto bangunan cenderung membosankan, karena itu tambahkan unsur lain untuk menghidupkannya. Cari angle unik, seperti refleksi genangan air atau danau yang ada di sekitar bangunan.
5. Bangunan bersejarah umumnya tinggi dan megah. Gunakan skala dengan menambahkan orang di sekitarnya. Caranya tentu dengan bersabar menunggu sampai ada yang melintas. Cari tahu juga bila ada atraksi tarian di sana.
6. Sebelum memotret, pelajari dulu sejarah bangunannya. Hal ini berguna untuk mencari angle yang kreatif.
7. Mainkan distorsi. Memotret dengan lensa wide terlalu dekat ke bangunan akan menciptakan efek distorsi yang dramatis. Namun tentu distorsi ini masalah selera. Bagi yang tidak suka, cukup mundur sampai posisi bangunan sejajar dengan mata.
8. Gunakan ISO rendah untuk mengurangi noise. Selalu gunakan setting RAW atau JPEG superfine agar detail dan ketajaman sempurna.
9. Gunakanlah tripod agar detail tertangkap secara tajam, selain untuk bereksperimen dengan HDR (High Dynamic Range) yang dapat dijadikan trik jika cuaca sedang tidak bersahabat. Cara menghasilkan gambar HDR cukup dengan menggunakan fitur bracketing alias penggabungan foto over exposure +1, normal, dan under exposure -1 yang kemudian digabungkan menggunakan Photoshop di komputer.