
Wisata Pagoda di Yangon
Walau sudah tidak menjadi ibu kota Myanmar, Yangon tetap menunjukkan kapasitasnya sebagai kota besar di Negeri Seribu Pagoda ini. Myanmar yang makin terbuka dengan para wisatawan internasional kerap menjadikan Yangon sebagai gerbang masuk sebelum mengeksplor kawasan lainnya di Myanmar lebih lanjut. Mengunggulkan destinasi pagoda, terdapat beberapa nama yang populer di kalangan wisatawan.
Yang pertama dan terutama adalah Shwedagon Pagoda yang megah. Pagoda ini merupakan salah satu situs Buddha paling suci dan mengagumkan dengan tinggi 110 meter. Shwedagon Pagoda dilapisi emas dan di bagian stupa ditutupi 4.531 berlian, dengan berlian terbesar diperkirakan 72 karat. Selain memiliki kuil-kuil di beberapa sudut, terdapat empat pagoda kecil yang menghadap empat arah mata angin, serta 64 pagoda lainnya yang tersebar di seluruh area. Senja adalah waktu terbaik untuk mengunjunginya, meski risikonya Anda mesti berdesakan dengan pengunjung lainnya yang kebanyakan memilih waktu kunjung yang sama.
Pagoda berikutnya adalah Sule Pagoda. Terletak di jantung kota Yangon, atau dekat dengan Maha Bandula Park, Sule Pagoda memang tidak sebesar Shwedagon, sehingga Anda akan lebih nyaman untuk mengitarinya. Sule Pagoda sudah berusia lebih dari 2.000 tahun dan dipercaya pagoda ini menyimpan helaian rambut sang Buddha. Jika mengunjungi Sule Pagoda yang berbentuk segi delapan ini, Anda bisa sekalian menikmati wisata kota tua melalui bangunan-bangunan klasik yang letaknya berdekatan, seperti Yangon City Hall dan High Court Building.
Kemudian ada Botahtaung Pagoda yang diberi nama dari pemimpin pasukan militer yang mengawal misi membawa helaian rambut yang dipercaya milik sang Buddha dari India menuju Myanmar. Misi suci ini terjadi 2.000 tahun silam. Terletak dekat Sule dan Shwedagon Pagoda, pagoda ini kerap mengadakan festival, terutama di musim kemarau, seperti kontes menenun dan memasak htamane, makanan tradisional Myanmar yang dibuat dari beras ketan dengan kacang dan kelapa.
Saat mengunjungi pagoda-pagoda di Yangon dan Myanmar, ada beberapa aturan yang mesti diperhatikan. Pengunjung mesti berpakaian sopan (tidak diperkenankan mengenakan atasan tangan pendek dan mesti memakai bawahan yang menutupi lutut) dan dilarang mengenakan alas kaki ketika menelusuri pagoda (alas kaki bisa dititipkan di rak sepatu yang biasa terdapat di bagian depan pagoda). Selain itu, mereka mesti menghormati umat yang sedang menjalankan ibadah, karena pagoda-pagoda ini masih digunakan setiap harinya oleh warga lokal. Mengingat temperatur di Yangon bisa mencapai 40 derajat Celsius, sebaiknya Anda mengunjungi pagoda di pagi hari hingga sebelum tengah hari, kemudian dilanjutkan dari sore hingga menjelang malam.
Menyadari peluang wisata yang makin meningkat, GCP Hospitality yang mengoperasikan Hotel G dan sudah memiliki jaringan bisnis properti di Singapura, Bangkok, Pattaya, San Fransisco, Hong Kong, Shenzhen, Beijing, Perth, dan Seoul akan membuka Hotel G Yangon pada September 2017. Berdiri di salah satu distrik yang berkembang, Yaw Min Gyi, Hotel G Yangon hanya beberapa menit berkendara dari Shwedagon Pagoda dan kawasan kota tuanya yang dipenuhi dengan bangunan-bangunan kolonial.
Hotel G Yangon akan dilengkapi 85 kamar dengan rentang luas 15 meter persegi hingga 30 meter persegi, dengan empat tipe kamar, yakni Good, Great, Greater, dan Greatest. Masing-masing kamar akan didesain bertema kayu, kontras dengan warna-warna cerah yang melapisi dinding dan juga karya seni bergaya grafis modern. Keunggulan lain dari Hotel G Yangon adalah layanan teknologi intuitif, konektivitas Internet yang supercepat, dan sejumlah fasilitasnya yang memadai, seperti Babett Eatery & Bar yang trendi serta pusat kebugaran yang beroperasi sepanjang hari.